6/10

1.6K 311 45
                                    

Takemichi bangun batuk darah dan bunga lagi.

Semuanya menyakitkan.

Takemichi menatap wajahnya dari cermin, mengusap mulutnya dengan air kembali sebelum mencuci mukanya juga, semalam dia bahkan hanya tidur sebentar karena rasa sakit di paru-parunya.

Dia keluar setelah mengasihani dirinya sendiri, wajah layu, dibawah mata menghitam dan tulang pipinya hampir tajam.

Takemichi keluar dari kamar dan menemukan kesunyian di dalam tempat. Dia menggunakan setiap sedikit tekadnya untuk menjaga tangannya agar tidak gemetar. Apakah Ibunya juga meninggalkannya?

Takemichi panik.

Bukankah itu sudah cukup? Apa lagi dari dia yang tersisa untuk diberikan?

Apa lagi yang diinginkan dunia darinya?

Dia panik.

Panik.

Panik.

Matanya kosong dengan jantung yang berdebar kencang, nafas setengah yang dia keluarkan akibat penyakitnya membuatnya semakin menyedihkan.

Tanpa tahu bahwa dia keluar dari balkon dan telah memanjat di atas pagar.

Langit biru itu indah, angin mengguncangnya sejuk, Surai hitamnya tersapu dan menggelitiknya. Inikah yang dirasakan Mikey saat terjun dari atas gedung bowling?

Takemichi tersenyum lebar, lebih baik mati sekarang. Otaknya mereset kalimat seperti itu. Dan hatinya mengizinkannya, toh... Tidak ada yang menginginkan dia lagi.

Takemichi sekarang terkekeh geli, kegilaan mengambilnya. Depresi berat, dark Impulsive ringan semuanya ia miliki.

Naho-sensei yang mengobatinya, kini kembali dihadirkan padanya. Dalam keadaan rentan tanpa seorang pun tahu, bahkan Ibunya sendiri.

Keduanya terikat sumpah untuk membawa ini hingga ke liang kubur, pasti hanya Hanahaki Byou yang ibunya ketahui.

Takemichi keluar dari trans-nya saat Ibunya datang dari belakang, menjerit keras untuk menghentikannya.

"Takemichi..."

Ibunya memanggil dengan suara halus, memintanya untuk berhati-hati disana.

Takemichi menangis, aku kira ditinggalkan lagi.

Tapi bunuh diri sekarang tidaklah buruk. Otaknya kembali melesatkan kata-katanya.

Takemichi tertawa riang, mati karena bunuh diri dan mati terbaring di ranjang rumah sakit semuanya sama saja.

Ironi ini.

Dia jatuh dalam pelukan Ibunya yang menangis begitu hebat dan keras. Pelukannya sangat erat dan dia sangat terguncang.

Maafkan aku, Kaasan.

.

Setelah pagi yang mengerikan, Takemichi diajak Ibunya untuk mengelilingi kota metro dengan berjalan kaki.

EPHEMERAL [MaiTake] -TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang