Part 7

9 2 0
                                    

"Jadi Aditya tidak memberitahumu bahwa dia ingin ke kantor?"

Fera dan Anita langsung menoleh ke sumber suara. Mereka benar-benar kaget melihat Ferdian yang begitu marah saat bertanya soal Aditya.

"Mungkin Fera lagu tidur, Pa. Makanya Fera gak tahu kalau Aditya ke kantor, gak usah marah begitu, Pa. Aditya kan bekerja, bukan ke tempat lain. Jadi jangan marah begitu," bujuk Anita menyuruh suaminya agar tidak emosi.

"Ma, dia itu udah punya istri, jadi dia harus memberitahu istrinya mau kemana aja, termasuk ke kantor, kan? Supaya Fera gak nyariin dia kayak gini," tegas Ferdian yang membuat Anita tidak bisa berucap.

"Pa, Fera gak papa kok. Mungkin karna memang Fera lagi tidur tadi, Fera juga gak tau kalau Om pamit sama Fera, kan. Jadi gak papa kok, Pa. Seriusan, Fera gak papa." Fera ikktan membujuk sang mertua namun demi Fera Ferdian akan menahan kemarahannya sampai Aditya pulang.

°°°

Sementara Aditya sendiri sedang menemui Aliya di sebuah restoran elit di Jakarta, sebelumnya Aditya memang ke kantor tapi hanya sebentar saja.

Kini dia sedang membujuk Aliya agar tidak marah padanya lagi. "Aliya, kamu jangan kayak gitu doang, Aliya kalau kemaren aku tahu kamu datang, mungkin aku akan batalin semuanya. Tapi aku seriusan gak tahu, karna tidak ada kamu saat aku turun dan akhirnya nikah sama dia," bujuk Aditya mulai menjelaskan semuanya.

Aliya hanya berpura-pura marah, padahal dia senang karna aditya datang membujuknya. Aliya lalu menoleh padanya sambil bersandiwara seperti sebelumnya.

"Aku ingin tanya? Apa dua hari ini kami udah pernah menyentuh cewek itu?" tanya Aliya tanpa ada malu sama sekali.

"Enggak sayang, gimana mau aku sentuh, dia aja masih polos begitu. Lagi pula, aku kan gak suka dan cinta sama dia, lalu bagaimana mungkin aku menyentuhnya. Kamu jangan nanya yang aneh-aneh  deh," kata Aditya menjelaskan semua walaupun sebenarnya Aditya sempat ingin mengambil haknya pada istrinya tersebut.

"Jadi kamu gak suka sama dia, kan?" tanya Aliya memastikan posisinya sekarang.

"Ya enggaklah, aku tuh cuman suka sama kamu dan aku hanya akan menyentuh istri yang aku cintai nanti, termasuk kamu sayang," jelas Aditya yang membuat Aliya merasa aman dengan posisinya.

Zidan ternyata menyaksikan semua itu, karna sudah malas mendengarkannya, dia pergi dari sana. Zidan sebenarnya tidak suka, saat melihat Aditya bersama gadis itu dan istri Aditya jauh lebih baik darinya.

Ingin sekali Zidan menghampiri sahabatnya tersebut dan membuatnya sadar, namun dia tidak memiliki hak apapun untuk melarang Aditya. Karna jika dia melakukannya, mungkin Aditya akan memarahinya dan juga membencinya nanti.

Zidan memilih untuk pergi saja, dia juga ingin berkunjung ke rumah Ferdiansyah sambil melihat semua keluarga tersebut termasuk kakak iparnya.

°°°

Setelah sekian lama membujuk Aliya, Aditya akhirnya bisa tenang dan pulang ke rumah kembali. Dia di sambut oleh tuan Ferdian langsung, tatapan itu sepertinya tatapan marah padanya.

Ferdiansyah menyuruh Aditya mengikutinya, sedangkan Aditya menurutinya saja. Sekarang Aditya berada di depan semua orang, termasuk Fera dan Zidan juga.

"Aditya Papa ingin bertanya padamu?"

Aditya mengernyit dan apa maksud pertanyaan tersebut. "Iya, silahkan, Pa!" balasnya singkat.

"Kenapa kamu sama sekali gak bilang sama Fera, kalau kamu ingin ke kantor? Padahal dia adalah istri kamu sekarang, jadi dia berhak untuk itu, papa gak suka lihat tingkah seperti itu Aditya."

"Pa, tadi Fera masih tidur dan Aditya gak tega bangunin, jadi Aditya pergi saja deh," jawabnya menjelaskan walupun memang benar itu alasannya barusan.

"Ouh jadi Lo gak bilang sama Fera tadi, Lo emang parah, Dit. Bisa-bisanya Lo ketemuan sama pacar kamu diam-diam dan gak ada yang tau sama sekali. Sungguh," gumam Zidan dalam hatinya.

"Oke baiklah, tapi lain kali jangan lagi. Aditya dan Fera, Papa mau bilang sesuatu ama kalian berdua. Apartemen yang sudah papa rencanakan untuk kalian sudah siap, jadi mulai hari ini kalian bisa menyiapkan barang-barang kalian karna kalian akan mulai tinggal disana mulai besok. Aditya, Papa berharap setelah ini kamu bisa jaga istri kamu dengan baik, jangan sampai kamu melakukan hal sama seperti hari ini," jelas tuan Ferdian yang membuat Aditya merasa senang.

"Waduh, bisa-bisanya dia nanti semakin bebas, parah Lo Dit. Kenapa keadaan selalu memihak sama kamu sih," umpat Zidan kembali dalam hatinya.

"Yeah, Fera bisa bebas dong mulai besok. Sebenarnya Fera pengen ketemuan sama teman-teman Fera. Lagian besok juga mulai ngampus, jadi aman, xixi!"

Fera dan Aditya merasa senang karna mereka bisa bebas dengan keinginan masing-masing mulai besok, setidaknya tidak ada siapapun disana selain mereka berdua. 

"Baik Pa, Fera mari ke kamar. Kita harus beresin semuanya lebih cepat, karna kamu juga pasti penasaran sama rumah baru kita," ajak Aditya pada sang istri lalu menariknya untuk menaiki tangga.

***

"Setelah sampai di rumah kita nanti, aku akan menjelaskan semua peraturan yang harus kita taati satu sama lain," jelas Aditya yang membuat Fera mengernyit.

"Maksud, Om?" tanya Fera kebingungan sambil merapikan pakaian.

"Ya nanti saja, pokoknya kau harus menurutinya, kau faham!"

Fera mengangguk. "Tentu, karna Fera juga punya peraturan buat Om."

Aditya dan Fera mulai menunjukkan sifat asli mereka, atau memang kesempatan ini yang membuat mereka ingin mengungkap siapa diri mereka sebenarnya.

Mereka kembali merapikan semua barang-barang yang akan dibawa nanti, sementara lainnya sedang menunggu di bawah. Nanti mereka akan berangkat bersama dan yang tinggal hanya mereka berdua saja.

°°°

Fera dan Adityapun menyelesaikan  itu semuanya begitu cepat, setelah itu merekapun menuju apartemen tersebut.

Setelah sampai disana, semua orang lalu pamit untuk pulang, karna tugas mereka sudah selesai dan giliran mereka merapikan apa yang perlu dirapikan di dalam rumah tersebut.

"Jangan lupa untuk berkunjung ke rumah, Fera besok sudah masuk kuliah kan, Sayang? Jadi Aditya antarin istri kamu ke kampusnya, karna tugas ini adalah tugasmu sekarang. Kau faham Aditya!" jelas Anita yang membuat Aditya diam tak berkutik.

"Satu lagi, kamu harus selalu nurutin kemauan Fera, karna dia adalah istri kamu. Fera, jangan melawan sama suami kamu yah sayang, soalnya istri harus nurut!" imbuh Anita oada keduanya kembali.

Aditya dan Fera mengangguk saja, sementara itu pula, Fera langsung menyalim mertuanya tersebut.

Zidan langsung menepuk bahu sahabatnya, sambil membisikkan sesuatu di telinganya.

"Semoga berhasil!" bisik Zidan yang membuat Aditya mengernyit.

"Apaan sih Lo, berhasil apaan goblo*" tanya Aditya dengan menautkan kedua alisnya.

"Karna mulai nanti, kalian bebas dan bisa berduaan sepuasnya!" godanya seraya berlari dari sana.

"Teman lakna*!"

Orangtua Adityapun berpamitan, sementara mereka mulai mengangkat barang-barang mereka berdua. Fera membuka kunci, matanya sempat terpukau melihat suasana baru tersebut.

Semuanya tampak indah, walaupun terkesan minimalis dan juga sederhana. Namun rasanya sangat cocok untuk pasangan yang baru saja menikah atau pengantin baru tersebut

#to be continued

My Annoying Little Wife #WRITONwithCWBPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang