Dia sudah batuk kelopak bunga penuh empat bulan setelah kejadian itu membuat Akkun, Takuya, Makoto serta Yamagishi waspada, yang telah mendengar pukulan dan derunya yang mengerikan tetapi tidak melihat bunga sebenarnya yang jatuh dengan anggun ke tanah dengan setiap batuk. Takemichi akan segera menutup mulutnya dengan sapu tangan yang dia selalu bawa sekarang dan mengatakan kepada mereka bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan —hanya terkena flu.
Hari pertama sekolah menengah benar-benar bisa di katakan berjalan dengan baik.
Takemichi satu kelas dengan Chifuyu, Hakkai bersama empat temannya yang lain.
"Na, Takemichi... Mau nongkrong?"
Akkun melirik kepadanya ketika bel pulang berdering memenuhi sekolah. Takemichi mengangguk, "Kemana ini?"
"Arcade, baik-baik saja dengan itu?"
"Mn, Ayo!"
Takemichi mengikuti Akkun dari belakang, diikuti Takuya dan lainnya.
Mereka tiba disana hampir lima belas menit berlalu karena berjalan kaki. Seharusnya itu hari-hari biasa dimana sekarang Takemichi menghindari Mikey.
Tapi keberuntungannya habis, Pria itu selalu ada dimana-mana. Berjalan berdampingan dengan Senju, tertawa lepas bersama, jelas menertawakan lelucon yang sama.
Dibelakang Emma dan Draken juga mengikuti pasangan itu. Paper bag di lengan masing-masing pria. Akkun melihatnya juga, dia lantas melirik Takemichi. "Haruskah kita sapa mereka?"
"Kenapa kau harus bertanya padaku?"
"Kalian bukannya akrab?"
Takemichi berkedip perlahan, lalu menertawakan ironi itu. Ia ingin berbicara bahwa, kami lebih dari akrab.
Siapa yang mati bersama di time line terakhir?
Takuya menunjuk, "Lagipula siapa yang bersama Mikey?"
"Ah, kekasihnya. Senju."
Yamagishi menatap, "Tunggu. Maksudmu Senju 'yang tak tertandingi' ?"
Bahkan Brahman di time line ini juga ada. Jika Yamagishi yang mengkonfirmasinya sendiri seperti itu.
"Yabai! Bukankah mereka cocok, sama-sama kuat?" Makoto ikut menimpali, mengintip dari balik tubuh Akkun dan Takemichi.
"Menurut kalian begitu?" tanyanya.
"Tentu saja," kata Makoto dan Yamagishi serentak.
Takemichi menggosok lehernya, tersenyum palsu. "Begitu."
Beruntung Takuya dan Akkun meminta mereka segera masuk ke dalam arcade. Dan Takemichi yang terakhir masuk, menatap Mikey serta Senju untuk terakhir kali. Senyumnya luruh dengan sendirinya, mengulang ucapannya. "Begitu..."
Mereka bersenang-senang, tapi bukan dirinya. Setengah jam disana, Takemichi izin untuk pergi ke toilet. Batuknya kembali datang sebanyak dia membayangkan wajah Mikey yang tampan serta antusias bersama Senju yang cantik dan mempesona.
Takemichi tidak menyadari bahwa Akkun telah mengikutinya hingga ke kamar kecil.
Akkun berdiri di depan pintu kamar mandi, wajahnya mengerut karena Takemichi terbatuk-batuk dengan parah, tak menyembunyikan diri lebih lama dia mulai berbicara kepada Takemichi.
"Takemichi, sepulang dari sini. Apakah kau ingin aku menemanimu ke dokter?"
Ada suara air, lalu batuk kering sebelum Takemichi mulai menjawab sembari membuka pintu. "Maaf membuatmu khawatir Akkun, Tapi aku baik-baik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL [MaiTake] -TAMAT✓
Fanfiction[Tamat + Ekstra II] Alternate-Universe [Boyslove] Angst Hurt No Comfort