BAB DUA PULUH LIMA

9.8K 711 4
                                    

"Cepat singkirkan! Singkirkan dengan benar!"

"Jangan membuatnya terbang! Pukul atau apalah, tapi jangan sampai membuat serangga menjijikan itu terbang!"

Teriakan-teriakan yang terdengar rusuh dan heboh itu mengundang keterkejutan serta rasa penasaran Dera yang barusaja kembali dari dapur, berjalan mendekati kamar dengan pintu terbuka lebar itu, Dera menyembulkan kepalanya, mendapati Jayden yang tengah berdiri di atas ranjang sembari memeluk gulingnya, berteriak menyuruh beberapa maid untuk mengusir sesuatu.

"Jay? Ada apa?" tanya Dera, membuat mereka yang ada di dalam kamar mengalihkan atensinya.

Mengerjapkan kelopak mata gandanya, Dera merasa bingung ketika tiga maid yang ada di sana sama-sama memegang sesuatu juga sama-sama dengan raut wajah takut serta geli.

Meletakkan segelas susu yang ia bawa, Dera berjalan mendekat, ternyata ada seekor kecoa terbalik di samping ranjang. Jadi serangga ini yang membuat Jayden berteriak heboh?

"Sebentar, biar saya," ujar Dera, meminjam sapu yang dibawa oleh salah satu maid.

Ketiga maid itu spontan bergeser ketika Dera membawa keluar serangga bersayap cokelat yang memang mayoritas dibenci oleh orang. Selesai memasukkan kecoa itu ke dalam tempat sampah tertutup, Dera tersenyum kecil, mengembalikan sapu yang ada di tangannya.

Dengan wajah memerah, namun berusaha untuk terlihat biasa saja, Jayden melonggokkan kepala, menyapu pandangan pada sekitar kamar, memastikan tidak adanya serangga yang lain. Begitu merasa aman, pria itu turun dari atas ranjang, menatap ketiga pekerja rumah tangganya dengan tatapan garang.

"Lain kali bersihkan kamar saya dengan benar. Kalau nanti saya masih mendapati serangga itu lagi di sini, gaji kalian saya potong," ujar Jayden, membuat ketiga maid itu terperangah.

"M-maaf, Tuan, kami janji akan membersihkannya dengan benar nanti, tapi jangan potong gaji kami ..." mohon mereka.

"Jay, itu hanya seekor serangga, kamu tidak perlu berlebihan seperti itu," ujar Dera menengahi.

Ia tidak menyangka jika laki-laki dengan badan segagah itu takut pada seekor kecoa?

"Berlebihan? Kamu tidak akan tahu kuman apa yang dibawa serangga menjijikan itu ke kamar saya," balas Jayden.

Dera tersenyum. "Kamu takut kecoa ya?" tebak wanita itu membuat Jayden salah tingkah seketika.

"T-takut? Untuk apa saya takut dengan serangga kecil seperti itu?" sanggah Jayden, meninggikan dagu, berusaha untuk terlihat biasa saja, walaupun sebenarnya malu.

Tertawa pelan, Dera mengangguk-angguk tipis. "Lalu kenapa kamu sampai naik ke atas kasur dan berteriak seperti tadi?" tanya Dera lagi, membuat Jayden membuka dan mengatupkan bibirnya, sambil mengalihkan pandangan.

"Untuk apa juga kamu harus tau? Itu urusan saya. Lebih baik kalian keluar dari sini, saya ingin beristirahat," ujar Jayden mengalihkan topik.

Mengangguk, ketiga maid itu berlalu keluar setelah menunduk sopan, sedang Dera mengulum senyumnya, menggeleng pelan dan mengambil kembali gelas susu yang ia letakkan tadi, hendak membawanya keluar dan pergi dari kamar Jayden, namun tinggal satu langkah melewati pintu, suara Jayden membuat Dera berhenti dan berbalik.

Wanita itu terkesiap ketika tiba-tiba Jayden mengambil gelas susu yang ia bawa dan meneguknya.

"J-jay— itu ... aku sudah meminumnya tadi ...," cicit Dera, mengerjap, menatap Jayden.

Menaikkan sebelah alisnya, Jayden balik menatap. "Lalu?"

"Mouth ... to mouth?" ucap Dera, membuat Jayden meneguk ludah, menatap gelas susu di tangannya.

AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang