TIGA

735 80 1
                                    

Kanaya membuang semua barang pemberian Raynar ke dalam box sampah, niatnya malam ini ia ingin membakar semuanya sampai tak tersisa sedikit pun.

Percuma di pertahankan, Kanaya terlanjur sakit hati. Ternyata selama ini Raynar hanya pura-pura baik di depannya demi sebuah motor impian.

Sialan memang. Dasar pria tak punya adab. Matre. Murahan. Benar-benar tidak punya otak.

Lihat saja, Kanaya akan cari pengganti untuk membuat Raynar panas. Kanaya akan buktikan kalau ia bisa secepat itu melupakan pria sepertinya.

Lagian, di dunia ini, pria bukan hanya Raynar. Masih banyak yang lebih baik, lebih ganteng, lebih tajir, lebih punya otak terlebih lagi berakhlakul Karimah. Gak kayak si Raynar yang modal tampang doang tapi hobi mainin perasaan perempuan.

Tapi, kok bisa gitu? Kok bisa Raynar menjalani hubungan bersama Kanaya tanpa perasaan sama sekali? Padahal mereka hampir genap sebulan loh. Masa iya tidak ada benih-benih cinta selama satu bulan itu? Kanaya saja sudah bucin akut, masa Raynar enggak?

Ah bodoamat! Kanaya gak mau peduli. Raynar udah mantan.

Usai kamarnya bersih dari barang pemberian Raynar, Kanaya segera turun ke bawah untuk membakar semuanya di halaman.

”Apaan itu, Ay?” tanya Mama Nilam yang kebetulan sedang asik menonton tv dengan sang suami. Namun secara tak sengaja mereka melihat putrinya membawa box berukuran sedang.

”Masa lalu, mau di bakar biar hangus," jawabnya tersungut.

Gadis itu melenggang pergi keluar.

”Si Aya, kenapa Yah? Mukanya mirip banteng gitu. Jadi serem Mama lihatnya.”

”Habis putus sama Raynar, makanya kayak reog daritadi.”

”Ha? Kok bisa?”

”Bisalah, namanya juga anak muda. Nanti kalo nemu yang baru juga bucin lagi. Aya kan cantik, pasti banyak yang antri.” Mama Nilam berdecak pelan.

”Oh ya, si Aksa. Mama kaget banget pas lihat badan dia. Jadi cakep banget sekarang loh ... Mama sampe pangling, mama kira dia pindah. Gak taunya jadi anak nolep di rumah.”

Mama Nilam cukup terkejut saat melihat perubahan bentuk tubuh Aksara yang lebih ramping dan tampak lebih sehat itu. Bahkan karena perubahannya itu, Mama Nilam hampir tidak mengenali Aksara karena menurutnya anak itu berubah jadi gantengan.

”Sekarang, Aksara mah ganteng. Orang dia rutin nge-gym sama latihan tinju sama ayah. Makanya sekarang jadi lebih sehat.”

Sementara Kanaya yang sudah berhasil membakar semua barangnya, ada sebuah penyesalan yang membuat Kanaya memadamkan api yang berkoar di dalam tong.

gadis itu akhirnya memungut sisa barang yang belum sepenuhnya terbakar untuk di simpan.

”Untungnya gantungannya belom kebakar.” Kanaya mengembuskan napas lega saat melihat gantungan bulan sabitnya tidak hangus terbakar.

Duh, tapi kenapa harus gantungan sih? Kanaya jadi gagal move kan. Apalagi ini gantungan sepasang.

Ini kan gantungan sepasang, yang kalau di satukan akan jadi bulan yang utuh.

Tapi gak tahu kalau sekarang, Raynar buang atau simpan.

”Lo lagi bakar jagung Ay?” Kanaya terlonjak kaget saat Aksara tiba-tiba nongol dari balik tembok.

”Lo ngapain sih nongol-nongolin kepala segala? Udah kayak kuyang tau gak.” Aksara tercengir kuda. Pria itu kemudian memanjat tembok pembatas antara rumah mereka untuk menghampiri Kanaya.

Pria itu kemudian menghampiri tong dan meliriknya sebentar.”Oalah, bakar masa lalu toh ...”

”Lah, itu yang di tangan. Gak ikut di bakar juga?” Dengan cepat Kanaya segera menyimpan gantungan itu di sakunya.

”Yang ini pengecualian.”

Kanaya kemudian memperhatikan Aksara yang mengenakan kaos tanpa lengan warna hitam sehingga menampakkan otot bisepnya yang kekar dan menggoda tersebut.

Oh, dan jangan lupakan sebuah tato yang tampak jelas di lengan kanan pria itu.

”Lo sekarang tatoan?” Kanaya menarik tangan Aksara agar dapat melihat jelas tato apa yang di gambar di lengannya.

Rupanya di sana terukir gambar kompas yang berukuran sedang melekat di tangan kanan Aksara.

”Emangnya gak boleh? Lagian ketutupan juga sama lengan seragam.” Kanaya berdecak pelan, dia kemudian menghempaskan tangan Aksara pelan.

”Ck, semenjak lo home schooling, kayaknya otak lo gak beres deh.” Aksara mengerutkan dahi bingung.

”Gak beres? Bukannya gue tambah ganteng dan seksi ya? Anak kelas aja sampe ada yang ngeces pas liat gue.” Kanaya berdecih. Sombong sekali bocah ini sekarang. Oke, Kanaya akui kalau Aksara jauh lebih ganteng dan menggoda ketimbang Aksara waktu SMP. Tapi, gak ngeces juga kali. Itu berlebihan.

”Sekarang lo jadi bar-bar banget gak kayak dulu, centil pula. Gue tau lo ganteng, tapi gak usah tebar pesona juga kali. Lebay.” Aksara berdecih pelan.

”Lo tau gak? Kenapa gue menutup diri dari lo selama ini?”

”Enggak.”

”Ya karena gue mau buktiin ke lo kalo gue bukan Aksara yang cengeng lagi, gue udah berubah. Makasih ya ...” Aksara mengusap puncak rambut Kanaya sambil teraneh kecil.

”Makasih karena udah kasih motivasi buat kehidupan gue yang suram.” Kanaya hanya mampu geleng-geleng kepala mendengarnya.



🔸🔸🔸


Hayo, ada gak tipikal cewe kek si Kanaya? Udah putus tapi masih gamon? Cung jempol kakinya woiii

Kalo cowoknya udah gak beres, gak usah di pertahanin weii. Cari yang baru. Soalnya udah ketauan busuknya, daripada sakit hati mulu

Be smart pren

Oiya, jangan lupa mampir ke story gue ya. Udah lama sih, sempet di unpub karena stuck, tapi Alhamdulillah, udah kelar sekarang woiii. Seneng bangetttt

Jangan lupa pren, vote dan komennya sistah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa pren, vote dan komennya sistah

Heesung anjir ganteng banget gilaaaaaak, kemaren malah ngetik Sunghoon saking lagi demen banget wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heesung anjir ganteng banget gilaaaaaak, kemaren malah ngetik Sunghoon saking lagi demen banget wkwk

FRIENDSH!T✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang