02.

83 11 13
                                    


Sekilas info guys
Peran Ibu Neni namanya aku ganti jadi Ibu Endang yah soalnya kalo namanya Neni , kek kurang sangar gitu ..
Jadi aku ganti namanya jadi Ibu Endang yah.

Happy reading ...

Waktu menunjukkan pukul 18:47 malam
terlihat kini Sesil dan sang ayah pak Heri sedang menikmati makan malamnya berdua dimeja makan , tidak ada yang memulai percakapan hanya dentingan sendok yang mengiasi ruangan tengah itu.

Sesil masih memendam marah kepada sang ayah terlihat dari raut wajahnya yang tidak bersahabat ketika menatap pak Heri.

"Kenapa tuh bibir di manyun-manyunin ?" Tanya pak Heri kepada sang anak ketika Sesil mengerucutkan bibirnya namun terlihat menggemaskan.

"Sesil masih mode ngambek loh yah " Jawab Sesil dengan malas ketika sang ayah mulai memulai percakapan.

"Masalah kelas tambahan ?" Tanya pak Heri.

"Udah tahu kenapa nanya " jawab Sesil masih dengan nada malasnya.
"Udah kenyang! , Aku duluan yah"Sambungnya kemudian beranjak pergi meninggalkan sang ayah sendirian di meja makan dengan perasaan yang kalut.

"Ayah cuma mau kamu jadi anak baik-baik nak , supaya ibu kamu di sana tenang " ucapan pak Heri dalam batinnya sambil mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan , terlihat dari wajahnya yang merasa bersalah karena sudah membuat sang anak bersedih.

********

Panggilan tersambung

"Ngapain nelpon gue?"

"Kelenting kuning gue mau curhat nih ..." Sesil menelpon Bintang ia akan mengadu kepada sahabat baiknya ini tentang perjanjian sang ayah dan pak predi mengenai kelas tambahan yang akan ia mulai besok sore.

"Kenapa loh? " Tanya Bintang ketika mendengar suara serak Sesil seperti sedang menahan tangis.

"Tau gak! gara-gara sih gendang dangdut itu pak predi kepsek sama bokap gue ngadain perjanjian kelas tambahan buat gue ." Jawab Sesil kemudian beranjak dari kasur menuju balkon kamarnya.

"Hahh ... mfhhah ... rasain emang enak loh."ejek Bintang dengan nada suara tertawa terbahak-bahak ketika mendengar bahwa Sesil temannya akan mengikuti kelas tambahan.

"Bantuin gue dong Ning ... "Sesil merengek seperti membuat Bintang sahabatnya bergidik jijik dengan tingkah Sesil yang kekanak-kanakan ini.

"Maksud loh gue harus ngomong gitu sama kepsek buat ngebatalin perjanjian bokap loh ? " Tanya Bintang

"Emm ... gimana kalo loh ikut juga! Yah buat tambah-tambah pengetahuan loh yakan , dari pada loh pacaran terus sama sih Yuyu kangkang itu " Sindir Sesil dengan harapan bintang akan ikut dengannya untuk melaksanakan kewajiban yang akan ia laksanakan 2 bulan ke depan.

"Sorry Sil , Alhamdulillah 20 besar masuk jadi gue gak haruslah yah ikut-ikut yang begituan hahh ... "Tawa garing Bintang membuat emosi Sesil mendadak muncul.

"Baru juga 20 besar gaya loh udah kayak juara umum di sekolahan aja , ehh sih beti aja yang juara umum gak pernah tuh gaya-gayaan kayak loh "Umpat Sesil tak terima dengan tuturan Bintang yang membahas tentang peringkat.

Jujur Sesil merasa terhina barusan secara tidak langsung ia merasa Bintang menyindir dirinya yang peringkatnya berada di 32 mendekati peringkat akhir , yah bayangkan saja murid kelas XII.IPS 2 berjumlah 34 dan Sesil berada di peringkat ke 32 sungguh memperihatinkan.

"Jagan bawa-bawa Beti dong entar kalo loh di marahin Mamat gimana."Ucap Bintang

"Udah gue mau tidur bye."

GifanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang