Aditya masuk ke dalam rumah yang diikuti oleh Fera di belakangnya. Mereka mulai merapikan semua ruangan yang ada. Ada empat kamar, yakni dua di atas dan dua dibawah.
Dua kamar untuk mereka dan dua kamar untuk tamu, mereka membersihkan semuanya terlebih dahulu, baru memutuskan kamar yang mana yang akan mereka tempati nantinya.
Setelah semuanya benar-benar selesai dibereskan, Fera dan Aditya duduk di ruang keluarga mereka sambil tiduran. Fera menatap semuanya, rasanya sangat indah dan juga nyaman walaupun ada kecanggungan diantara keduanya.
"Om!" panggil Fera saat itu juga
"Iya?" sahut Aditya sambil menatap dirinya.
"Sebaiknya kita sekamar atau sehati?" tanya Fera seketika membuat Aditya melongo.
"Eh maksud Fera, sebaiknya kita sekamar atau beda?" tanya Fera mengulang pertanyaan tersebut.
"Kirain apaan tadi," ketus Aditya karna Fera mengganggu pikirannya tanpa sengaja.
"Kan ada dua kamar di atas, jadi satu orang satu kamar. Maksudnya, kamar kita beda saja, karna kamu ingin bebas di kamar kamu dan Om pengen bebas di kamar Om. Kamu setuju?" saran aditya yang membuat Fera menggeleng.
"Enggak Fera gak mau, Fera pengen se kamar saja karna Fera takut di kamar sendirian, Om. Om tau kan Fera takut gemuruh, terus gimana kalau tiba-tiba hujan datang dan malah membawa gemuruh juga?" tolak Fera begitu saja.
"Tapi--"
"Enggak, Om jangan lupa kalau om harus nurutin kemauan Fera. Mama kan udah bilang itu tadi, Om jangan lupa!"
"Oke, kalau gitu bawa barang-barang kamu ke kamar. Biar dirapiin juga, kamu jangan bilang apapun sama Mama, denger!" tegas Aditya lalu menaiki tangga.
Aditya memutuskan akan menggunakan satu kamar seperti permintaan Fera. Aditya merasa lelah, ia memilih untuk istirahat saja.
Sementara itu, Fera begitu kesusahan saat membawa masuk boneka kesayangannya tersebut. Fera melihat Aditya tertidur, sedangkan dia harus merapikan semua barang-barangnya.
Fera meletakkan bonekanya tersebut di tengah-tengah kasur, lalu duduk disana. Aditya yang yang setengah sadar, langsung menoleh padanya.
"Akhirnya kita sampai juga, hehe," gumam Fera sendirian.
"Tuh bocah emang dah, bisa-bisanya dia bawa boneka ke kamar ini. Emang bocah," umpatnya dalam hati.
Fera mendekati Aditya. "Om?"
"Om?"
Aditya sengaja tidak menyahuti agar gadis itu tidak mengganggunya lagi malam ini, karna Aditya benar-benar lelah sekarang.
Karna tidak ada respon sama sekali, Fera akhirnya kembali ke kasir dan berbaring disana. Hari sudah malam, waktunya untuk istirahat, Fera memejamkan matanya dan sekian menit setelah itu diapun tertidur.
Aditya bangkit, dia langsung mendekati Fera. Menang nakal, lihat saja dia bahkan tanpa sengaja membuat aditya peduli padanya.
Dia tidur tanpa selimut, karna itulah Aditya dengan baik hati menyelimutinya sampai leher. Kalau dilihat-lihat dia manis sekali, tapi sayang masih bocah.
"Om mau kemana?" tanyanya seketika membuat Aditya melongo.
Bukannya dia sudah tidur? Tetapi kenapa malah tiba-tiba menanyakan hal tersebut? Ntahlah, mungkin dia terbangun saat Aditya menyelimutinya.
"Bukannya kamu udah tidur, hah?"
Fera menggangguk lalu menarik tangan Aditya mendekatinya, Aditya terduduk disana, sementara Fera memeluk tangan Aditya erat sambil memejamkan matanya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Little Wife #WRITONwithCWBP
RomanceLo beneran mau nikah sama cewek yang dijodohin sama Lo, Dit?" "Ya mau gimana lagi, gue juga udah lumayan tua dan wajar aja nyokap bokap gue mau nikahin gue secepat mungkin," Zidan langsung mengernyit melihat tingkah sahabatnya tersebut. "Enteng ba...