19. TAK INGIN JAUH

2.6K 137 12
                                    

Hari ini Pangeran sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter, Ratu yang saat itu tengah membereskan pakaian Pangeran nampak sangat senang karena sebentar lagi suaminya akan pulang ke rumah, walau kehadiran Ratu tak berarti apapun bagi Pangeran, tapi ia akan tetap melakukan tugasnya sebagai seorang istri.

"Yuk, aku udah beresin barang-barang kamu" ungkap Ratu saat ia selesai memasukkan semua barang-barang Pangeran kedalam tas.

Ratu berdiri disamping Pangeran dan berniat membantu suaminya itu untuk berjalan, namun dengan cepat di tepis oleh Pangeran.

"Aku bisa sendiri" balas Pangeran, lalu berjalan keluar dari ruangannya dengan tertatih-tatih.

Sepanjang perjalanan menuju parkiran, Ratu hanya bisa mengekori Pangeran dari belakang sambil menenteng dua taa berukuran besar, ia merasa khawatir dengan keadaan Pangeran yang masih kesulitan berjalan itu, namun ia masih belum bisa melupakan kejadian yang membuatnya sampai seperti itu sampai membuatnya harus mendiami  istrinya sendiri.

Setelah sampai di parkiran, Ratu membantu kang Tohar untuk memasukkan tas Pangeran kedalam bagasi, dan saat ia sudah berada didepan pintu mobil dan berniat untuk duduk di bagian penumpang, Pangeran dengan cepat menahannya.

"Kamu duduk didepan, aku mau selonjoran" ucap Pangeran dengan nada dingin.

Ratu hanya mengikut dan duduk disamping kemudi.

Saat tengah berada di perjalanan menuju apartemen, Ratu tak henti-hentinya melihat Pangeran dari kaca spion tengah, hanya sekedar memastikan keadaan suaminya yang duduk sendiri dibangku tengah.

Setelah sampai di apartemen, lagi-lagi Pangeran tidak mau menerima bantuan dari Ratu, ia lebih memilih kang Tohar untuk membantunya berjalan menuju unitnya. Ratu hanya bisa pasrah sambil tersenyum masam menuju unitnya, entah sampai kapan Pangeran akan bersikap dingin padanya.

Sesampainya di unit mereka kang Tohar langsung meminta izin untuk pulang karena ia harus menjemput ibu Ratu, kang Tohar memang supir pribadi Tika ibunda Ratu.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Ratu saat kini hanya ada mereka berdua diruang tamu, dengan televisi yang dibiarkan menyala, agar suasana tidak begitu hening.

"Aku gak lapar" balas Pangeran dengan nada dingin, dengan pandangan yang fokus pada layar hp.

"Yaudah kalau gitu aku makan duluan, kalau kamu lapar bilang aja yaa" ujar Ratu namun tak di hiraukan oleh Pangeran, ia lantas melangkah masuk kedalam dapur, untuk membuat makanan untuknya.

Di dalam dapur Ratu sengaja menyalakan keran air agar suara isaknya tidak terdengar hingga ke ruang tamu, sesak yang ia rasa saat melihat lelaki yang dulu begitu perhatian padanya perlahan berubah dingin dan seperti tak menganggap dirinya ada.

Hampir 20 menit Ratu menghabiskan waktunya didalam dapur, ia tidak makan apapun ia hanya menangis sambil berusaha menenangkan dirinya, saat ia keluar dari dapur ia sudah tidak menemukan Pangeran di sofa ruang tamu, dan melihat ke arah pintu kamar yang sudah tertutup rapat.

Ratu mendekati pintu kamar lalu memutar knop pintu, namun ternyata pintu kamarnya Sudah terkunci dari dalam, mungkin itu adalah peringatan untuknya tidur di luar. Ternyata kali ini Pangeran benar-benar kecewa pada Ratu, yang bahkan bingung dengan apa yang terjadi dan siapa yang melakukannya, walau Pangeran sudah mengatakan jika Aidan pelakunya namun Ratu merasa ada hal yang ganjil pada kejadian yang menimpa Pangeran.

"Obatnya jangan lupa di minum" ucap Ratu dari balik pintu, namun tak mendapatkan respon apapun dari dalam sana.

Gadis itu memilih untuk tidur di ruang tamu walau sebenarnya mereka masih memiliki satu kamar lagi, kamar yang selalu di tempati oleh Sarah adik dari Pangeran saat ia main-main ke kota Bandung, hanya saja Ratu takut jika Pangeran kenapa-napa dan ia tidak mendengarnya.

Ratu mengambil selimut dari kamar depan lalu membaringkan tubuhnya diatas sofa yang untungnya masih sangat empuk itu, rasa kantuk mulai menguasai dirinya, bagaimana tidak sejak tadi ia sibuk mengurus segala keperluan Pangeran.

Saat Ratu mulai memasuki alam mimpinya, Pangeran keluar dari dalam kamar sambil tertatih-tatih, ada satu hal yang sulit Pangeran hindari, ia sudah terbiasa tidur bersama Ratu, maka saat istrinya itu tidak berada didekatnya maka Pangeran akan terus terjaga.

Ia berjongkok menatap istrinya yang sudah tertidur di atas sofa dengan posisi tidak nyaman. Tanpa berniat membangunkan istrinya, Pangeran kemudian mengangkat tubuh ramping istrinya dengan hati-hati takut membangunkannya.

Walau kaki Pangeran masih sedikit sakit tapi ia berusaha mengangkat tubuh Ratu untuk pindah ke kamar, setelah sampai di kamar Pangeran langsung membarinkan tubuh Ratu lalu ikut bergabung di atas kasur bersama sang istri.

"Maafin aku Raa, tapi mungkin ini yang terbaik" ucap Pangeran sambil mengecup kening istrinya begitu lama.

Pangeran kemudian menarik tubuh sang istri agar lebih dekat dengannya, lalu memeluknya begitu erat.

"Aku takut Raa, nanti aku gak bisa meluk kamu lagi" gumam Pangeran terdengar begitu lirih, sebegitu takutnya ia akan perpisahan, tapi mungkin saat ini rumah tangganya memang sedang di uji, tapi sampai kapanpun Pangeran tidak akan pernah melepaskan Ratu.

***

Ratu terbangun dari tidurnya setelah suara alarmnya berbunyi, yang pertama kali Ratu perhatikan saat ia baru bangun adalah tempatnya tertidur, semalam ia ingat betul kalau ia tertidur di atas sofa, tapi pagi ini ia terbangun diatas kasur dengan selimut yang menutupi tubuhnya.

"Kok aku di kamar yaa, perasaan semalam aku tidurnya di sofa dah" ucap Ratu, lantas melirik kesampingnya dan tidak menemukan Pangeran.

"Apa Pangeran yang mindahin" tanyanya namun tak ada yang bisa menjawab segala pertanyaan Ratu, sebab orang yang ia cari sudah tak berada di rumah.

Ratu mengikat rambut panjangnya, kemudian turun dari atas kasur dan berjalan menuju dapur untuk mencari Pangeran, namun ternyata suaminya tidak ada di dapur.

Ia kemudian berjalan ke arah sofa untuk mengambil hpnya dan menghubungi Pangeran.

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar servic area

Bukan Pangeran yang menjawab melainkan operator yang mengatakan jika hp Pangeran tidak aktif.

Saat Ratu tengah mencoba menghubungi Pangeran kembali, tiba-tiba nyeri di perutnya kembali menyerangnya tapi kali ini rasanya lebih sakit dari tempo hari, hal itu yang membuat Ratu memegang bagian perutnya dengan sambil menjerit kesakitan.

"Duhh sakit bangett" jerit Ratu sambil memegang pegangan kursi dengan kencang.

"Yaampun sakit bangett" pekik Ratu sebelum akhrinya ia tersungkur jatuh diatas lantai sambil terus memegang bagian perutnya yang terasa begitu sakit.

Disaat Ratu tengah menahan rasa sakit di perutnya, ia merasakan ada sesuatu yang keluar dari hidungnya, setetes darah segar berhasil jatuh dari hidungnya, pandangan Ratu seketika memudar karena kepalanya yang tiba-tiba terasa pening.

Sebelum kesadaraanya benar-benar hilang, Ratu masih sempat mendengar suara teriakan seseorang dari arah pintu yang memangil namanya.

"RATUU!"

***

Heyoooo apakabarrrr?

Seperti biasa yaaa sobat jangan lupa vote dan spamm comment okeee🥰

BADROMANCE JILID 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang