"Kalau Om lagi suka atau Deket sama cewek lain gak papa kok, Fera gak masalah karna Om juga berhak untuk itu. Tapi satu hal yang Fera gak suka, asal cewek itu gak macem-macem sama Om. Itu aja," ucapnya begitu yakin dan dia memang sangat mengerti suaminya tersebut."Terus kalau misalnya, Om yang macem-macem?" goda Aditya seketika membuat Fera memanyunkan bibirnya.
"Yah Fera jitak deh, Fera gak akan tinggal diam dan kalau perlu Fera akan kubur Om idup-idup sama cewek itu!" ancamnya begitu sadis karna kesal.
"Haha, lucu banget sih!"
Fera menggeleng lalu mengalihkan pandangannya, sementara Aditya merasa puas karna godaan tersebut cukup membuat Fera kesal dengannya.
Fera pergi dari sana lalu masuk ke kamar mandi kembali, karna dia merasa gerah sendiri. Aditya hanya terkekeh melihat ekspresi Fera padanya, lalu mengambil posisi yang nyaman di kasur karna hari sudah malam.
Fera keluar dengan memakai tangtop saja karna dia kepanasan sedari tadi, sementara Aditya yang semula pokus ke laptop berubah menjadi menatap Fera.
"Fera kenapa baju yang tadi malah diganti, hah? Ganti lagi, gak!" tegas Aditya sambil mendekati Fera.
Fera menggeleng dan tidak mendengarkannya sama sekali, dia malah langsung berbaring di kasur tersebut dan mengabaikan ucapan Aditya padanya.
"Fera!"
"Enggak Om, Fera emang biasanya gini kalau cuacanya panas. Di rumah Fera malah pakai ginian semaleman, biar fresh gitu dan bisa tidur dengan nyaman," ucap Fera menolak perintah Aditya.
Aditya menggeleng dan dia hanya tidak ingin melakukan kesalahan nanti padanya, karna tubuh istrinya yang terlihat tersebut sangat membuatnya susah menahan dirinya.
Baru saja Aditya senang dengan sikap jujur Fera, namun seketika itu pula Aditya merasa kesal lagi padanya karna pakaian tersebut. Aditya mendekatinya sedangkan Fera menjauh, dia menghindar dari pria tersebut.
"Ganti gak!"
"Enggak akan!"
"Fera Om gak mau nanti Om melakukan kesalahan padamu, jangan salahin Om jika melakukan hal itu padamu sebelum waktunya," jelas Aditya yang membuat Fera tidak mengerti.
"Maksud, Om?"
"Fera, Om juga pria normal dan apa kamu mau Om menyentuhmu sekarang?" tanya Aditya yang seketika membuat Fera menutupi dirinya dengan selimut.
"Ih Om mesum, enggak mau!"
"Kalau begitu, ganti sekarang juga. Sebelum Om salah langkah!" tegas Aditya yang langsung membuay keberanian Fera menciut.
Seketika itu pula, Fera akhirnya mengalah dan masuk kedalam kamar mandi kembali. Dia memakai pakaian sebelumnya, lalu keluar dari sana sambil memanyunkan bibirnya.
Aditya sudah mengakhiri pekerjaan karna sudah mengantuk, lalu duduk kembali di kasur sambil menatap Fera dengan kesal. Fera mendekatinya lalu berbaring di sisi kiri, sedangkan Aditya mengambil posisinya pula disana.
Mereka sama-sama berbaring, bedanya saling membelakangi satu sama lain. Padahal baru tadi mereka akur dan sekarang malah saling marahan.
Fera menoleh ke belakang sebentar, lalu kembali membelakangi posisi Aditya. Aditya sedang menahan tangannya karna tadi Fera membuatnya merasa aneh sendiri.
Aditya melakukan hal sama dan kebetulan mereka menoleh ke tempat yang sama yakni ke pandangan satu sama lain. Fera memperdalam selimutnya sementara Aditya langsung terkekeh.
"Haha!"
"Ih kok malah ketawa sih, emang ada yang lucu, hah?" ketus Fera karna Aditya menertawainya.
"Fera gak usah takut kali, kalau boleh jujur ini, itu, itu, itu dan itu adalah milik Om!"
Seketika Fera membulatkan matanya karna aditya menunjuk hal-hal yang ada di tubuhnya tersebut. Fera langsung memukul dada bidang Aditya, sementara yang dipukul hanya terkekeh.
"Mesum! Om mesum! Awas kalau macem-macem, Fera bikin sate!"
Aditya semakin menertawai Fera, sehingga Fera bertambah kesal padanya. Fera langsung mengeluarkan tendangan mautnya sampai Aditya jatuh ke lantai.
"Aarggh..." pekik Aditya saat itu juga dan langsung bangkit sambil memegangi punggung dan bokongnya yang sedikit nyeri karna hal tersebut.
"Fera, pinggang Om dan ini juga sakit," ketus Aditya sambil memegangi bagian yang sakit tersebut dan Fera keluar dari selimutnya.
"Om sih nakal, coba aja gak nakal mungkin ini gak akan terjadi," balas Fera begitu judesnya sambil meledek Aditya.
"Ouh jadi mau liat Om nakal? Yaudah kalau begitu, kita lihat aja!"
Aditya mendekati Fera seketika Fera bangun dan mundur terus-terusan sampai punggungnya berbentur dengan sandaran kasur tersebut.
Aditya semakin mendekat, sementara Fera berusaha mencari sesuatu yang bsa membuat Aditya berhenti mengerjainya. Fera mengambil alarm dan itulah yang menjadi senjatanya sekarang.
"Fera lempar nih, menjauh gak Om!"
"Enggak mau!" ucapnya yang tetap mendekati Fera.
Fera hendak melemparnya, namun kekuatan Aditya jauh lebih besar darinya sehingga dengan mudah Aditya mengambil alih alarm tersebut dan meletakkannya kembali, namun ke dalam laci agar Fera tidak bisa mengambilnya lagi.
Fera benar-benar tidak bisa mengendalikan dirinya lagi, dia benar-benar merasa deg-degan saat Aditya perlahan mendekatinya. Setelah berjarak sekitar satu centi saja, Aditya sengaja membuat Fera merasa takut dan mengakhirinya dengan tawa.
"Haha, haha. Kamu lucu banget sih, haha,"
Aditya tertawa sambil berbaring ke posisi semula, sementara Fera sudah sangat gugup saat itu juga. Fera benar-benar kesal dengan suaminya tersebut dan langsung menutupi dirinya dengan selimut.
Aditya merasa kasihan padanya, karna Fera tak mengeluarkan suara sedikitpun, Aditya mengakhiri tawanya tersebut. Aditya bangun lalu menangkup wajah Fera yang tampak sedang menahan air matanya.
"Hey, kok malah nangis sih?"
"Om jahat, Om hampir bikin jantung Fera copot. Fera kesel sama Om, Fera gak mau ngomong lagi sama Om,"
Aditya memejamkan matanya sekilas lalu menatap Fera serius. "Om cuman bercanda Fera, mana mungkin Om berbuat itu sama kamu sih. Enggaklah, Om niatnya cuman bikin kamu takut, itu aja."
Fera menangis sedangkan Aditya tidak mengira istri kecilnya tersebut benar-benar kesal dan langsung menangis begitu. "Om udah berhasil, buat Fera takut!" ucapnya lalu bangkit dari sana.
Fera duduk di sofa, Aditya langsung mendekatinya dan berjongkok di depan istrinya tersebut, lalu memegang tangannya dengan tatapan bersalah.
"Fera jangan ngambek dong, Om bercanda kok. Om gak akan pernah minta hak apapun sama Fera, kalau Fera belum siap dan yah tadi kan kamu baru aja jadian sama gebetan kamu, jadi seharusnya jangan sedih kayak gini. Please maafin Om, yah Fera!"
"Enggak! Karna Om, Fera jadi takut sama Om!"
"Fera, udah malem jadi ayo tidur. Om janji gak akan lakuin ini lagi, please ayo!"
"Enggak, Fera gak mau. Om tidur saja, Fera gak mau Deket sama Om, Fera takut kalau Om gitu lagi," jelas Fera dengan menangis.
"Ssstt... Enggak, enggak akan. Ikut yah, nanti Om temenin Fera sampai tidur dan Om gak akan ganggu Fera lagi. Fera gausah takut, karna Om juga akan melakukan apapun sebelum waktunya tiba, janji!"
Fera mulai percaya dan tidak menangis lagi sedangkan Aditya langsung tersenyum padanya. "Janji?"
"Iya, janji!"
Fera lalu bangun bersama Aditya, Aditya membawa Fera mendekati kasur dan menyuruhnya duduk. Sementara Aditya menuju tempatnya, lalu mengusap air mata tersebut dan tersenyum.
#to be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Little Wife #WRITONwithCWBP
RomanceLo beneran mau nikah sama cewek yang dijodohin sama Lo, Dit?" "Ya mau gimana lagi, gue juga udah lumayan tua dan wajar aja nyokap bokap gue mau nikahin gue secepat mungkin," Zidan langsung mengernyit melihat tingkah sahabatnya tersebut. "Enteng ba...