05.

50 4 2
                                    

"Satu hari bareng Ayah"

Jangan lupa vote and komen yah.

#Happy Reading

__________________________________


Minggu sore, hari yang di tunggu-tunggu oleh Bintang dan Sesil untuk melakukan kegiatan mereka seperti biasa.

Bintang masih duduk di teras depan rumahnya memakai baju kaos berwarna biru muda pendek, celana joger hitam dan sepatu putih.
Ia mengikat tali sepatunya dengan rapi.rambutnya dengan sengaja ia biarkan tergerai.

Tringg ...

Suara handphonenya berbunyi menandakan pesan masuk.
Langsung saja Bintang mengambil handphonenya dari dalam saku celana, melihat siapa pengirim pesan tersebut.

Dibukanya dan ternyata si pengirim adalah sahabatnya Sesil.

Dengan sigap ia mengetik papan keyboard tanpa ragu.

Membalas setiap percakapannya dengan Sesil.

                          Sesil pricyla
                              (Online)

udah siap belum?

Otw.✓
gue tunggu ditempat biasa yaa. ✓✓

•Iyaa, eh tapi Ayah mau ikut lari sore
•😭😭😭😭

Mau ngapain ikut anak muda😂.✓✓
yaudah ajak.✓✓

•Biasalah
•Oke!

Jangan sampe Om Heri ketemu sama janda-janda di sana sil.✓✓
Lo tau sendiri kan kalau cewek-cewek disana pada genit.✓✓
Papa lo kan duda😂.✓


Bintang mematikan data internetnya. setelah mengirim beberapa pesan ejekan kepada Sesil,ia langsung menuju gerbang depan rumahnya untuk segera sampai di tempat tujuan yang ia dan Sesil tentukan.

        

                                    ***

Taman yang banyak di kunjungi oleh anak-anak, remaja bahkan orang tua ini telah ramai pengunjung sedari tadi. Bintang telah sampai sejak 20 menit yang lalu, ia bahkan telah melakukan beberapa gerakan pemanasan sebelum acara berlarinya bersama Sesil dan Ayah sang sahabat di mulai.

Jarak rumah Bintang dan taman ini lumayan dekat maknnya ia datang lebih awal dari pada sahabatnya.

"Cepetan dong yah"

"Bentar dulu Sil Ayah capek"

Sesil melirik kebelakang Ayahnya masih berjarak lumayan jauh darinya.

Ia duduk di pinggiran jalan kecil taman ini,menunggu Sang Ayah sampai di tempat duduknya.

Seruan nafas ngos-ngosan milik Sang Ayah masih terdengar jelas.di telinga Sesil, Ayahnya telah sampai duduk di sampingnya, dengan detak jantung yang belum stabil akibat berlari.

GifanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang