"Makasih yah Pa, makasih udah bisa menjelaskan semuanya. Kalau gini kan, hati Mama jadi lebih tenang,"ucap Anita sambil mendapatkan rangkulan dari sang suami."Kalau gini kan enak, yaudah ayo ke kamar lagi dan mama emangnya gak mau nyiapin papa sarapan?"
Anita terkekeh lalu mengangguk, merekapun masuk ke dalam kamar kembali. Anita keluar dari sana sementara Ferdiansyah hanya memandangi sang istri yang perlahan menjauhinya.
°°°
Aditya sudah selesai mandi dan kini sedang memakai handuk sepinggang yang memperlihatkan dada dan bagian lainnya selain yang di tutupi handuk tersebut.
Disaat itu Fera, baru saja keluar dari kamar mandi dan matanya langsung menangkap sosok di depannya yakni suaminya tersebut.
"Aa..."
Sontak begitu juga Aditya langsung berbalik dan menatap kesal Fera, karna membuatnya kaget tanpa menyadari bahwa dirinya lah yang menjadi penyebab teriakan tersebut.
"Kenapa sih?" tanya Aditya dengan menautkan kedua alisnya.
"Om, kenapa gak pakai baju sih, Fera kan jadi malu liat-liat roti sobek yang ada sama Om," ucapnya sambil menutup matanya.
"Caelah, Om kan suami kamu jadi gak akan jadi masalah kalau kamu lihat. Lagian kenapa malah keluar tanpa mengeluarkan suara, hah?"
"Ya Fera kan buru-buru, jadi Fera lupa kalau Om juga disini. Om pakai baju, biar Fera tutup mata sampai Om selesai, buruan!"
Aditya menggeleng. "Enggak, siapa suruh kamu minta sekamar, hah? Jadi jangan maksa, Om lagi nyari baju yang cocok buat meeting. Lagian ini cuman bagian luar aja, jadi biasa aja," jelas Aditya yang membuat Fera membulatkan matanya.
"Ih apaan sih, Om?"
Aditya malah mendekati Fera, lalu menatapnya keseluruhan. Fera seketika menutupi dirinya dan menatap balik Aditya dengan kesal.
"Apaan sih, liatin Fera dari atas sampai bawah? Jangan mesum, Om gak boleh mesum!"
"Udah ah, keburu telat." Aditya mengubah arah tubuhnya kembali lalu sembarang mengambil kemejanya karna dia sudah hampir terlambat.
Fera masih memanyunkan bibirnya tak berani melihat kebelakangnya, karna Aditya masih disana. Sementara Aditya sudah selesai bersiap-siap, lalu menatap Fera kesal.
"Emangnya gak takut telat, hah?" tanya Adityaa seketika membuat Fera menoleh padanya.
"Ah, Om si. Bikin Fera lupa, padahal kuliahnya bentar lagi. AU, ah Fera kesel sama Om," ketus Fera lalu bersiap-siap.
Aditya menunggunya di bawah seraya melirik jam tangannya, mereka benar-benar akan telat hari ini, bahkan Fera belum juga turun dari tadi.
Yang ditunggu akhirnya datang, Aditya merasa gemas sehingga menarik Fera agar lebih cepat lagi, jika didiamkan mungkin baru tahun depan mereka akan sampai ditujuan masing-masing.
"Nih bocah emang kebangetan, udah Lola, lamban lagi kek siput. Lama-lama gue santap nih, kalau bikin kesel mulu," umpat Aditya dalam hatinya dengan menatap Fera sekilas.
Adityapun menyuruh Fera duduk di sebelahnya, sementara Fera memeriksa semua buku yang di bawanya untuk keperluan praktek nanti.
"Buku ini udah, alatnya udah,"
"Gilanya udah, bikin keselnya udah. Semuanya kayaknya udah deh," sindir Aditya sambil melajukan mobilnya menjauhia apartemen tersebut.
Fera mengerutkan dahinya, dia masih kesal pada Aditya sehingga enggan menatap dirinya. Aditya mengabaikannya saja, dia harus pokus ke jalanan dan harus tepat waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Little Wife #WRITONwithCWBP
RomanceLo beneran mau nikah sama cewek yang dijodohin sama Lo, Dit?" "Ya mau gimana lagi, gue juga udah lumayan tua dan wajar aja nyokap bokap gue mau nikahin gue secepat mungkin," Zidan langsung mengernyit melihat tingkah sahabatnya tersebut. "Enteng ba...