13. Tiga Belas

1K 99 20
                                    

'Apapun yang dilakukan itu pasti ada alasannya,'— Bagas Hintabiu.

****

13. Penasaran

Semilir angin yang menerpa kedua wajah yang hampir sempurna itu. Angin siang yang menyejukkan, serta teriknya panas matahari menjadi pelengkap kedua insan yang berada di atas rooftop sekolah mereka. Kedua remaja yang berbeda gender saling menatap lurus di bawah arah lapangan sekolah yang ramai dengan siswa siswi bermain di tengah lapangan.

Salah satu di antara mereka mengalihkan penglihatan nya kepada orang yang berada di sampingnya ini dan menatap nya dengan senyum smrik andalannya.

"Ternyata cowo kaya lo juga bisa bergosip ya?" ujar Sandra mengejek.

Zio hanya diam mendengar ejekan dari Sandra. Zio tetap menatap lurus lapangan sekolahnya yang menurut dirinya lebih menarik dari pada gadis disampingnya ini.

"Lo mau cari sesuatu tentang Lita? Saran gue mending nggak usah, buang buang waktu aja," ucapan Sandra masih tak di tanggapi oleh Zio yang masih fokus pada lapangan.

Sandra tersenyum smrik dan mendekatkan wajahnya pada telinga Zio, "karena nggak akan ada hasilnya juga kalau lo cari tau," bisiknya pada Zio, Sandra langsung menjauhkan wajahnya pada Zio.

Zio sedikit tertarik dengan ucapan Sandra yang membuat dirinya penasaran, "kok lo tau? Berarti emang ada apa-apa sama anak baru itu?" kata Zio menelisik.

'Bagus, San,' ujar Sandra dalam hati.

Sandra mengedikan bahunya acuh, "cuma nebak aja, karena Lita bukan siapa-siapa yang harus lo cari tau,"

Zio terkekeh kecil, ia maju satu langkah mendekati Sandra. Zio tersenyum aneh membuat Sandra was-was di buatnya, "lo cemburu kalau gue cari tau tentang cewe lain?"

Sandra membelalakkan matanya mendengar ucapan Zio yang sangat aneh menurut nya, "dih ganteng kali lo? Ngapain juga gue cemburu, nggak guna banget,"

"Lo ngaku kalau lo cemburu, gue nggak akan ngasih lo hukuman,"

"Hukuman apaan anjing?" bingung Sandra. "Dan ya, gue nggak cemburu sama sekali, lo siapa sih sampai harus gue cemburuin?"

Zio terdiam sejenak, ia menatap mata Sandra. "Lo boongin gue,"

Sandra semakin bingung arah pembicaraan Zio, "boongin apa sih?"

Zio terkekeh sinis, "lo emang nggak ada rasa bersalah sama sekali?"

"Bisa nggak sih kalau ngomong itu to the point, nggak usah basa-basi. Gue nggak ngerti apa yang lo omongin,"

Zio mendekati Sandra, ia berbisik, "kalau gitu tunggu hukuman lo, sayang,"

****

Motor sport warna hitam itu melaju kencang di jalanan, jalan yang sepi tanpa ada pengendara lain yang lewat membuat dirinya semakin melajukan kecepatannya. Langit yang gelap dan jalanan yang sepi tanpa ada lampu selain lampu dari motonya sendiri tak membuat pengendara itu merasa takut.

Si pengendara itu berhenti di tengah-tengah jalan tersebut. Menstandarkan motornya dan berdiam diri di atas motornya. Ia melepas helm yang ia kenakan dan ia letakan di atas tanki nya, setelah nya ia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena memakai helm tadi.

Zio, si pengendara itu menghela nafasnya kasar. Entah mengapa isi otaknya saat ini isinya hanya Sandra. Perempuan yang membuat dirinya tertarik karena keberanian nya.

Zion : My Boyfriend is PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang