04.

39 4 6
                                    

   Happy reading ...

__________________________________


"Pulang-pulang ku terus mandi ... Tidak lupa tutup pintunya habis mandi ku terus makan siap-siap kelas tambahan ..."

Suara cempreng Sesil menggelar di ruang tengah. gadis itu tidak berniat sedikitpun mengganti baju sekolah yang masih melekat di tubuhnya.

Bik Sumi hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Anak gadis dari majikannya.ia sudah terbiasa dengan sifat Sesil yang hanya dimilikinya dan tidak di miliki oleh gadis-gadis lain.

"Non ganti baju dulu gih" Ucap Bik Sumi

Sesil hanya melirik sekilas lalu fokus lagi kearah ponselnya "Males Bik"

"Lah bukannya hari ini Non mulai les yah? "

"Aku ngerasa enggak cocok sama gurunya" celutuk Sesil

"Kan belum ketemu juga sama gurunya atuh Non "

"Pernah ketemu Bik. Gurunya galak, yah walupun lumayan ganteng si heeh ..."

"Hem giliran cogan aja luluh"

Sesil hanya menyengir kuda. Lagian yang diomongin Bik Sumi juga ada benarnya walaupun sifatnya yang agak nakal namun hatinya akan luluh jika bertemu dengan laki-laki tampan seolah-olah Sesil yang tomboi akan berubah menjadi Sesil yang feminim.

Tok ... Tok ... Tok ...

Suara ketukan pintu yang tidak sabaran membuat kening Sesil mengerut.

"Siapa si ketok pintu gak sabaran banget " gerutu Sesil ia berjalan kearah pintu melihat siapa yang datang siang-siang begini mengganggu waktu luangnya saja.

Clek...

"Maaf cari siapa Mas?" tanya Sesil melihat punggung tegap pria di depannya.

Pria dengan kaos putih dan celana training santai berwarna hitam itu membalikkan badannya. Seketika mata itu beradu pandang saling melihat cukup lama sampai pada akhirnya Sesil menghentikan pandangan itu.

"Ngapain kesini?" Tanya Sesil

"Saya kesini mau ngajarin sopan santun sama bocah yang enggak tau attitude sama orang tua sedikit pun" Jawabnya.

Gifano Aryenanrd pria yang akan memberikan coretan di dunia Sesil mulai sekarang.
dengan peran sebagai guruyang memberikan tinta-tinta coretan entah itu coretan baik ataupun buruk yang pasti Sesil sebagai siswa dadakannya akan menerima segala coretan yang diberikan oleh Gifano.

Gifano langsung menerobos masuk tanpa memperdulikan Sesil yang masih terdiam di ambang pintu.

Sekarang mereka berdua sedang duduk di ruang tengah, Gifano masih memperhatikan Sesil yang sedari tadi diam dengan pikirannya sendiri hingga tidak sadar kalau Gifano sedari tadi menatapnya.

"Kamu bisa panggil saya dengan sebutan Mas"ucap Gifano.

"Kok Mas si? Om aja deh" Jawab Sesil melihat kearah Gifano yang juga melihatnya.

"Harus nurut sama saya"

"Enggak bisa gitu dong Om"

"Berisik.cepetan mau belajarkan "

Sesil menghembuskan nafasnya sabar-sabar ucapan dalam hati "Iya"

                                    

    
                                     ***

Dua jam telah berlalu tidak terasa sekarang waktu telah menunjukkan pukul 15:24 sore hari.

GifanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang