Satu hal yang Aditya tidak suka, yakni Zean. Mungkin pria itu akan mengambil kesempatan saat dia pergi nanti, mungkin saja dia akan berpura-pura bersimpati menyemangati Fera disaat dia tidak ada.
Zean akan menggantikan dirinya, atas kebahagian besok dan Aditya tidak rela itu. Aditya sudah berjanji pada dirinya, dia akan langsung menghubungi Fera setelah sidang itu berakhir. Aditya akan menyuruh Fera pulang, karna dia tidak rela jika istrinya berbagi kebahagian dengan orang lain sebelum kepadanya.
"Udah sekarang waktunya untuk tidur, karna hari sudah sangat larut. Ayo!" ajak Aditya yang menarik tangan Fera dengan lembut, sementara Fera hanya terkekeh melihat tingkah Aditya tersebut.
Fera berbaring, namun Aditya hanya menatap langit-langit dengan igauannya tentang besok. Zein benar-benar membuat aditya tidak tenang malam ini, sehingga Fera merasa aneh sendiri.
"Om kenapa sih? Kayaknya Fera merasa bahwa ada yang membuat Om berfikiran aneh? Apa itu kak Zein?"
"Eh enggak, bagaimana mungkin Om berfikiran begitu, lagian dia cuman kekasih kamu dan Om ga usah takut karna kamu istrinya Om," jelas Aditya mengelak.
"Lah kok jadi jawab yang itu sih, lagian Fera nanya yang lain. Jadi Om pasti mengira Fera akan berduan terus sama kak Zein dan sama-sama berbagi kebahagian juga?" tebak Fera yang membuat Aditya malu.
"Enggak, Om gak mikirin itu. Kamu salah faham aja, Om sama sekali gak ada mikirin itu," bohong Aditya supaya bisa mengelak.
"Om Fera jelasin yah, Kak Zein memang pacar Fera, tapi gak pernah lakuin hal aneh kok. Beneran, gak pakai bohong sama sekali, terus kak Zein kan udah lulus kuliah. Jadi dia gak mungkin datang kesana, tapi Fera gak bisa mastiin sih, hehe,"
"Udahlah, jangan bahas itu. Lebih baik tidur sekarang, besok ada hal penting jadi gak boleh begadang, biar gak telat bangunnya. Dah!"
"Yaudah Fera istirahat yah, selamat malam!"
Fera lalu membelakangi posisi Aditya dan perlahan memejamkan matanya lalu tertidur. Aditya menoleh ke arahnya, lalu berusha melihat apakah Fera sudah tidur dan memang benar dia sudah tertidur saat itu juga.
Aditya berusaha menghilangkan semua pikiran anehnya tentang besok, dia harus yakin dengan istrinya tersebut. Dengan berat hati, Aditya akhirnya berusaha melupakan semuanya dan memutuskan untuk istirahat juga.
°°°
Di pagi harinya...
Aditya sudah siap untuk berangkat, sementara Fera menemaninya ke bandara karna sidang akan di adakan nanti siang. Fera sebenarnya merasa sedih, karna Aditya akan meninggalkannya walaupun hanya tiga hari saja.
Aditya tersenyum padanya, lalu mencium dahi istrinya tersebut gemas. "Om pergi yah, jaga diri kamu baik-baik selama Om gak ada di dekat kamu. Satu lagi, kami harus berhasil nanti dan jangan lupa hubungi Om."
Fera hanya bisa diam, sedangkan Aditya langsung menangkup wajahnya tersebut. "Ada apa? Kenapa malah bersedih begitu, hah?" tanya Aditya pada sang istri.
"Om jangan lama-lama disana, kalau boleh pulang lebih awal dari perjanjian sebelumnya karna Fera takut sendirian di rumah. Serius!"
Aditya terkekeh. "Aduh, lama-lama Om gak jadi pergi nih, gak tega ninggalin kamu sendirian. Om gausah pergi, kan?" tanya Ditya dengan sengaja.
"Eh, Fera gak papa. Om harus pergi, Fera gak akan bilang itu lagi."
"Tadi kamu bilang, gak mau sendirian, jadi Om gak jadi pergi kalau begitu," sambung Aditya sengaja membuat Fera merasa bersalah.
"Om tampan, suami Fera yang paling tampan pokoknya, Om harus pergi yah. Inget Fera gak akan bilang itu lagi, Fera kan udah bilang kalau Om bisa pulang lebih awal, bukannya malah gak jadi pergi begitu. Kalau Fera kesepian, Fera telpon Om aja. Okeh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Little Wife #WRITONwithCWBP
RomanceLo beneran mau nikah sama cewek yang dijodohin sama Lo, Dit?" "Ya mau gimana lagi, gue juga udah lumayan tua dan wajar aja nyokap bokap gue mau nikahin gue secepat mungkin," Zidan langsung mengernyit melihat tingkah sahabatnya tersebut. "Enteng ba...