E P I L O G

19K 947 40
                                    

Ukiran alis nyentrik dari wanita ber-high heels merah setinggi lima senti itu terlihat selaras dengan air wajahnya yang jutek dan tegas. Langkah kakinya mengayun, menuju tempat yang ingin ia tuju.

Namun tiba-tiba, secara tidak sengaja, sebuah bahu lebar menabrak tubuhnya hingga terhuyung ke belakang, karena tidak memperhatikan langkah, kakinya terkilir oleh hak tinggi yang ia kenakan.

Sebelum benar-benar mencium paving trotoar, sebuah tangan kekar sudah lebih dulu menahan pinggangnya, melakukan aksi penyelamatan.

Selama beberapa detik, terjadi kontak mata antara dua insan itu, hingga membuat si empu yang tak sengaja menabrak, terkesima seketika. Memperhatikan wajah cantik bak lukisan itu, ia sampai lupa untuk berkedip.

Sedang si wanita pemilik high heels merah tersebut segera berdiri, menyudahi ketidak sengajaan yang terjadi ala sinetron ftv itu, tetapi karena rasa sakit akibat terkilir di kakinya, ia spontan mengaduh, hampir kembali terjatuh.

"Akh—"

"Hati-hati," ujar si pria, kembali menahan sang dara agar tak terjatuh.

"Maaf, saya tidak sengaja tadi. Sepertinya kaki kamu terkilir, biar saya antar ke rumah sakit," tawar pria itu, menatap kaki yang beralaskan heels merah itu.

Menyingkirkan perlahan lengan yang menahan tubuhnya itu, sang dara menggeleng. "Tidak perlu, hanya terkilir biasa, nanti akan sembuh sendiri."

Namun kalimat itu berbanding jauh dengan keadaan kakinya yang membuat ia kembali meringis karena memang benar terasa sakit. Rasanya seperti kesialan, ia yang terbiasa memakai hak tinggi tiba-tiba terkilir karena tak sengaja bertabrakan dengan seseorang.

"Saya mohon jangan menolak, sebagai permintaan maaf, mari saya antar ke rumah sakit," desak pria itu, pun juga merasa tak enak karena tidak memperhatikan jalannya hingga menabrak seseorang dan membuat kakinya terkilir.

"Atau jika kamu tidak ingin ke rumah sakit, kita bisa ke kantor saya, tidak jauh dari sini, biar saya mengobati kaki kamu," ujar pria itu, membuat penawaran lain.

Berdecak dalam hati, wanita itu tak mempunyai alasan lain untuk menolak, kakinya juga terasa sangat sakit.

"Tidak perlu ke rumah sakit," sahutnya, dibalas senyum serta anggukan oleh pria bertubuh atletis tersebut.

"Sebelumnya, maaf, boleh saya bantu?" izinnya, menawarkan diri untuk membantu wanita itu berjalan.

Menatap tangan yang terulur padanya, wanita cantik itu kembali berdecak dalam hati, sejujurnya ia sangat membenci kontak fisik dengan orang lain, terlebih orang asing seperti ini, namun keadaan membuatnya terpaksa untuk menerima tawaran itu.

Mengangguk tipis, ia mengulurkan tangan, menerima tawaran yang diberikan pria ini.

Dan siapa yang menyangka jika pertemuan tidak disengaja seperti itu menjadi alasan bersamanya Dera dengan Jayden saat ini. Ia yang dulunya adalah sosok acuh tak acuh berakhir menikah dengan Jayden yang penuh perhatian.

Alasan Dera yang dulunya sangat anti berhubungan dengan lawan jenis tanpa kepentingan bisa menikah dengan Jayden sendiri juga karena apa yang dimiliki oleh pria itu. Dera tidak dapat mengelak, jika ia memang menyukai uang.

Melihat aset, kekayaan, serta properti yang dimiliki oleh Jayden membuat Dera tertarik dan menerima tawaran pernikahan pria itu, lantas berpura-pura baik di depannya padahal ia sering menyiksa ketiga putra Jayden tanpa sepengetahuan Jayden sendiri.

Hingga pada akhirnya, semua keburukan itu terkuak. Memang nyata adanya, jika sepandai-pandainya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga. Sepandai apapun ia bersandiwara dan menyembunyikan akal bulusnya, pada akhirnya akan terbongkar juga.

AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang