Sawaka Akira atau Takemichi memanggilnya Dokter Aki adalah teman Naho-sensei. Wanita itulah yang mengecek kondisinya sejak Naho-sensei merekomendasikannya.
Ini adalah kali kedua Takemichi memeriksakan diri usai tiga minggu dia mendapatkan hasil pertama. Itu adalah bulan Januari, angin dingin menusuk kulit, aroma desinfektan menguar dimanapun Takemichi melangkah sementara warna putih menjadi warna memuakkan tiap biru dimatanya melihat.
Setelah melihat hasil Rontgen di paru-parunya, Dokter Aki duduk kembali dan menghela nafas, telapak tangannya menggosok pelipisnya.
"Takemichi-kun... Apa yang akan kau lakukan?"
Tapi Takemichi yang memandang kearah jendela dari belakang kepala Dokter Aki dengan tersesat, matanya tidak fokus.
Dia tidak mengatakan apapun.
Dokter Aki menatapnya penuh perhatian, dia menghela nafas berat sebelum mengatakan padanya. "Yah, sebenarnya ada tiga pilihan. Yang pertama adalah, tentu saja, mengakui objek cintamu dan memintanya untuk membalasnya."
"Itu tidak akan terjadi," Takemichi langsung menolaknya.
"Kenapa tidak? Apakah tidak ada kesempatan untuk membalas? Skenario terburuknya adalah orang tersebut mengatakan tidak, dan kau masih memiliki dua pilihan lainnya."
Takemichi kini menatap wajah sang dokter. "Mikey-kun sudah memiliki kekasih."
"Dengar, dokter Aki," sahut Takemichi dan dokter itu menatapnya khawatir karena Takemichi pasti akan kembali menangis lagi seperti pertemuan pertama mereka, Naho-sensei kebetulan datang dan mengunci pintu segera saat Takemichi kembali berbicara. "Orang yang ku cintai ini...Aku sudah melakukan apapun untuk membuat dia di masa ini penuh kebahagiaan. Dan hanya karena aku, aku tidak mungkin mengacaukan hidup dan mimpinya lagi. Dia —Manjirou berhak bahagia."
"Dan kau tidak? Takemichi-kun... Kau jug—
"Aku belum selesai, tolong—" Ia menyela akhirnya menangis. Takemichi menunduk kecil serta menutup mulutnya. "Maaf dokter Aki, kau tahu... hal terakhir yang tidak aku inginkan saat ini adalah membuat seseorang merasa bersalah. Aku tahu dengan pasti, bahwa Mikey-kun di time line ini tidak menyukaiku, dia tidak merasakan hal yang sama. Dan itu hasil yang terbaik, tapi jika dia tahu, maka dia akan mencoba meyakinkan dirinya sendiri, dan aku tidak butuh belas kasihannya. Aku lebih baik mati. aku tidak bisa..." Takemichi mengatupkan rahangnya melihat bagaimana bunga Krisan putih itu ingin naik ke dadanya pada kata-kata berikutnya, "Aku tidak bisa memaksakan cinta semacam itu kepadanya."
Lagipula, pikir Takemichi, orang sepertinya tidak seharusnya bersama Mikey. Dia tidak menarik sama sekali, Senju yang bagus untuknya. Dia segalanya yang tidak Takemichi miliki.
Naho menepuk pundaknya saat Takemichi kembali menunduk. Dokter Aki menatap dengan sendu, ia mengerutkan bibirnya agar tangis tak datang dan bagaimana dia harus bersikap profesional, dia menegakkan bahu dan kembali berbicara. "Pilihan keduamu, tentu saja... adalah operasi. Ini adalah operasi torakotomi, seperti
Pneumothorax atau saat kami mengangkat kanker esofagus. Tetapi seperti yang diketahui kebanyakan orang, itu menghapus semua ingatanmu tentang orang yang kau cintai, dan efek samping umum seperti perasaan hampa dapat bertahan sampai setahun lalu kau melupakan semuanya hingga tak tersisa.""Tidak, aku menolak untuk ini." Mata biru Takemichi menatap ngeri.
Naho meremas lembut bahunya sekarang. Tubuh Takemichi gemetar, saat kembali mengulang percakapannya. "Aku tidak akan melakukannya. Apa pilihan ketiga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL [MaiTake] -TAMAT✓
Fanfiction[Tamat + Ekstra II] Alternate-Universe [Boyslove] Angst Hurt No Comfort