Putih Abu #Spesial 09 (Kita pt.3)

320 37 14
                                    

"Uhuk-uhuk." Chenle batuk karena menghisap benda itu rasanya sangat asing untuk mulutnya.

Di sisi lain Haechan mengangguk, tangannya bergerak mengoper vape ke genggaman Jaemin. "Enak... kagak ada bau rokok sama sekali dah, sumpah." Ia menatap Jaemin dan mengutarakan kalimat jujur yang terdengar sangat meyakinkan.

Awalnya Jaemin tertarik karena Eric bilang vape berbeda dengan rokok, tidak mengandung tembakau dan mengeluarkan asap berupa uap air bagaikan meniup gas yang dihasilkan dengan bantuan daya listrik, tapi Jaemin ragu untuk mempercayai hal tersebut karena dalam buku kedokteran yang telah ia pelajari, tubuh tidak membutuhkan benda seperti vape untuk membuat organnya berkembang sehat.

Akhirnya Jaemin mengoper vape tanpa mencicip terlebih dahulu, Jeno yang menerimanya jadi bingung sebenarnya vape memang aman atau sama saja seperti rokok pada umumnya. "Ini bener bukan rokok elektrik nih? Sumpah kagak ada tembakau atau zat nikotin kayak di rokok batangan gitu?" Ia memastikan sekali lagi sebelum benar-benar memilih menghisap vape.

Eric mengangguk, tangannya mengetik sesuatu di ponsel. "Nih, lo baca aja di google... dokter aja udah ngasih lisensi aman kok, bahkan perokok aktif banyak yang jadi sehat kalau ganti ke vape. Karena emang gak bahaya, liquidnya aja rasa buah atau ada yang sayur cuma kayak jus gitu... sekali ngisep gak bakal langsung kecanduan sih, karena kan gak ada zat yang bikin mau-mau lagi."

Setelah panjang lebar Eric menjelaskan, Renjun beranjak dari sofa, ia merebut vape dari tangan Jeno dan menghisapnya tanpa banyak basa-basi. Asap kembali memenuhi ruangan saat Renjun berhenti menghisap. "Anjing, kenapa masuk ke hidung? Begitu bukan sih cara ngisepnya?" Ia menyerahkan vape kembali ke tangan Jeno, tangannya sibuk mengusir asap dari wajahnya.

Eric tertawa. "Lepasin aja kalau abis ngisep... itu karena lo tahan makanya keluar dari hidung dulu sebelum mulut lo dibuka." Jelasnya, kali ini melirik Jeno yang hanya diam memperhatikan Renjun dengan vape dalam genggaman. "Ayo, gapapa... kapan lagi jadi anak bandel kalo bukan sekarang."

Mendengar tekanan dari Eric sepasang mata Jeno menatap lekat vape di tangannya. "Yah, kalo emang gak bau kayak rokok biasa sih... gue gapapa." Akhirnya ia menghisap vape tersebut dengan kuat lalu mengeluarkan asap dari mulut tanpa terlihat kaku. "Kok iya sih, wangi buah?" Dengan santainya Jeno menghisap sekali lagi vape milik Eric membuat asap semakin tebal.

Prok prok prok

Eric bertepuk tangan bangga. "Jeno jago juga... gue gak tau yah seorang Jeno bisa sesantai itu nge-vape, padahal baru pertama kali." Ujarnya.

"Emang beneran enak anjir, kayak bukan ngisep rokok." Haechan meraih vape di tangan Jeno dan menghisapnya untuk yang kedua kalinya. "Jaem, yakin gak mau? Bayangin aja lagi makan permen."

"Coba." Jaemin tertarik karena tidak percaya pula akan kelakuan Jeno yang tiba-tiba berani.

"Gue minta lagi abis Jaemin." Tutur Renjun.

"Nanti mampir ke vape shop aja coy, gue juga mau beli liquid yang rasa lain... yang ini udah mau abis." Eric semakin bersemangat, ia senang teman temannya cocok dengan seleranya.

Chenle meneguk minuman kaleng karena tidak bisa menghisap sesuatu yang rasanya asing itu. "Emang berapa harganya, Rik? Coba rasanya jangan buah anjir, kaget, kayak bocah." Tuturnya.

Spesial; Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang