Hai!
Jangan lupa vote+comen ya.
#happy reading
__________________________________
Seperti yang dikatakan Gifano malam ini ia akan datang kerumah Sesil, untuk mengajari anak itu lebih tepatnya.
Angin malam terasa menusuk seluruh tubuhnya walupun sudah memakai jaket lepis yang berbahan tebal. tapi tetap saja udaranya terasa dingin terlebih-lebih ia menggunakan motor saat ini, untung saja jalanan tidak terlalu ramai jadi lebih mudah baginya untuk menambah kecepatan supaya lebih cepat sampai.
Apakah ada yang salah dengan dirinya?. kenapa ia mau-maunya mengajari anak itu, padahal ia juga bisa saja menolak perintah papanya untuk mengajari Sesil.
Agh entahlah ia rasa dirinya hanya butuh sedikit kesibukan saat ini.***
"Mama udah berapa kali bilang sama kamu? Udah seringkan kenapa masih ngeyel?"
"Ma..."
"APA? Kamu pikir kamu udah cukup dewasa buat pacaran ha?"
"Maafin Bintang Ma..."
Gadis itu berusaha memeluk Mamanya dari samping untuk mendapatkan maaf, namun sedari tadi sang Mama tetap saja menolak pelukan dari Putri pertamanya itu.
Dini ibu satu orang anak itu terlihat memerah mukanya menandakan bawah kemarahannya tidak main-main sekarang.
"Nek bantuin Bintang supaya Mama gak marah lagi" Mohonnya kepada sang Nenek yang sedari tadi mematung melihat interaksi antara sang anak dan cucunya itu.
Nek Irma mendekat kearah Bintang memeluk cucunya dengan sayang, mengusap air mata gadis berusia 17 tahun itu kemudian menenangkannya dengan berkata kalau semuanya akan baik-baik saja.
Nenek yang umurnya sudah berkepala limah itu beralih mengusap bahu sang anak,ibu satu orang anak itu menoleh."Aku cuma gak mau buk nanti Bintang salah memilih laki-laki"
"Kamu boleh melarangnya untuk tidak berpacaran tapi kamu juga gak boleh melarangnya untuk tidak berteman dengan anak itu"
"Buk... Aku cuma mau ngelindungi anak aku"
Gadis yang sudah tidak kuat menahan tangisnya lebih banyak lagi itu langsung beranjak"udah Nek, Ma gak usah ribut" jawabnya.
Gadis itu berlari menuju kamarnya, menutup pintu dengan kencang kemudian menangis sejadi-jadinya.
Dini kembali melirik kearah sang Ibu "Ibu liatkan kelakuan Bintang"
Ia melangkahkan kakinya menuju ruang tamu namun sebelum benar-benar menjauh Dini menghentikan langkahnya"Aku cuma enggak mau buk, anak aku salah memilih pria sama kayak aku" Ucapnya
***
Suasana di rumah sederhana namun bernuansa modern itu terlihat ramai pemilik rumah yang sering disapa Aditia itu terlihat bolak-balik menyiapkan perlengkapan Pindahan mereka yang limah hari lagi akan meninggalkan kota Semarang ini.
Ada sedikit rasa enggan sebenarnya untuk menata suasana, pertemanan, bahkan menyiapkan mental untuk bersapa dengan para tetangga-tetangga barunya nanti.
"Yang disebelah sana di bawa juga pa"ucap Doni anak bungsunya.
"Bawa semua dong sayang, mainan kamu jangan sampai ada yang ketinggalan"
"Iya Pa"
"Mamanya mana?"
"Lagi di kamarnya Kak Alisa"
"Ohh. Yaudah Papa mau lanjut beresin."
"Doni bantu boleh?"
Adit tersenyum kemudian mengusap kepala anaknya"Boleh.Kamu bawa yang ringan-ringan aja"
"Kakak bantuin juga ya Pa"ucap gadis yang baru saja datang dari arah belakang.
"Ehh Mamanya mana?"
"Lagi bikin kopi dibelakang"
"Kakak sama adek bawa yang dalam kardus tu"
"SIAP PA"
"SIAP PA"Jawab mereka serentak dengan tangan yang menghormat membuat Aditia tertawa atas kelakuan anak-anaknya.
***
Sesil sedari tadi terus menghubungi Gifano dengan cara mengiriminya beberapa pesan,namun sedari tadi belum juga ada tanda-tanda centang biru dari pesan tersebut.
Gadis dengan rambut panjang itu bolak-balik di depan pintu rumahnya.Sesil menggerutu dengan jari jempol yang ia gigit sedari tadi "Isshh,kemana si ni orang"
"Gue kan gak mau belajar" decaknya
"Kalau tuh orang beneran kesini mampus dah gue. Astaga setan gue lagi kumat malam ini" Rintih Sesil.
Gadis itu tak habis-habisnya mengoceh sedari tadi.
Sampai akhirnya suara gemuruh motor datang. Kalian bisa menebaknya kan siapa yang datang.
Laki-laki itu menuruni kakinya menghampiri gadis yang terlihat cemberut di depan pintu.
"Ayo masuk"
"Dih, yang punya rumah siapa yang nyuruh masuk siapa"
"bodoh"
"Ehh Om jangan sembarangan ya ngomongnya"
"Kalau kamu pintar pasti gak akan saya ajarin lagi"
"Siapa juga yang mau minta ajar ke Om-om tua kayak lo"
Gifano mendekatkan mukanya kearah telinga gadis yang sedang mengoceh itu."Tua-tua gini tapi ganteng kan?"
Duarr mulut Sesil seketika mendadak membisu, ia tak bisa menjawab ketika laki-laki didepannya ini membuat bulu kuduknya berdiri. aura panas tiba-tiba menjelajahi seluruh tubuhnya. Gifano benar-benar membuatnya salah tingkah sekarang.
#Next
Holla
KAMU SEDANG MEMBACA
Gifano
RandomGifano aryenanrd laki-laki berusia 22 tahun yang secara tidak langsung masuk ke dunia Sesil Pricyla gadis yang harus ia didik selama tiga bulan kedepan. Menjadi seorang guru kelas tambahan untuk Sesil tidaklah mudah, butuh tenaga dan kesabaran yang...