BAB DUA PULUH ENAM

9.4K 741 11
                                    

Sembari merapikan jasnya, pria bertubuh tegap itu menyeret tungkai, melangkah menuju dapur untuk mengaliri kerongkongannya dengan air. Membuka pintu kulkas dan mengambil air dingin, Jayden menuangkan air itu ke dalam gelas, sembari setengah melirik Dera yang tengah menaiki kursi mini bar, hendak mengambil sesuatu dari lemari dapur yang tingginya tak bisa ia gapai.

Melengos tak acuh, Jayden mengembalikan air dinginnya ke dalam kulkas, lalu menaruh gelas bekas minumnya ke wastafel tempat cuci piring. Ketika ingin pergi, tak sengaja Jayden melihat kaki Dera yang tiba-tiba tergelincir ketika hendak turun, karena terkejut, pria itu refleks berlari mendekat dan menahan tubuh Dera yang terjatuh.

Seolah terjadi di luar kendalinya, Jayden melebarkan bola mata, menatap Dera yang berada di dekapannya, begitu pula Dera, wanita itu tak kalah terkejut, ketika ia urung terjatuh karena seseorang menangkap dan mendekap tubuhnya. Mendongakkan kepala, kedua obsidian cantik Dera bertemu dengan iris cokelat gelap milik Jayden, beberapa detik keduanya saling berpandangan, hingga Jayden merasakan gelenyar aneh di hatinya.

Memutuskan kontak mata lebih dulu, Jayden berujar, "Hati-hati." Sembari menjauhkan tubuhnya dari Dera, namun ia kembali menoleh saat Dera memekik.

"Akh- Jay, rambutku!" pekik wanita itu, memegang gelungan rambutnya yang tertarik akibat tak sengaja menyangkut di pin jas milik Jayden.

Menatap rambut Dera yang tersangkut di pin jasnya, Jayden menunduk untuk melepaskan, namun Dera kembali memekik saat Jayden tak sengaja menarik rambutnya.

"Jangan menariknya, Jay, sakit."

Berdecak pelan, Jayden maju satu langkah, berusaha melepas rambut Dera yang entah kenapa susah untuk terlepas dari pin jasnya itu.

"Ck, kenapa susah sekali di lepas?" Jayden bertanya dengan kesal karena bukannya terlepas helaian rambut itu justru melilit.

"Sebentar, biar aku saja." Dera merabakan tangan untuk melepas rambutnya yang entah bagaimana bisa tersangkut begini, ditambah Jayden pasti salah menariknya tadi membuatnya terlilit begini.

Beberapa maid yang tak sengaja melihat adegan itu pun saling pandang satu sama lain, setengah tersenyum penuh arti karena jika dilihat dari belakang keduanya seperti tengah melakukan 'sesuatu'.

Jayden berdesis pelan, suasana ini membuatnya canggung. "Kamu ini bisa tidak? Biar saya saja sini," ujar Jayden menyisihkan tangan Dera dari sana.

"Pelan-pelan, Jay, jangan menariknya."

Jayden kembali berdecak. "Ini sudah pelan, salahkan rambut kamu yang tidak mau lepas."

"Bisa-bisanya menyangkut seperti ini," gumam Jayden menggerutu.

"Potong saja jika sulit dilepas," usul Dera.

Terdiam sejenak, Jayden menatap benda berwarna silver dengan bentuk tangkai daun itu, lantas memicingkan mata. Kenapa tidak terpikirkan daritadi saja?

Melepas pin jasnya, Jayden lalu membebaskan rambut Dera yang terlilit di sana. Begitu terlepas, Jayden mendengkus, mengantungi benda itu ke saku jasnya.

Mengusap rambut, Dera sedikit mendongak pada Jayden, "Maaf," ujarnya pelan.

Jayden hanya melirik sesaat, lalu beranjak pergi. Namun langkah pria itu terhenti ketika Dera tiba-tiba menahan.

"Sebentar," tahan Dera, membenarkan lipatan kerah kemeja serta dasi Jayden yang sedikit miring.

Membuat Jayden tanpa sadar larut memperhatikan wanita setinggi lehernya itu. Tanpa mengetahui jika ada orang lain yang juga tengah memperhatikan mereka.

AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang