Kanaya mengalah. Gadis itu memutuskan untuk mengakhiri perkelahian dengan minta maaf pada Aksara atas kesalahannya.
Aksara bilang, dia gak boleh pulang duluan atau pulang sama pria lain karena Aksara sendiri yang akan mengantarnya pulang dengan selamat.
Katanya sih, mandat dari ayah Nizam dan Mama Nilam.
Sebelum pulang, Aksara dan tim tengah melakukan piket bersama agar kelasnya bersih dari dosa-dosa hari ini.
”Gengs, gue udah buang sampah sama hapus papan tulis. Gue sama Aya ijin pulang dulu ...”
Aksara lalu menghampiri Kanaya di mejanya.
”Gendong depan apa belakang?”
”Bekakang lah, gila!”
”Yaudah, gak usah ngegas sih.”
”Siapa yang ngegas sih?!”
Aksara memilih diam, pria itu kemudian berjongkok untuk mempermudah Kanaya naik ke atas punggungnya.
Selama menyusuri koridor, keduanya memilih diam. Masih kaku seperti pasangan yang habis putus lalu di pertemukan kembali.
Biasalah. Semua ada proses. Yang namanya marahan itu gak sehari dua hari bisa lupain rasa kesalnya. Meksipun mulut berkata "Iya gapapa, di maafin kok" tapi hati berkata lain.
”Eh?”
”Ah, eh aja. Gue punya nama. Panggil gue Aksara ganteng.”
”Ngimpi.”
Sepertinya ini momen yang pas untuk minta maaf. Kalau minta maaf di motor, kadang Aksara suka budeg, soalnya telinganya kesumpal helm jadi kalau Kanaya ngomong panjang lebar pasti jawaban andalannya "hah" mulu. Udah berasa lagi pamer jigong.
”Gue minta maaf.”
”Ha?”
”Gara-gara ngerusak motor lo sama bikin lo lecet-lecet. Gue ngerasa egois banget waktu tau kalau lo malah menyalahkan diri lo atas rusaknya motor kesayangan Om Ferdi.” Kanaya menunduk lesu. Setidaknya, dia sudah sedikit lega karena telah mengungkapkan permintaan maaf secara official.
”Kenapa gak marah sama gue soal motor lo?”
”Emangnya kalo emosi harus di ungkapin dengan marah-marah?”
”Gak tau deh, kalo gue sih, gue duel tinju sampe lega.”
”Tapi gue gak gitu. Gue udah banyak belajar dari kejadian SMP. Marah dan menyalahkan orang itu gak akan ngasih kita jalan keluar dari masalah.”
Kanaya mendadak diam, gadis itu terkagum oleh apa yang baru saja di ungkapkan oleh Aksara kepadanya. Woah, rasanya Aksara benar-benar tumbuh dewasa sangat cepat. Rasanya seperti bukan Aksara saja.
”J-jadi, lo kalo marah ngapain?”
”Nyari cewek——” Kanaya sontak menempeleng kepala Aksara karena sebal, sudah serius-serius mendengarkan tau-tau nya zonk.
”Ish bego, dasar terong-terongan.” Aksara hanya terkikik geli mendengarnya.
”Jadi di maafin gak?”
”Pikir-pikir dulu, habis omongan lo nyakitin hati gue sih.”
Kanaya mendadak diam. Emang segitu parah ya? Gimana ya, soalnya waktu itu Kanaya benar-benar emosi sekali. Dia ingin menyalahkan orang lain atas kesalahannya tapi dia tidak ingin di salahkan.
Ya, Kanaya akui dia sangat egois waktu itu.
”Sorry untuk itu. Gue gak ada niatan bikin lo sakit hati, gue juga gak ada niat buat musuhan sama lo.” Aksara hanya mengangguk-angguk.
”Tulus gak minta maafnya?”
”Banget.”
”Serius?”
”Berius-rius.”
”Demi apa?”
”Demi eyang subur.”
”Yaudah kalo gitu.”
Kanaya mengerutkan dahi tak paham. Yaudah itu maksudnya di maafkan? Atau apa?
”Di maafin?”
”Ya turun lah bego, udah sampe parkiran.” Kanaya ber'oh'ria. Dasar sialan.
Sabar Aya. Demi di acc permintaan maaf sama Aksara, Lo harus tetap tenang dan gak boleh emosian.
🔸🔸🔸
Helow gaisss, kombek juga akhirnya
Jangan lupa vote dan komennya yuhuuu, ramein lapak ini biar kayak pasar Senen
Jangan lupa follow gua juga yaa sugartea__
Si aksara mode badmood
Si Aya mode ngajak gelut tapi harus di tahan biar cepet baikan
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSH!T✓
FanficBerawal dari friendship terbitlah Friendshit. Begitulah hubungan Kanaya dan Aksara yang sudah berteman sejak bayi. Semuanya tidak pernah berjalan mulus sejak mereka masuk di sekolah yang sama. start: 10 Des 2021