12

3.4K 372 18
                                    

Awas ada typo.



Selang beberapa menit kemudian Niki kembali masuk ke dalam kamarnya, dia melihat Sunoo yg sudah tertidur dengan sarapan dan obat yg sudah habis. Niki membawa nampan berisi mangkuk sarapan yg sudah kosong tadi ke bawah dan meletakkannya di wastafel.

Dia naik lagi menuju ke kamarnya lalu membuka jendelanya membiarkan udara masuk ke dalam kamarnya, dia mengecek kembali dahi Sunoo apakah sudah sedikit turun atau belum panasnya.

'Sudah lebih baik' dia berjalan menuju ke arah lukisannya yg hampir selesai tersebut, lukisan tersebut dia tutupi dengan kain jadi Sunoo tidak bisa melihat lukisannya itu.

"私は今より良い終わり"
(Watashi wa ima yori yoi owari/lebih baik ku selesaikan sekarang) Niki duduk di depan lukisan yg hampir selesai tersebut, kuas yg berada di tangannya bergerak sesuai dengan irama tangan Niki. Tak perlu waktu lama lukisan Niki akhirnya selesai juga, Niki meletakkan lukisannya di sudut kamarnya kemudian dia tutupi dengan kain.


























"Paman Hanbin aku pulang dulu" setelah keadaannya semakin membaik, Sunoo meminta izin kepada Hanbin untuk pulang ke rumah takutnya kalau dia tinggal lebih lama malah akan merepotkan.

"Ehh... nanti saja dulu, kau baru sembuh Sunoo" Kalau bukan karena dia takut dengan hukuman orang tuanya pasti Sunoo akan menuruti perkataan Hanbin, tapi mau bagaimana lagi dia sudah keluar tanpa izin, tidak menyiapkan sarapan pasti ayahnya akan menghukumnya.

"Tidak usah paman, nanti ayah bisa khawatir" Hanbin menghela nafasnya, dia tidak bisa memaksa Sunoo juga untuk tinggal lebih lama lagi.

"Yasudah, Niki kau antarkan Sunoo pulang ya takutnya dia kenapa-napa" Sunoo yg mendengar perkataan Hanbin menjadi terkejut.

"E..eh tidak usah paman, lagipula rumahku tidak terlalu jauh dari sini"

"Tidak tidak Niki tetap akan mengantarkanmu, paman takut nanti tubuhmu lemas lagi saat dijalan" Hanbin mendekati tubuh Sunoo lalu memegangi kedua pundaknya.

"おじはあなたに何かが起こるのではないかと恐れていたのでこれをしましたね"
(Oji wa anata ni nanika ga okoru node wanai ka to osorete itanode kore o shimashita ne./ Paman melakukan ini karena takut terjadi sesuatu padamu, kau mau kan) Sunoo mengangguk pasrah, mau bagaimanapun juga ini karena paman Hanbin khawatir dengan kondisinya.

"その場合は大丈夫"
(So no baai wa daijōbu/baiklah kalau begitu) Hanbin tersenyum lalu memeluk tubuh mungil Sunoo.

"Baiklah kalau begitu hati-hati dijalan" setelah itu Niki mengantarkan Sunoo pulang kerumahnya yg jaraknya mungkin hanya sekitar 25m dari rumahnya.

























"Terimakasih banyak Niki" Niki hanya mengantarkan Sunoo sampai di depan gerbang.

"Hmm, masuklah sekarang kau masih harus istirahat" Sunoo tersenyum miris, karena sebentar lagi dia tidak mungkin bisa istirahat melainkan akan dihukum.

"Aku masuk dulu sekali lagi terimakasih" Niki masih berada di halaman depan rumah Sunoo sampai Sunoo benar-benar masuk ke dalam rumahnya setelah itu dia pulang, tapi belum ada 5 langkah dari rumah Sunoo dari dalam sana dia bisa mendengar seperti ada seseorang yg tengah memukuli sesuatu mungkin lebih seperti mencambuki.

Niki mengintip dari jendela yg berada di samping rumah Sunoo, dia bisa melihat dengan jelas Sunoo yg sedang dihukum oleh seseorang mungkin dia adalah ayahnya.

Dan samar-samar Niki bisa mendengar suara ayah Sunoo yg sedang meneriaki Sunoo.

"Dasar anak tidak berguna! Aku kelaparan disini dan kau malah keluar rumah?!"

Ctas!

"Kau sama saja dengan ibumu yg sudah tiada itu! Sama-sama tidak berguna!!" Niki melihat Sunoo yg sepertinya berusaha supaya tidak mengeluarkan air matanya.

Ctas!

"Seharusnya kau tidak lahir di dunia ini!! Kau tidak berguna sama sekali!"

"Kau sama seperti ibumu itu!! Kalian berdua hanyalah manusia murahan!!"

"CUKUP AYAH, JANGAN MENGHINA MAMA YG SUDAH TIDAK ADA!"

PLAK!

"SEKARANG KAU SUDAH BERANI MENERIAKI AYAHMU SENDIRI HAH?!" Niki melihatnya dengan jelas, dia melihat Sunoo yg ditampar dengan sangat keras oleh ayahnya sendiri.

"AKU BERHARAP KAU PERGI MENYUSUL IBUMU YG SAMA-SAMA TIDAK BERGUNA ITU!" Air mata Sunoo langsung tumpah disaat ayahnya sendiri mengatakan bahwa mendiang mamanya itu tidak berguna.

"Kenapa ayah sangat membenci mama? Apa salah mama?!"

"KARENA IBUMU ITU SELALU MENGEKANG KU, JADI LEBIH BAIK KUHABISI SAJA DIA!"

Sunoo terdiam, jadi mamanya bukan meninggal karena kecelakaan tapi karena dibunuh oleh ayahnya sendiri?

"Lalu kenapa ayah sangat membenciku? Hiks, apa salahku?"

"Salahmu adalah lahir dari rahim wanita murahan itu! Itulah sebabnya aku sangat membencimu!"

Ctas!

"Akhh! Ayah sakit!" Baru kali ini Niki melihat Sunoo yg begitu kesakitan seperti ini.

"JANGAN PERNAH MEMANGGILKU DENGAN SEBUTAN AYAH LAGI DASAR PEMBAWA SIAL!"

Ctas! Ctas!

"Hiks ayah sakit hiks" ini tidak bisa dibiarkan, Niki berlari menuju ke pintu depan rumah Sunoo lalu mendobraknya dengan kencang.

Brak!

"SUNOO!" Persetan dengan tatapan tajam dari ayahnya Sunoo, yg Niki pikirkan sekarang adalah Sunoo yg harus dia selamatkan.

"Ni.. Niki" Niki membantu Sunoo untuk berdiri kemudian menatap tajam ke arah ayahnya Sunoo.

"Lihat dirimu, ayah macam apa yg memperlakukan putranya seperti ini? Jangan karena kau memiliki masalah dengan mendiang istrimu kau bisa menyakiti darah dagingmu sendiri"

"Jika kau tidak ingin memiliki seorang anak maka jangan melakukan 'hal' itu, lihatlah sekarang. Kau bahkan tidak bisa membesarkan putramu dengan baik, kau malah menyakiti fisik dan mentalnya saja"

"Cih! Siapa kau seenaknya saja memberitahukan apa yg harus dan tidak harus aku lakukan, lagipula aku adalah ayahnya, aku bisa melakukan apapun yg aku mau dengannya, sedangkan kau? Kau bukan siapa-siapa kan" Niki terdiam, benar juga dia bukan siapa-siapa di hidup Sunoo lalu kenapa dia mencampuri urusan keluarga Sunoo?

"Kau tidak bisa menjawab kan, tentu saja karena kau bukan siapa-siapa disini" bahu Sunoo bergetar hebat, cambukan ayahnya masih terasa sangat menyakitkan ditambah dengan ayahnya yg memberikan fakta yg benar-benar menyayat hati Sunoo.

"Aku... aku adalah orang yg akan membahagiakannya, aku akan membahagiakan dirinya lebih baik dari pada kau"

"Dan aku akan membawanya pergi dari neraka ini, meninggalkan iblis sepertimu" Niki menuntun Sunoo untuk keluar dari rumahnya, meninggalkan ayah Sunoo sendirian di ruang tengah.

"Kau bisa berjalan kan?" Sunoo mengangguk dengan lemah, dia baru sembuh dari demam dan harus mendapatkan hukuman dari ayahnya itu.

"Ayo kugendong saja" Sunoo langsung naik ke punggung Niki lalu mengalungkan tangannya di sekitar leher Niki.

"Terimakasih..." Sunoo berkata dengan nada yg sangat pelan tapi masih bisa didengar oleh Niki, Niki bisa mendengarkan dengkuran halus yg keluar dari kedua bibir Sunoo.

"Ternyata ini yg selalu kau sembunyikan dari kami semua" Niki membawa Sunoo ke rumahnya supaya lukanya bisa diobati oleh papanya. Dan soal ucapan Niki tadi dia bersungguh-sungguh, dia akan membahagiakan Sunoo selalu bersamanya dalam suka ataupun duka.



















Hey yo wassup, gimana ceritanya? Semoga suka ya.

Hehe jadi agak sad ya ceritanya, tapi semoga suka ya.

Jangan lupa vote n komen ya, dan juga beri kritik dan saran supaya ceritanya lebih baik lagi ok bye bye 😁.

Everything will change// SunkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang