BAB TIGA BELAS

10.2K 816 9
                                    

Mengerjapkan kelopak mata gandanya yang terasa berat, wanita itu mengerutkan kening lantaran merasa ada yang membatasi ruang geraknya, melenguh pelan, ia memegang kepalanya yang terasa sedikit sakit.

Sembari mengedarkan pandangan, ia mengingat apa yang sudah terjadi namun ingatannya terhenti sampai dimana ia merasa isi kepalanya diaduk dalam tempo tak beraturan dan ia kehilangan kesadaran ... di kamar Jansen.

Beralih memperhatikan tangan yang terjulur dari kanan-kiri memeluk perutnya itu, Dera mengerjap, dengan penerangan lampu tidur yang temaram ia tak dapat melihat isi ruangan dengan jelas, namun ia tahu jika ia masih berada di kamar Jansen dan ketiga insan yang berada di sisi kanan serta kirinya ini adalah Jansen, Jean, dan Raiden.

Mereka nampak tertidur tenang, dengan napas teratur serta dengkuran halus yang terdengar. Tersenyum kecil, Dera merasakan hatinya menghangat. Mengulurkan tangan, wanita itu mengusap kepala mereka bergantian, lalu menarik napas panjang dan memejamkan matanya kembali.

Mungkin momen seperti ini belum tentu akan terjadi lagi nanti, oleh karena itu, Dera ingin menikmatinya selagi bisa.

Lalu keesokan paginya, Dera bangun lebih awal tanpa membangunkan atau mengusik tidur ketiga bocah laki-laki yang masih nampak pulas itu. Kembali ke kamarnya sendiri, Dera mengecek ponsel untuk memeriksa ada tidaknya pesan penting yang masuk.

Ternyata ada pesan dari Jayden dan Dania.

Membuka pesan yang pertama kali masuk, yaitu milik Dania, kening Dera berkerut halus tatkala membaca isi pesannya.

Nona, saya sudah mendengar kabar dari Tuan Jayden, untuk beberapa hari ke depan, biarkan saya yang mengurus butik hingga kesehatan Nona sudah benar-benar pulih.
Untuk gaun pengantin serta bridesmaid yang telah klien pesan, saya yang akan melanjutkan pengerjaannya.
Dan untuk event dua bulan lagi, kita masih bisa mempunyai waktu untuk membatalkan, sebelum semua persiapan terlanjur dimatangkan.

Tidak akan ada yang dibatalkan. Saya akan tetap mengerjakan pesanan klien, dan persiapan untuk event nanti juga tetap harus dilanjutkan. Saya tidak apa-apa, Dania, tidak perlu khawatir.

Setelah membalasnya, Dera beralih pada pesan milik Jayden.

Dera
Lucas sudah mengabari saya tentang keadaan kamu semalam. Bukankah sudah saya bilang untuk tidak terlalu memaksakan diri?
Jangan pergi dari rumah sampai kesehatan kamu benar-benar membaik.
Pekerjaan saya sudah selesai, hari ini saya akan pulang, tidak perlu menjemput, tetap di rumah dan istirahat.

Jay, aku tidak apa-apa. Tidak ada hal serius, aku hanya pingsan semalam, mungkin hanya kelelahan, kamu tidak perlu khawatir

Perlu. Kesehatan kamu itu penting, Dera, tolong jangan keras kepala, saya harap kamu bisa mengerti

Huh, it's okay. Have a safe flight, Jay

👍

Meletakkan kembali ponselnya, Dera menghela napas pelan. Mengikat dan menggelung rambutnya tinggi-tinggi, untuk mencuci wajah dan menggosok gigi sebelum ia pergi ke dapur untuk membantu para maid menyiapkan sarapan pagi ini.

Namun tiba-tiba Dera terpikirkan, kira-kira, Jayden take off jam berapa, ya? Mungkin pagi ini, atau siang nanti?

Ketika tengah memikirkan hal itu, atensi Dera beralih lantaran mendengar suara panggilan yang lebih mirip seperti rengekan secara tiba-tiba, saat menoleh ia mendapati Raiden dengan raut sedih yang berpadu dengan wajah bantalnya, diikuti kedua kakaknya yang berjalan di belakang. Pemuda bertubuh kecil itu berlari menghambur memeluk Dera.

AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang