01.

172 17 30
                                    

Happy reading ...







                                   ***

"Mfhh ... aggh ... romantis banget sih"

"Gila nih kok cowoknya ganteng banget astagfirullah"

Sesil pricyla gadis berambut panjang pirang, dengan senyuman manis namun kelakuannya bertimbal balik, merupakan siswa kelas XII.IPS 2 itu berfokus pada handphonenya sambil sesekali tersenyum dan mengeluarkan suara tawaan kecil ketika membaca adegan romantis di cerita wattpad yang tengah ia baca.

"Waah beneran nih cowok yang modelnya begini nih cuma ada di wattpad deh kayaknya" ucap Sesil yang masih berfokus pada handphonenya.

Bruggghhh

"Aduh ... Aww ... "

"Kalo jalan tuh lihat-lihat dong" decak Sesil yang kini memegang siku kirinya akibat menabrak orang didepannya.

ia masih menunduk belum mengetahui siapa yang ia tabrak barusan.

"Heh ... kamu ya, sama guru ngomong
kasar"

Ibu Endang menggeram kesal terlihat dari matanya yang menukik tajam ke arah Sesil, jelas bahwa kini ia sedang memendam emosinya.

Sesil mendongakkan kepalanya menatap ke atas hal pertama kali ia lihat adalah wajah sangar ibu Endang, memang ibu Endang adalah salah satu guru yang killer di SMA NUSA BANGSA ini tidak ada murid yang berani ketika berlawanan dengan guru satu ini.

Namun beda halnya dengan Sesil gadis ini terlihat biasa saja ketika beranjak dan berdiri di hadapan gurunya ini.

"Sorry buk gak sengaja" ucapnya kemudian berniat beranjak ingin meninggalkan tempat itu namun langkahnya terhenti ketika ibu Endang memegang lengannya.

"Kenapa lagi buk"

"Kamu gak bisa ngomong lembut apa sama guru kamu ini" geram ibu Endang yang masih menatap wajah Sesil dengan tajam.

"Kan aku udah bilang sorry gak sengaja"

"Heh Sesil, ibu ini guru kamu ya bukan anak kamu"

"Lah yang ngomong ibu anak saya siapa
buk?"

"Aku juga gak mau loh punya anak yang modelnya kayak ibu" lanjut Sesil tanpa merasa bersalah.

Dimana anak-anak SMA NUSA BANGSA akan bergidik ngeri berhadapan dengan guru satu ini namun Sesil tidak.
Bukan hanya Ibu Endang saja , guru-guru yang lain juga, seperti Ibu Masita, ibu Devi, pak Wilson, pak Agus, Pak Dayat guru Agama Islam pun ia tantang, kecuali satu pak sapar, bukan! dia bukan seorang guru tapi seorang satpam sekolah.

hanya pak sapar satu-satunya penjaga sekolah yang menjadi teman baiknya Sesil.

"Aku duluan yah buk, Dah ... " lanjut Sesil kemudian berlari meninggalkan Ibu Endang bersama teriakan-teriakan maut guru killer ini.

"Awas aja yah kamu Sesil ibu rontokin tuh rambut kamu"

                                      ***

"Kelenting kuning ..."

"Bisa gak sih sebutin nama gue tuh yang bener" Bintang menggeleng kepala kearah Sesil.

sahabatnya satu ini memang dari dulu tak pernah mengubah nama panggilannya, sejak ia berpacaran dengan Wahyu geonino Jordan, Sesil mengubah namanya menjadi kelenting kuning.

"Sorry-sorry lidah gue suka keseleo ning"

"Nama gue bagus-bagus yah, Bintang Syntia Zivanna dan loh panggil gue kelenting kuning, emang gak ada akhlak yah loh" gerutu Bintang ia menatap tajam kearah Sesil yang menahan tawanya.

"yaudah iya-iya bintang Syntia Zivanna pacarnya Yuyu kangkang gak usah ngegas dong"

"Kenapa loh, pagi-pagi udah senyum-senyum?" Tanya bintang yang melihat kearah Sesil dengan mengerutkan keningnya.

"Tadi pagi gue--"

"Panggilan kepada Sesil prycila kelas XII.IPS 2 harap ke ruang kepala sekolah sekarang juga"

"Sekali lagi panggilan kepada Sesil prycila kelas XII IPS 2 harap ke ruang kepala sekolah sekarang juga
Sekian terima kasih ..."

Ucapan Sesil terpotong Ketika mendengar namanya yang dipanggil menggunakan speaker sekolah.

Kalo murid-murid yang lain mah sudah biasa dengan nama Sesil yang selalu di panggil oleh guru-guru begitu pun dengan Bintang ia melihat datar ke arah sahabatnya ini, jujur ia bahkan sudah bisa menebak bahwa temannya satu ini pasti mengulah kesalahan lagi.

"Bikin masalah apa lagi lo sil? " Tanya bintang

"Gue yakin ini pasti ulahnya sih gendang dangdut itu"

"Gendang dangdut siapa? "

"Buk Endang"

                                       ***

"Saya serahkan ini semua ke bapak ya pak! mau bapak hukum, mau bapak apakan anak saya, saya iklhas pak, anak saya memang bandelnya kelewatan" ujar heri ayahnya sesil.

"Lah yah, kok main hukum-hukum aja sih" Sahut Sesil yang tak terima karena sang ayah langsung meminta hukuman ke kepala sekolahnya.

"Lah emang kamu anaknya bandel" sambung Ibu Endang yang menambah-nambah.

"Ini juga ibu kenapa ikut-ikutan?" tanya Sesil, melirik kearah ibu Endang yang duduk di sebelah kepala sekolahnya.

"Huss ... Sesil kamu nih yah jadi anak ngejawab aja" sahut pak Heri yang mulai geram dengan tingkah anak semata wayangnya ini.

"Sudah-sudah begini, saya memanggil bapak kesini tidak hanya ingin memberi tahu tentang kenakalan Sesil saja pak, tapi saya juga mau membahas tentang nilai raport Sesil yang jebol semua"

"Kita lihat di pelajaran ibu Endang guru bahasa Indonesia nilai Sesil 60, ini benar-benar memprihatinkan pak, seharusnya batas kkm nilai bahasa Indonesia itu delapan puluh karena ini adalah pelajaran inti" ucap pak Predi wijaya sebagai kepala sekolah di SMA Nusa bangsa.

"Yah itu kan karena ibu Endangnya aja yang gak suka sama saya pak" jawab Sesil yang berdecak melihat ke arah ibu Endang.

"Sesil diam dulu" sahut Heri

"Sesil bukan hanya pelajaran saya saja ya kamu nilainya jebol di pelajaran Ibu Masita bahasa Inggris, ibu Devi seni budaya, pak Wilson sejarah, pak Agus matematika dan pak Dayat Agama Islam pun kamu juga nilainya jebol" sindir ibu Endang dengan wajah datarnya yang di buat-buat supaya mendapat perhatian dari  Heri, ya ibu Endang belum nikah.

"Sudah-sudah, kita tahukan Pak Heri ini adalah orang baik yang selalu memberikan sumbangan dana untuk sekolah kita ini dan kita juga tahu bahwa Sesil adalah putri bapak, maka dari itu karena saya menghargai kebaikan bapak selama ini jadi saya harap bapak tidak marah Jika saya memberikan hukuman yang baik untuk Sesil kan pak?" ucap Pak Predi kepada ayahnya sesil

"Saya serahkan Semua ini kepada bapak jika menurut bapak hukuman adalah hal yang terbaik untuk anak saya, maka saya mengizinkannya selagi itu demi kebaikan anak saya pak"

"Ya sudah kalau begitu untuk tiga bulan ke depan Sesil harus ikut belajar tambahan, dan yang mengajarinya adalah anak saya" sambung pak predi yang mendapatkan anggukan dari Pak Heri.

"Apaan sih aku nggak setuju loh yah" ujar Sesil menarik-narik tangan pak Heri lantaran ia tak setuju dengan usulan Pak Predi dan ayahnya barusan.

"Anaknya pak predi gak kalah ganteng loh dari cogan wattpad ..." Bisik pak Heri yang berhasi membungkam mulut sesil.

Heri tahu jika sang anak semata wayangnya ini sangat tergila-gila dengan para cogan-cogan, lah siapa tau Sesil mau kan dikelabui begitu?















Nexttttt

Buat yg mau ngasih saran/kritikannya silakan.

GifanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang