12.

18 2 2
                                    


"Kok izin ke aku?"

"Karena saya cuma punya tanggung jawab buat ngajarin kamu bukan ngajarin dia"

"Aku terserah Om aja eh Mas"

Gifano menganggukkan kepalanya "Yasudah kamu boleh ikut" ujarnya menunjuk Sari yang sudah kegirangan

"Yess hahah"

Sebenarnya Sesil agak kesal dengan Gifano yang memperbolehkan Sari ikut les bersama ditambah lagi ia dan Sari sering adu cekcok tapi mau bagaimana lagi Gifano sendiri yang mengizinkan Sari untuk ikut.

Satu setengah jam mereka lalui bertiga Gifano beberapa kali menunjukkan latihan soal yang ia bahas, beberapa kali juga Sari pura-pura bertanya dan pura-pura sok mengerti dengan penjelasan Gifano, agar bisa mendapat perhatiannya nya si.

Sesil yang sedari tadi terdiam tidak bertanya apapun hanya memperhatikan saja moodnya hancur entah kenapa.

"Emm ... Kak yang nomor tujuh itu rumusnya pakek yang ini ya?" Tanya Sari

"Bukan, pakek rumus yang satunya"

"Oh oke kak"

Gifano menatap Sesil yang sedari tadi hanya diam membisu saja tidak ada pembicaraan yang keluar sedari tadi "Kamu lagi sakit gigi Sesil?"

"Sakit hati" ujarnya dalam hati

"Lagi males ngomong"

"Kenapa?"

"Sesil lo gak suka gue ikutan belajar bareng ya?" Sari memasang wajah sedihnya yang dibuat-buat, imut enggak kek nahan berak iya.

Gifano menatap Sesil curiga, "Benar begitu Sesil?"

"Enggak ih apaan sih, ini kalau udah selesai lesnya mending kalian pergi"

"Lo ngusir kita Sil?" Tanya Sari

"Gue capek mau tidur"

Sesil langsung bergegas naik keatas untuk memasuki kamar kemudian menghempaskan tubuhnya di atas kasur motif pinguin.

Entah kenapa moodnya benar-benar rusak untuk hari ini sudah cukup dirinya butuh istirahat, matanya memejam mencoba memasuki alam mimpi.

Sedangkan dibawah Sari dan Gifano hanya menghela nafas pasrah saja dengan kelakuan anak dari pemilik rumah ini, keduanya kemudian keluar dari rumah setelah berpamitan dengan Baik Sumi.

Sari tidak membawa Motor, sengaja biar bisa menumpangi Gifano niatnya.

"Em Kak Fano aku boleh nebeng?"

Gifano yang hendak memakai helm mengurungkan niatnya, "Kamu gak bisa pulang sendiri?"

"Eh itu hp aku lowbat buat pesen ojek online mau ujan juga takut gak ada ojek atau taksi kak boleh ya"

"Emm rumah aku gak jauh dari sini kok kak" sambung Sari, sebenarnya dirinya hanya berbohong dia bisa saja pulang sendiri dengan cara memesan taksi atau menelpon sopir pribadinya untuk menjemput tapi ya mau gimana lagi dirinya kan mau mendekati Gifano jadi apapun akan dia lakukan.

Gifano memikir sebentar kemudian menganggukkan kepalanya tanda boleh, Sari dengan segera menaiki jok belakang Motor Gifano yang kosong.

Saat suara gas motor itu terdengar Sesil yang belum juga memasuki alam mimpi beranjak dari kasur guna melihat Gifano yang ingin pulang, namun yang ia lihat dari jendela kacanya derdapat perempuan yang duduk di jok motor itu.

Hatinya menciut ketika melihat Sari melilitkan tangannya di pinggang Gifano saat Motor itu mulai berjalan.

🙏🙏🙏

GifanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang