ENAM

519 68 1
                                    

Kanaya menghempaskan tubuhnya di atas kasur.

Tubuhnya serasa remuk dan pegal-pegal sekarang.

Mengingat duel tadi, membuat Kanaya ingin pindah rumah saja agar tidak bertemu dengan Askara.

Pria licik itu dengan sengaja membuat serangan tanpa henti sampai Kanaya kewalahan menghadapinya. Bahkan pria itu tidak segan membanting Kanaya beberapa kali untuk memenangkan pertandingan.

Iya. Kanaya KALAH. poinnya beda tipis dengan Aksara. Tapi pria itu tetap mengungguli. Sialan memang!

Pikiran Kanaya jadi kacau karena Aksara terus mengoceh soal Raynar yang membuat Kanaya tidak fokus.

”Aksara sialan,” gumam Kanaya yang cosplay jadi reog di kasurnya. Kakinya menendang-nendang kasur dan tubuhnya menggeliat seperti ulat keket.

Tiga detik kemudian, Kanaya bangun dari tidurnya. Membuka gorden dan berniat menghirup udara malam yang segar agar kepalanya bisa dingin.

Memikirkan kekalahannya hanya membuat gadis itu seperti orang gila.

Udah cukup gila karena Raynar. Gak lagi deh, gila karena Aksara juga.

Srek

Kanaya mematung tatkala melihat pemandangan luar biasa yang menyegarkan matanya. Di sebrang sana, ia mendapati Aksara tengah melakukan pull up di kamarnya, dan lagi. Tanpa mengenakan pakaian.

Ini kayaknya si Aksara sengaja pamer body biar Kanaya ikut kepincut kayak anak lainnya. Dia sengaja buka gordennya lebar-lebar agar saat Kanaya membuka tirai kamarnya, pemandangan yang langsung di tangkap matanya adalah Aksara yang tengah olahraga.

Ini Aksara kenapa kayak lagi iklan susu L-Men sih? Mana badannya bagus banget sekarang. Itu Aksara temen gue SMP kan?

Kanaya mengerjapkan matanya sesekali, mulutnya tak henti-hentinya menganga melihat ciptaan sang kuasa yang membuat mata kalap. Di tanbah, kulit kecokelatannya yang tampak seksi saat berkeringat.

Lama-lama di perhatiin, Aksara itu kok seksi anjir—— eh Aya. Bego. Lo bayangin apa anjir! Inget, Aksara itu bocah gendut yang udah ganggu ketenangan lo waktu SMP!

Lamunan Kanaya langsung buyar saat mendengar suara teriakan seseorang.

”Woi Aya! Lo ngapain ngeliatin gue kayak orang cabul? Mana pake nganga segala. Lo gak bayangin gue yang aneh-aneh kan?” Kanaya berdecih. Dia kemudian mengudarakan jari tengahnya tanpa membuka jendela.

Niat ingin menghirup angin malam yang segar, malah terlibat lagi dengan Aksara.

Ah, lama-lama Kanaya minta pindah kamar nih. Bosan juga lihat muka Aksara.

”Woi Aya, lo gak lupa sama kesepakatan kita kan?” Kanaya lantas membuka jendelanya.

”Berisik! Udah malem bego. Gue mau menghirup udara segar jadi gak tenang gara-gara lo,” sembur Kanaya yang emosi. Gak tau kenapa gadis itu jadi sensitif saat terlibat perdebatan dengan Aksara.

”Awas lo ya, sampe lupain kesepakatan kita gue pites kayak kutu rambut.” Kanaya terkekeh geli, apa? Kutu rambut? Sialan. Enak aja di samain sama kutu rambut.

”Besok berangkat sama gue ya? Gue baru di beliin motor baru.”

”Ogah.”

”Dih.”

”Dah, dih apaan?! Cewek itu gak suka di paksa.”

”Tapi kalo di paksanya sama orang ganteng, pasti mleyot.”

”Ndasmu!”

”Baru putus beberapa hari aja udah kayak anjing yang belum di suntik, jadi cewek tuh harus lemah lembut Aya ...”

”Banyak omong lo, lo mau gue hajar, hah?!”

”Eits, inget. Sekarang gue udah menggeser gelar lord lo di tempat latihan. Jadi, lo harus mengakui kalo gue jauh lebih hebat dari lo.”

Merasa geram, Kanaya lantas mengambil sepatu di dalam kotak dan melemparnya ke arah Aksara dengan letupan emosi.

”Dasar gendut! Cengeng! Sok jagoan! Sok ganteng! Sok pinter padahal oon! Argh! Pokoknya gue benci liat muka lo!” usah menyumpahi Aksara, gadis itu dengan cepat mengunci jendela dan menutup tirainya.

Huh, dasar Aksara. Ternyata tingkahnya masih sama saat dia SMP. Menyebalkan dan hobi membuat Kanaya tersungut emosi. Awalnya Kanaya pikir, setelah Aksara glow up, semuanya akan berubah, mulai dari tingkah laku, kebiasaan, dan ucapan nya akan berubah menjadi lebih dewasa seperti wajahnya sekarang.

Namun nyatanya, Kanaya salah menduga. Pria itu masih persis seperti bocah SMP.

”Aya, Aya ... Lo itu gak berubah dari dulu. Malah tambak galak kayak anjingnya om Adi.”

🔸🔸🔸



Selalu saja gelut, sampe lebaran monyet pun ga akan ada ujungnya wkwk

Emang sih Aksara hobinya ngegoda si Aya mulu anjir, tapi kalo jadi Aya pasti enak ga enak sih. Enaknya tiap hari bisa ngintipin si Aksa lagi olahraga di kamar, ga enaknya gelut mulu wkwk

Jangan lupa pren, vote dan komen. Ramein lapaknya woiii





FRIENDSH!T✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang