BAB DELAPAN BELAS

9K 700 10
                                    

Dera tak dapat berbohong jika ucapan Jessy siang tadi terus saja berkeliaran memenuhi kepalanya, bahkan Dania sempat beberapa kali menegur karena ia tertangkap sedang melamun ketika mereka tengah membahas tentang event Glamour Fashion Week yang akan terlaksana beberapa hari lagi.

Dera ingin bertanya langsung pada Jayden, namun wanita itu ragu, karena jika presepsinya salah itu sama saja seperti ia tengah menuduh Jayden yang tidak-tidak. Dera tak ingin Jayden salah paham, lantaran pria itu sendiri juga sedikit sentimental akhir-akhir ini. Lantas harus bagaimana lagi? Membiarkan pertanyaannya mengambang dengan dirinya sendirilah yang terus menyimpan rasa gelisah?

"Mommy, Mommy. Mommy besok sibuk nggak?" Lontaran pertanyaan dengan suara yang cukup nyaring itu membuat Dera tersadar dari lamunannya, menengadahkan kepala, wanita itu menatap sang pelontar tanya dengan kedua alis yang tertangkat.

"Hm? Iya, kenapa, Sayang? -oh, besok ya? Hmm, untuk beberapa hari ke depan Mommy emang lagi sibuk. Kenapa? Kamu ada acara di sekolah?"

"Yahh, sibuk ya? Padahal Raiden pengen jalan-jalan lagi sama Mommy, tapi nggak apa-apa deh, kalau Mommy sibuk, lain kali aja," ujar Raiden sedikit mengerutkan bibir bawahnya.

"Oh, jalan-jalan? Emangnya, kamu mau kapan?" tanya Dera lagi.

"Besok. Besok 'kan hari Sabtu, Daddy libur kerja, kita libur sekolah, tapi Mommy sibuk ...," urai Raiden, membuat Jansen merasa tidak enak pada Dera.

Berbeda dengan sang ayah yang seorang pekerja kantoran dan otomatis setiap tanggal merah atau hari Sabtu-Minggu selalu cuti- kecuali jika ada pekerjaan mendadak. Ibunya memang tak memiliki hari libur tetap, hanya saja, terkadang Dera tak pergi ke butik saat hari Sabtu atau Minggu jika tak ada sesuatu yang benar-benar penting atau memang tidak ingin untuk datang.

"Lain kali aja. Apa mau jalan-jalan sama Kakak dulu, besok? Kita ke Dog Shelter, gimana?" tawar Jansen pada sesuatu yang disukai sang adik, berharap adik kecilnya tu langsung luluh, namun ternyata tidak, hanya beberapa detik tersenyum sumringah, setelahnya Raiden kembali memberengut.

"Nggak mau. Lain kali aja nggak apa-apa kok. Nanti kalau Mommy udah nggak sibuk, kita lihat anjing di Dog Shelter ya?" ucap Raiden kembali menatap Dera.

Menyunggingkan senyumnya, Dera mengayunkan keempat jarinya. "Sini," ujar Dera, membuat ketiga remaja yang tadinya duduk di karpet, bermain balok kayu jenga itu beranjak mendekat padanya.

"Emangnya mau jalan-jalan kemana, hm?" tanya Dera, menatap ketiganya bergantian begitu masing-masing sudah mengambil duduk di dekat Dera.

Sedikit melirik lewat ekor matanya, Dera tahu jika sedari tadi pria yang tengah sibuk melihat sesuatu dari iPad-nya itu diam-diam mencuri pandang pada ketiga putranya. Pria itu adalah Jayden yang sejak- entah berapa puluh menit yang lalu sudah duduk lebih dulu di sana.

"Mau piknik lagi, waktu itu Daddy 'kan belum ikut, karena nggak ada di rumah, sekarang Daddy ada di rumah, jadi bisa ikutan!" jawab Raiden, dibalas anggukan beberapa kali oleh Dera.

"Hmm ... ya udah, ayo. Besok 'kan?" tanya Dera membuat kedua bola mata Raiden membulat sedang Jansen dan Jean tampak sedikit terkejut.

"Beneran?!" Raiden menatap Dera dengan berbinar.

"Bukannya besok Mommy sibuk?" tanya Jansen.

Dera mengangguk. "Heem," jawab wanita itu, membuat Jansen mengernyit.

" ... terus?"

Dera tersenyum. "Mommy besok memang sibuk, tapi selagi bisa, Mommy pasti luangin waktu buat kalian, lagipula, Mommy juga belum tentu bisa janji kalau minggu depan nanti nggak bakalan lebih sibuk dari besok," ujar wanita itu, membuat Jansen dan Jean tertegun.

AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang