26. PERANG YANG BELUM USAI

2.9K 136 6
                                    

Hal pertama yang Ratu sadari saat pertama kali ia membuka matanya adalah, ia masih berada di tempat yang sama saat ia jatuh pingsan yaitu dapur milik Winda, Ia memegang kepalanya yang masih terasa pusing itu dan berusaha duduk di kursi meja makan, saat ia sudah berhasil mendudukan bokongnya di kursi plastik milik Winda, tiba-tiba pintu rumah Winda berbunyi menandakan jika ada seseorang yang datang, dan benar saja Winda seketika berlari menghampiri Ratu yang sudah sadar itu.

"Akhirnya lo sadar juga Raa" ucap Winda melettakan kantong plastik bewarna hitam di atas meja makan.

"Gila lo gue lagi pingsan malah lo tinggalin, mana gue masih di dapur lagi" oceh Ratu yang tidak terima dengan perlakuan Winda yang malah meninggalkannya sendirian di rumah dengan keadaan tidak sadarkan diri.

"Lo pikir tenaga gue kuat buat angkat lo ke kamar apa, gue abis dari beli obat nih buat lo, bilang makasih kek" balas Winda sambil mengeluarkan beberapa obat yang ia beli di apotik dekat rumahnya.

"Iya deh, makasih Winda yang baik hati dan tidak sombong, ehh tapi lo gak ngasih tau Pangeran kan?" Tanya Ratu yang sangat tidak mau jika Pangeran sampai tau kalau ia berada di rumah Winda.

"Enggak, kalau gue ngasih tau Pangeran mah lo udah gak dirumah gue, tapi udah dirumah sakit" balas Winda, membuat Ratu seketika menjadi sangat lega.

"Makasih yaa Win, sorry gue jadi ngerepotin lo" ucap Ratu sambil terus memijit pelipisnya yang masih nyut nyutan itu.

"Iya santai aja kali, ohiya tadi waktu lo pingsan lo sempet nangis sampai bikin gue panik bangett, lo lagi ada masalah yaa?" Balas Winda, sambil menanyakan hal yang tadi sempat membuatnya panik dan hampir menghubungi Pangeran, karena Ratu yang menangis dengan posisi mata tertutup.

"Gue gak papa kok" balas Ratu, ia masih belum siap untuk menceritakan semuanya kepada Winda, dadanya terasa sesak jika harus mengatakan semuanya kepada Winda.

"Dibalik kata gapapa pasti lo lagi nyembunyiin sesuatu dari gue, tapi gapapa Raa kalau emang lo belum siap cerita gue ngerti kok, tapi jangan lo pendem lama-lama yaa" ujar Winda sambil mengelus lengan temannya itu, seolah memberikan semangat kepada Ratu dengan masalah yang saat itu menimpahnya.

"Maaf yaa Win, gue belum siap cerita" balas Ratu

"Iya gak papa, apapun masalah yang lo hadapin hari ini gue yakin lo pasti bisa ngelewatinnya" Winda memang tipikal teman yang tidak memaksa, dia akan dengan setia menunggu Ratu sampai gadis itu mau menceritakan semuanya kepadanya, ia tidak mau memaksa Ratu karena itu adalah hak Ratu .

Waktu berlalu begitu cepat jam sudah menunjjukan pukul 23:00, sejak tadi Ratu sudah terlelap sedangkan Winda masih berkutat dengan pikirannya, mau bagaimanapun Pangeran pasti mengkhawatirkan istrinya, tapi di satu sisi Winda sudah berjanji kepada Ratu untuk tidak memberitahu Pangeran soal keberadaanya, hal ini membuat Winda dilema.

Setelah berkutat dengan isi kepalanya, akhrinya Winda memutuskan untuk memberitahu Pangeran, ia juga khawatir dengan kondisi Ratu melihat keadaan rumah Winda yang sebenarnya tidak layak huni dan melihat bagaimana Ratu yang tidak nyaman dengan posisi tidurnya.

"Maafin gue Raa, gue lakuin ini demi kebaikan lo" ucap Winda, kemudian berjalan keluar dari kamarnya setelah mendeall nomor Pangeran.

Setelah menunggu beberapa menit akhrinya telfon Pangeran tersambung juga.

Winda: "halo kak Pangeran, maaf aku ganggu malam-malam, tapi aku cuman mau ngasih kabar kalau Ratu ada di rumah aku"

Pangeran: "kamu serius Win, yaudah sekarang kamu shareloc yaa, aku kesitu sekarang, thanks Win"

Winda: "iya kak"

Setelah panggilan berakhir, Winda langsung mengirim lokasinya kepada Pangeran, sembari menunggu Pangeran datang Winda terus bolak balik masuk ke kamarnya hanya untuk memastikan apakah Ratu masih terlelap, ia sudah seperti seseorang pengintai malam itu.

BADROMANCE JILID 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang