8. Delapan

1.8K 187 21
                                    

'Sikap dia itu kaya air, tenang tapi mematikan. Jadi lo harus hati hati jangan sampai lengah sedikitpun.'

****

8. Berdua.

Kelas 11 IPS 3 kini berada di lapangan, mereka sedang pelajaran olahraga. Mereka menyebar di sekeliling lapangan basket outdoor.

Zio, Sinang dan Algiralan sedang mendribel bola basket, mereka bermain sebelum Pak Dodo— guru olahraga datang. Sedangkan para siswi kelas memperhatikan mereka bertiga. Oh tidak dengan ketiga gadis angkuh itu, siapa lagi kalau bukan Sandra, Jihan, dan Mona.

Mereka bertiga sedang duduk di bawah pohon rindang. Supaya mereka tidak terkena terik sinar matahari.

"Setelah ini apa yang bakal kita lakuin?" tanya Jihan kepada kedua sahabatnya.

"Lakuin apa? Bahkan kita belum dapet apa apa kalau lo lupa." ujar Mona.

Jihan menghela nafas, "bener juga sih, harus pakai cara apa supaya dapetin bukti bukti yang kita cari."

"San?" panggil Mona seraya menepuk pundak Sandra.

Sandra yang sedang melamun, melihat kearah lapangan tersentak kaget dan menatap Mona kesal. "Lo ngapain liatin lapangan terus?" tanya Mona.

"Lagi liatin pacar nya tuh." sindir Jihan.

"Kata nya gak mau, kemarin gak ngakuin sekarang diliatin terus." lanjut Jihan.

"Bacot, gue lagi gak liatin siapa siapa!"

"Lagu lama."

"Udah nerima kalau dia sekarang udah jadi pacar lo?" ledek Mona.

Sandra menatap tajam Mona, yang di tatap hanya terkekeh geli, "gak akan, gila lo!"

"Halah, ngaku aja kali. Ganteng tuh orang, bisa lah memperbaiki keturunan." ujar Jihan semakin menjadi seraya memperhatikan Zio yang sedang bermain basket bersama sahabatnya.

"Biasa aja." ujarnya datar.

"Alah ngeles mulu." Jihan semakin menjadi menggoda Sandra.

Prit

Suara peluit pak Dodo yang nyaring sampai di koridor kelas terdengar.

"Ayo baris dengan rapi, kita pemanasan dulu." perintah Pak Dodo.

"Mona, Jihan, Sandra ayo cepat baris ke lapangan." ucap Pak Dodo saat melihat ketiga muridnya belum berbaris. "Ayo kalian cepat, jangan buang buang waktu."

"Sabar napa, Pak, sabar. Sabar pantatnya lebar." ujar Jihan dengan senyum terbit di bibirnya.

"Ngomong apa kamu?" Pak Dodo menatap tajam Jihan.

"Saya ngomong apa ya, Pak?" tanya nya dengan polos.

"Ck, sini kalian mimpin pemanasan." pinta Pak Dodo.

"Yang lain aja, Pak. Kenapa harus kita?" tidak terima Mona.

"Kalian telat baris."

"Alasan apaan itu." gerutu Jihan.

Mona dan Jihan sibuk menggerutu, sedangkan Sandra hanya diam seraya bersedekap dada.

"Ayo cepat!"

"Sabar napa sih, Pak, gak sabaran banget jadi cowo." ngelantur Jihan.

"CEPAT PEMANASAN ATAU NILAI KALIAN SAYA POTONG?" teriak Pak Dodo.

"Tinggal di lem aja." sahut Sandra santai.

Zion : My Boyfriend is PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang