🔊“A soul for a soul.”
short-lived; transient: the mortal joy of childhood.A love story about Hanagaki Takemichi.
.
Pekerjaan Naho adalah sekelumit tentang kisah makhluk fana yang sama sepertinya. Tapi seumur hidupnya, kasus yang dia hadapi tidak pernah seekstrim ini.
Dia kira anak laki-laki cantik dengan kristal Lazuardi berkedip dihadapannya adalah korban pelecehan orangtuanya, tapi luka itu semuanya mengering dan sebagian adalah tembakan. Tidak mungkin ada manusia yang hidup setelah timah panas ditembakkan di dekat dadanya tidak mati, kecuali ucapannya adalah kebenaran.
Di hari itu, mungkin dia sendiri yang gila karena mempercayainya atau mungkin karena pekerjaannya yang membuatnya satu mengikuti lainnya mengingat dia dibayar untuk mendengarkan ucapan orang lain.
Tapi setelah mendengar secara keseluruhan, Naho seratus persen mempercayai pendengarannya, otaknya pun begitu.
Bocah 12 tahun dengan pipi tembam, raven berkilau lembut akhirnya resmi menjadi pasiennya.
"Naho-sensei, kau tidak perlu mengobatinya. Mereka sudah kering." Di balik pakaiannya, Takemichi meringis merasakan sengatan yang sama di kulit punggungnya saat obat luar di oleskan pada permukaan kulitnya yang rusak. Pengingat permanen masa lalunya terukir ke dalam dagingnya. Bekas luka peluru tampak seperti mereka akan memakan waktu cukup lama.
Mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan sensasi terbakar di wajahnya karena perhatian itu, Takemichi merosot kembali dan berdegup kencang saat suara tercekat tangis Naho membuatnya sadar untuk menutup apapun hingga cocoa lembut di mata psikolog-nya tidak melihat hal apapun.
"Tidak perlu ditutupi, Hero." Naho membukanya lagi dan menyelesaikan yang terakhir. "Aku harap bekasnya akan hilang seiring kau tumbuh lagi."
Takemichi berseru, "Mn, aku harap."
Saat mereka kembali duduk di meja konseling, Naho berbicara.
"Jadi Apa kau berhasil bertemu dengan Manjirou-mu, Mn?"
Pipi tembam Takemichi merona, mengalihkan pandangannya dari mata sang psikiater. "Mn, kami bertemu di bengkel Shinichiro kali ini."
"Dan berhenti menggodaku seperti itu, Manjirou bahkan tidak mengenaliku lagi."
"Takemichi, kau hanya harus berjuang lagi dari awal. Bukankah kau sudah menyelesaikan titik awal bencana? Sesuai permintaanmu, aku telah mengunjungi kediaman Hanemiya sebagai gantinya."
"Benar, aku akan berusaha!"
Seharusnya begitu.
Tapi tidak semua berjalan baik.
Satu persatu bekas lainnya datang, yang paling membuat parah dari semua itu adalah luka emosionalnya. Takemichi mengalami depresi yang berat, halusinasi ringan.
Rehabilitasi berjalan baik.
Dengan semua kenangan yang dia ceritakan, Naho meminta sahabatnya melukiskan satu persatu sketsa wajah Sano Manjirou sebagai informasi.
Mereka juga membicarakan Tachibana Hinata.
"Kau tidak menerimanya?"
"Aku tidak, entah kenapa. Aku hanya menganggap dia seperti sahabat."
"Tapi mereka mengira kalian berpacaran?"
"Mn, mereka semua mengira seperti itu. Tidak apa-apa, Naho-sensei, lebih baik seperti itu sehingga nama Hina tidak rusak karena di tolak oleh laki-laki sepertiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL [MaiTake] -TAMAT✓
Fanfiction[Tamat + Ekstra II] Alternate-Universe [Boyslove] Angst Hurt No Comfort