18. Hati Yang Belum Tertata

131 48 2
                                    

ANNYEONG YEOROBUN BUDAYAKAN VOTE & KOMEN SETELAH MEMBACA YA!

Happy reading...

Jika ingin membuka hati, sebaiknya pikirkanlah dengan baik. Sebab tidak baik jika memulai dengan orang baru namun hatimu masih tertinggal pada orang lama.

Part 18. Hati Yang Belum Tertata

Greysia melangkah mendekati seorang pria yang sudah menunggunya sambil duduk di kursi taman. Ia menggenggam erat tas selempangnya, entah kenapa kali ini ia seperti belum siap menemui Haruto.

Ia lalu duduk disebelah Haruto tanpa berkata apapun.

"Kamu udah dateng?" tanya Haruto yang membuat Greysia hanya menganggukkan kepalanya.

"Kamu mau bicara apa?" tanya Greysia langsung ke intinya tanpa menoleh kearah Haruto yang sedang menatapnya.

"Kamu masih inget awal kita ketemu dulu?"

Greysia mengangguk pelan.

"Dulu kamu pengen tahu kenapa alasan ku ada disini kan? Sekarang aku mau cerita semuanya ke kamu, aku pengen kamu tahu satu hal tentang aku," ujar Haruto.

Sebelum mengatakan yang sebenarnya ia kembali menarik nafasnya dalam-dalam, ada sedikit ketakutan di dalam hatinya. Ia takut kalau reaksi Greysia tidak sama seperti yang ia harapkan, gadis itu pasti terkejut.

"Dulu alasan aku ke sini emang karena pengen ketemu sama ibu kandung aku, pengen lihat kembaran aku walaupun cuma bisa lihat batu nisannya aja. Pengen balas dendam buat orang-orang yang udah nyakitin kembaran aku," ujar Haruto yang membuat Greysia sedikit terkejut.

Balas dendam?

"Tapi Grey, semakin kesini tujuan ku berubah setelah baca surat dari Biru. Dia pengen jagain kamu selalu, tapi dipertengahan jalan dia harus pergi tanpa sempat berpamitan. Biru pasti juga sedih, dia pasti juga gak pengen ngelihat kamu nangis terus tapi dia harus apa? Dia cuma manusia biasa yang terpaksa nerima garis takdir yang udah ditentuin sama Tuhan tanpa bisa nolak karena itu bukan kuasanya."

"Dari sana aku pikir aku bisa gantiin Biru buat jagain kamu sementara. Tapi ternyata aku udah ngelewatin batas, Grey." sambungnya.

"Tolong jangan pernah bilang kalau kamu suka sama aku, Ru. Tolong jangan bilang." batin Greysia.

"Aku... aku ternyata jatuh cinta sama kamu, Grey."

Sebulir air mata jatuh dari pelupuk mata Greysia, perkataan yang tak ingin ia dengar lolos begitu saja dari bibir Haruto. Hatinya masih berantakan, belum tertata, mana bisa ia menerima orang baru dengan hati yang masih bertaut dengan orang lama.

"Cinta?" Greysia tertawa hambar, ia lalu menatap Haruto dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Kamu tahu? Cinta sekarang menurut ku kata itu lebih menyakitkan daripada semua penghinaan yang ada." ujar Greysia.

"Aku cuma pengen kamu tahu kalau aku bener-bener tulus sama kamu. Aku pengen buat kamu jatuh cinta sama aku sebagai Haruto bukan sebagai Biru."

Greysia tertawa, sejenak ia merasa perkataan Haruto begitu lucu.

"Kamu tahu kenapa sampe sekarang aku belum bisa ngelupain Biru? Lima puluh persen alasannya karena kamu, Haruto." ujar Greysia.

"Karena tatapan kamu, wajah kamu, semuanya ngingetin aku sama Biru! Dan kamu pengen aku ngelupain dia dan jatuh cinta sama kamu?! Kamu gila Haruto. Sejenak, aku ngerasa sekarang yang ada di hadapanku ini adalah Biru bukan Haruto."

Dear Blue : Who Are You? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang