PROLOG

1.9K 109 5
                                    

”AYA! Aksa lagi nangis sesenggukan di lapangan karena di bully sama genk nya bimo.” Gadis bernama Kanaya itu mendengus kasar, dia memijat pelipisnya sejenak.

Duh, Akasara! Bisa gak sih, sehari gak berulah dan cengeng kayak gitu? Emang di pikirnya Kanaya ini bodyguard nya apa? Emang di pikir Kanaya adalah tamengnya apa? Udah tau sering di bully, kenapa suka banget berurusan sama anak-anaknya Bimo? Udah tahu gak jago berantem, tapi masih suka nantangin orang kalau ada yang ngatain.

Gak salah sih. Yang di lakukan Aksara itu benar. Hanya saja, pria itu tidak melihat keadaan. Kalau mau jadi jagoan, paling enggak harus jago lah bela dirinya. Biar gak nyusahin, lah ini. Udah gak bisa bela diri, tapi gayanya udah kayak pentolan tanah Abang.

Aksa ... Aksa ...

Lantas, Kanaya yang belum menyelesaikan piketnya, segera melempar sapu asal dan berlari menuju lapangan.

Gadis itu sudah berancang-ancang untuk memberi tinjuan maut ke wajah Bimo.

”BIMO!” Teriak Kanaya yang menggemparkan satu lapangan.

Sambil berlari menghampiri, Bimo. Kanaya menyiapkan tangannya untuk meninju wajah pria itu.

HYA ...” Bugh! Bimo ambruk ke tanah usah Kanaya berhasil meninju wajahnya.

”Lo berdua, kalo masih berani bully Aksa. Gue datengin orangtua lo satu-satu! Sana pergi!” gertak Kanaya sambil menghentakkan kaki, membuat tiga teman Bimo ciut.

Well, namanya juga bocah SMP. Cuma sok-sokan jadi pentolan, padahal sebenarnya, masih belum punya nyali kayak pentolan tanah Abang. Biasanya, biar kelihatan keren.

Tapi sih, di mata Kanaya, anak-anak blangsak kayak gitu gak ada kerennya sama sekali. Malah bikin ilfeel.

Biasa, anak Bimo and the Genk hobinya cari masalah tapi kalau majuin, anak-anaknya auto ketar-ketir kayak anak kucing yang sok jagoan.

”Pergi atau gue telepon ayah gue nih? Kalian mau di tinju sama dia sampai mampus? Gak mau kan? Yaudah pergi!” Kanaya kembali mengancam dan mereka segera lari terbirit-birit.

”Heh gendut, lo gapapa?” Aksara tak bergeming, pria itu berupaya mengusap air matanya yang terus mengucur.

”Makanya kalo gak bisa bela diri gak usah gaya-gayaan.” Kanaya mengembuskan napas frustasi.

”Aya ... Tangan gue sakit ...” rengek Aksara pecah di sana. Membuat Kanaya membuang muka karena malas melihat wajah seram Aksara ketika merengek.

”Masa gue cuma belain Didi malah kena hajar, Kasian si Didi. Bekelnya di curi sama Bimo, gue cuma mau ambil balik bekelnya doang padahal tapi malah di kira nantangin ...” tangisan pria itu pecah, membuat Kanaya reflek membekap mulutnya.

”Jangan nangis anjir, malu. Lo kan anak cowok, kalo nangis tau tempat kek,” omel Kanaya yang membuat tangisan pria itu mereda.

”Aksa, gue kasih tau. Kalo lo mau hidup aman, gak usah peduli sama orang sekitar dan fokus memperbaiki diri lo.” Aksara mengerutkan dahi bingung.

”Ada dua opsi yang harus lo pilih, kalo lo mau hidup tenang tanpa di bully. Lo harus punya salah satunya,” jelas Kanaya.

”Punya apa?”

”Lo diet sekarang juga, atau lo belajar bela diri. Kalo dua-duanya bisa di lakuin, bagus sih. Hidup lo bakal aman selamanya.” detik selanjutnya Kanaya segera menarik tangan Aksara dan membantunya berdiri.







🔸🔸🔸


Halo para hyung

Buat selingan kalo gua ga update" Sweet Revenge wkwk

Soalnya lagi bucin sama mas He anjir, ganteng banget sekarang haha. Padahal dulu pas masih di iland gua liatnya dia kek jamet😭🙏 pas udah jadi enha glow upnya gak main"

 Padahal dulu pas masih di iland gua liatnya dia kek jamet😭🙏 pas udah jadi enha glow upnya gak main"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa rusuhin lapak ini ya gess wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa rusuhin lapak ini ya gess wkwk

Vote sama komennya jangan lupa gesss

FRIENDSH!T✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang