21

3.2K 313 21
                                    

Awas ada typo.



Sesuai dengan janji Niki kemarin, sekarang dia sedang bersiap-siap untuk mengajak Sunoo ke tempat yg dia janjikan kemarin. Sebenarnya Niki ingin berjalan kaki saja tapi Sunoo memintanya menggunakan skateboard saja supaya lebih cepat, tapi masalahnya Niki tidak memiliki skateboard, bahkan dia tidak bisa  menggunakan skateboard.

"Kau yakin aku boleh memakainya?" Niki masih belum yakin, pasalnya dia tidak pernah mengendarai skateboard sebelumnya.

"Tentu saja, kalau kau masih takut akan kuajarkan" Sunoo mulai mengajarkan Niki bagaimana caranya menggunakan skateboard, dan hanya perlu beberapa kali percobaan dan Niki sudah bisa menggunakan skateboardnya.

"Bagaimana? Tidak terlalu sulit bukan" Niki mengusak rambut Sunoo sambil mengangguk, melihat senyuman merekah di wajah Sunoo membuatnya sangat bahagia.

"Ayo cepat pergi, sebelum hari semakin gelap"






















"Ayolah Niki, kenapa mataku harus ditutup seperti ini?" Niki menutup mata Sunoo menggunakan tangannya, Sunoo sebenarnya bisa menutup kelopak matanya sendiri tapi Niki takut kalau Sunoo akan mengintip.

"Shhhtttt, sebentar lagi" Niki terus mengarahkan Sunoo menuju ke ladang bunga yg ada di hadapan mereka.

"Sudah siap?" Tanya Niki.

"Tentu saja, cepat aku tidak sabar ingin melihat banyak bunga-bunga disini" desak Sunoo, Niki cuma tertawa mendengar perkataan Sunoo yg sepertinya sangat bersemangat itu.

"Baiklah hitungan ketiga, 1...2..3" segera setelah Sunoo membuka kedua matanya, dirinya langsung terdiam setelah melihat pemandangan di hadapannya tersebut.

"Kenapa? Apa kau tidak menyukainya?" Tanya Niki sambil membalikkan badan Sunoo, Sunoo masih terdiam dia belum bisa memastikan apakah yg dia lihat di hadapannya itu sungguhan atau hanya imajinasinya saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa? Apa kau tidak menyukainya?" Tanya Niki sambil membalikkan badan Sunoo, Sunoo masih terdiam dia belum bisa memastikan apakah yg dia lihat di hadapannya itu sungguhan atau hanya imajinasinya saja.

"Hei? Kenapa kau melamun?"

Greb

"Ehh..."

"Terimakasih banyak, semua ini benar-benar menakjubkan" Niki membelai rambut Sunoo dengan lembut, Sunoo benar-benar sangat berharga baginya. Ibarat Sunoo adalah sebuah permata yg sangat berharga dan harus selalu dilindungi, Niki akan benar-benar menjaga Sunoonya yg rapuh ini.

Walaupun dia selalu melihat kalau Sunoo selalu tegar dan sebenarnya sangat menjengkelkan, tapi di dalam dirinya dia hanyalah seorang anak yg kesepian dan penuh dengan luka. Seorang anak yg membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang lain yg tidak bisa dia dapatkan di lingkungan rumahnya.

"Apa kau menangis?" Ketika Niki merasakan bajunya terasa basah dia langsung menjauhkan tubuhnya dari wajah Sunoo. Niki segera menghapus air mata pemuda yg lebih pendek 8cm darinya tapi juga lebih tua darinya.

"Astaga, kenapa kau selalu menangis? Papa bilang kau tidak boleh menangis lagi dan sekarang? Kenapa kau masih menangis?" Niki masih sibuk menghapus sisa air mata Sunoo, setelah itu dia pandangi wajah Sunoo. Hidungnya sedikit memerah, matanya sedikit sembap benar-benar menggemaskan.

"Jangan menangis lagi, bukankah mamamu tidak suka ketika melihatmu menangis? Jadi jangan menangis lagi, ya"

Sunoo kembali memeluk tubuh Niki, rasanya sangat menenangkan ketika berada dalam dekapan Niki. Semua beban dalam dirinya seperti menguap begitu saja.























"Apa kau mau berkencan denganku?"

Hening, Sunoo terdiam sejenak. Apa maksud dari pertanyaan Niki? Berkencan dengannya? Dia tidak sedang bermimpi kan?

"Kau.."

"Aku tahu, terlalu terburu-buru bukan" Niki terkekeh sebentar sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Kalau aku boleh jujur, sebenarnya perasaan suka ini sudah muncul ketika aku selalu mengawasi mu di setiap malam kau kabur dari rumah. Perasaan ini mulai berkembang ketika aku mengetahui apa yg selalu kau sembunyikan dari dunia, ada rasa ingin melindungi mu dari dalam diriku. Dan aku tidak mengelak, aku merasa nyaman ketika berada di dekatmu"

"Aku... mencintaimu Kim Sunoo, tapi semua keputusan ada di tanganmu, jangan merasa terbebani. Jika kau butuh waktu akan kuberikan waktu kepadamu untuk memikirkan jawabannya, tak perlu terburu-buru"

Sunoo masih diam tak merespon perkataan Niki, perasaan senang dan juga bingung kini bercampur menjadi satu. Senang karena kini perasaannya terbalas tapi di satu sisi dia bingung, dia tak pernah berkencan sebelumnya dan secara tiba-tiba Niki mengungkapkan perasaannya kepadanya.

"Aku..." Sepertinya tindakan lebih baik daripada hanya sekedar ucapan.

Cup

"Apa aku harus menjawabnya dengan kata-kata lagi?" Niki mematung, apa-apaan tadi? Sunoo baru saja mencium pipinya, tolong siapapun pukul Niki sekarang, sepertinya Niki sedang bermimpi sekarang.

"Kenapa kau hanya diam saja?" Sunoo mengerucutkan bibirnya, kenapa Niki hanya diam saja.

"Kau tidak asik! Lebih baik aku pul-"

Greb

"Terimakasih" Sunoo membalas pelukan Niki, senyuman masih tercetak jelas di wajahnya. Kini Niki merubah posisinya menjadi tiduran dengan paha Sunoo sebagai bantalnya. Tangan Sunoo yg bebas kini memainkan rambut Niki.

"Bagaimana kalau paman Hanbin sampai tahu?" Niki mengelus tangan kanan Sunoo lalu mengecupnya sebentar.

"Papa pasti akan senang, dia bahkan pernah berkata andai saja kau itu adalah menantunya"

Wajah Sunoo langsung memerah, apakah paman Hanbin benar-benar berkata seperti itu? Dia membayangkan reaksi paman Hanbin ketika Niki mengatakan kalau mereka sudah berpacaran, pasti paman Hanbin akan langsung kegirangan.

"Sepertinya jika kau benar-benar menjadi menantu papa, dia tidak akan pernah membiarkanku mendekatimu lagi"

"Memangnya kenapa?" Tanya Sunoo masih sambil membelai rambut Niki.

"Akan ku pastikan kalau papa akan lebih sering menghabiskan waktunya denganmu, sedangkan aku dan ayah hanya akan melihat interaksi kalian dari jauh"

Sunoo tertawa mendengarnya, sebegitunya kah paman Hanbin akan memperlakukan dirinya? Jika iya pasti paman Kei dan Niki hanya bisa bersabar saja.

"Kita tidak pulang? Hari sudah semakin gelap" kata Sunoo pada Niki.

"Sebentar lagi, aku masih ingin menikmati belaian mu di rambutku" Sunoo cuma tersenyum saja, Niki jika sudah manja pasti akan benar-benar seperti anak kecil.

"Ayolah kita harus pulang, besok akan ku belai lagi rambutmu" Sunoo sudah bersiap untuk berdiri sebelum Niki mencegahnya dengan memeluk perutnya.

"No no no, aku inginnya sekarang" Sunoo cuma bisa pasrah kalau begini.

"Baiklah bayi besar ku, tapi 5 menit lagi kita akan pulang, ok" Niki mengangguk masih sambil memeluk perut Sunoo, tiba-tiba dia terpikir bagaimana jika ada bayi yg berada di dalam perut Sunoo? Pasti sangat menyenangkan.



















Hey yo wassup, gimana ceritanya? Semoga suka ya.

Uwu sedikit tak apa lah ya.

Jangan lupa vote n komen ya, dan juga beri kritik dan saran supaya ceritanya lebih baik lagi ok bye bye 😁.

Everything will change// SunkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang