Seperti yang sudah di rencanakan kemarin, bahwa Kanaya akan datang ke bioskop secara tak sengaja bersama Aksara yang akan berpura-pura menjadi pacarnya.
Untungnya, Kanaya punya second akun yang di gunakan untuk stalk si Tina. Untungnya lagi nih, karena Tina itu selebgram, jadi dia gak privasi akunnya sehingga kanaya di permudah untuk melakukan stalker.
”Lo yakin mereka nonton film The Medium? Kata temen gue filmnya bikin mual. Bukannya lo jijik sama darah?” Kanaya merapatkan mulutnya. Memang benar sih, kanaya memang jijik dengan darah. Bahkan kalau di lihat terus-menerus gadis itu bisa muntah bahkan sampai pingsan di tempat.
Tapi, demi Raynar, Kanaya gaspol. Toh nanti di saat filmnya di putar Kanaya cukup menunduk atau mengumpat di balik lengan Aksara agar tidak melihat adegan berdarah-darah.
”Gapapa, nanti gue gak bakal liat kok,” ucap Kanaya yang menahan langkah tatkala mendapati sepasang kekasih yang tampak familiar tengah duduk di bangku sambil bermesraan. Sepertinya, mereka masih menunggu pintu teaternya di buka.
Lantas, Kanaya segera melancarkan aksinya.
Kanaya spontan menelusukkan jarinya ke jari besar Aksara sehingga pria itu mengalami keterkejutan.
”Denger ya, Sa. Sampe filmnya selesai, tangannya baru gue lepas. Awas lo ya kalo baper sama gue. Gue gampol.” Aksara berusaha menetralkan detak jantungnya dengan bersikap menyebalkan seperti biasa.
”Dih, ge-er banget. Siapa juga yang baper sama cewek reog kayak lo? Yang ada gue sawan kali.” Kanya mencebikkan bibirnya.
”Ayo jalan.” mereka pun akhirnya menghampiri sepasang kekasih tersebut.
”Loh, Aya? Aksara? Kalian nonton juga? Katanya kalian latihan,” ucap Tina yang tak menyangka bisa bertemu dengan pasangan baru di hadapannya.
”Kebetulan kita habis latihan dan niat mau ngadem. Sekalian pacaran, soalnya sayang banget kalo liburan kita cuma di pake buat latihan bareng.” Tina ber'oh'ria.
Keduanya lalu memperhatikan Kanaya yang tampak lekat sekali dengan Aksara layaknya pasangan yang baru menikah.
Melihat hal itu, Tina tak mau kalah. Dia ikut merangkul lengan Raynar.
”Btw, kalian nonton film yang sama kayak kita?” dengan cepat Aksara mengangguk.
Kanaya nonton film horor? Bukannya dia penakut?
Raynar jadi teringat saat pertama kali mereka nonton film horor bersama. Di sana Kanaya tampak ketakutan sampai beberapa kali reflek menjerit.
”Bukannya lo gak bisa nonton horor, Na?” Raynar angkat bicara. Dia menatap Kanaya khawatir.
”No problem. Gue gak sendiri dan ada Aksa.” Kanaya menatap Aksara dan pria itu tersenyum manis membalas.
”Pintu teater 2 telat di buka.” Kanaya dan Aksara segera berbaris saat pintu teaternya di buka.
Begitu mereka duduk di bangku masing-masing, Kanaya baru tersadar kalau ternyata bangku di sebelah yang mengisi adalah Raynar. Dan hal itu membuat jantung Kanaya jadi tidak aman.
”Sa, lo harus keliatan cool di depan Raynar.” Kanaya memperingati Aksara kembali. Takutnya kan, dia lupa kalau sudah keasikan nonton film. Mana nih orang makan popcorn mulu sampai tersisa setengahnya saja.
Beberapa menit berlalu, akhirnya lampu teater mulai di mati secara bergantian. Membuat jantung Kanaya mulai berdegup kencang di sana.
Sebagai manusia yang spesialis takut horor, Kanaya benar-benar lemah sekali kalau soal itu. Dia bahkan selalu menutup mata atau menggunakan waktu di dalam teater untuk tidur agar tidak melihatnya.
”Ya ampun, Ya. Filmnya baru intro lo udah nunduk mulu,” sindir Aksara yang tertawa kecil melihat tingkah Kanaya yang terus menunduk. Bahkan gadis itu tak segan meremas tangan Aksara untuk menyalurkan rasa takutnya akan film horor.
”Lo bawa headset gak Sa? Gue takut banget. Takut kaget dan reflek teriak,” ucap Kanaya pelan.
Merasa tak tega melihat Kanaya ketakutan, Aksara akhirnya melepaskan tangannya untuk beralih mendekap gadis itu agar dia merasa jauh lebih baik.
”Udah ye, telinga lo udah gue sumpel sama dada bidang gue dan tangan kekar gue.” Kanaya berdecih pelan. Semuanya juga terpaksa. Kalau bukan Karana film horor, gak mungkin Kanaya mau di dekap kayak gini.
Ingat ya, Sa. Semua karena terpaksa.
Selama film di putar, Kanaya banyak mengalami keterkejutan yang membuat Raynar reflek menoleh dan berniat untuk mendekapnya juga. Namun, saat melihat Aksara cekatan untuk menenangkan Kanaya, Raynar hanya bisa mendengus kasar di tempatnya sambil kembali fokus menonton filmnya.
Raynar jadi ingat, dulu waktu masih pacaran. Raynar sempat kaget kalau reaksi Kanaya terhadap film horor memang separah itu. Dia bahkan sampai reflek berteriak setiap kali ada suara mengejutkan. Jadi karena hal itu, Raynar akan menutupi kedua Kanaya agar gadis itu tidak terkejut dan teriak lagi.
”Ya, lo mesti liat. Kameramennya mati anjir di makan orang. Darahnya sampe kemana——” Aksara tertawa kecil saat Kanaya membenturkan kepalanya pelan ke dadanya.
”Ini kalo kayak gini terus, kita lama-lama kayak orang pacaran tau.” Aksara ikut mengeratkan dekapannya saat gadis itu mengeratkan pelukannya.
”Lo diem aja, kebanyakan ngomong nanti satu teater pada pingsan nyium jigong lo.”
🔸🔸🔸
Kembali lagi dengan duo reog haha
Lama" kalo di bayangin jadi baper sama friendship mereka sih, cuma kayaknya si Aya masih gamon sama Raynar haha
Gua kalo jadi Aya juga ga bakal bisa move on kalo mantannya seyahuy Raynar WKWKjangan lupa vote dan komennya sheyeng
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSH!T✓
FanfictionBerawal dari friendship terbitlah Friendshit. Begitulah hubungan Kanaya dan Aksara yang sudah berteman sejak bayi. Semuanya tidak pernah berjalan mulus sejak mereka masuk di sekolah yang sama. start: 10 Des 2021