Pagi ini seorang pria bersurai dwiwarna sedang cemas, pasalnya saat dia membuka pesan dari sang kekasih, bukan kabar baik yang dia dapat melainkan kabar buruk yang dia dapat.
Ya Rindou mendapat kabar bahwa Sanzu sedang tidak enak badan, katanya punggungnya sedang sakit.
"Apa Chiyo punya penyakit berbahaya." Kata itu yang terlontar dari mulut pria bersurai dwiwarna itu.
Rindou yang mengetahui kekasihnya sedang tidak enak badan berinisiatif untuk menjenguk, namun belum semangat dia beranjak dari tempat tidurnya, seseorang yang Rindou sayangi sedang memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kak kenapa baru pulang." Kata itu yang pertama kali Rindou ucapkan.
"Rin maafin kakak." Rindou yang mendengar kalimat barusan hanya mengerutkan keningnya.
"Kak Lo mabuk apa gimana." Sejujurnya Rindou sangat bingung perilaku Ran saat ini.
Ran hanya menatap Rindou, tapi tak lama kemudian dia memeluk sang adik, Rindou yang melihat kondisi sang kakak tentu membalas pelukan itu dan menepuk-nepuk pelan pundak kakaknya.
"Kak jangan nangis entar nambah jelek Lo." Hanya kalimat itu yang terlintas dari mulut Rindou.
"Kalo aku jelek, kamu juga jelek dong." Ran menatap manik Rindou yang sedang berfikir.
"Karena kita itu kembar, jadi kalo aku jelek kamu juga jelek." Jelas ran pada Rindou.
"Kakak gitu giliran Rin bilang jelek aja jawabnya gitu, tapi saat Rin bilang tampan di ambil semua." Rindou pun melepas pelukan kakaknya.
Ran yang mendapat balasan seperti itu hanya bisa terkekeh.
"Ya soalnya Rindou itu imut, kamu itu seperti bayi." Jelas Ran kepada Rindou.
"Mana ada Rin itu udah gede ya tampan dan maco." Jawab Rindou yang sedang membanggakan diri.
Ran yang melihat kelakuan adiknya, segera mencubit kedua pipi gemoy sang adik.
"Akhhh." Pekik Rindou.
"Mana ada orang dewasa masih punya lemak bayi."
Rindou yang mendengar ucapan dari sang kakak, jadi sedikit kesal. Dia pun segera pergi dari kakaknya, sambil menggembungkan pipinya tak lupa jari tengahnya.
***
Dilain tempat Sanzu napak bingung, badannya masih sakit, belum lagi dia harus menghapus jejak percintaan tadi malam. Dia takut kalo Rindou salah faham apalagi sampai menjauh darinya, Sanzu Sangat menyayangi Rindou dia rela mengorbankan nyawa demi pria bersurai dwiwarna itu, tapi sayang cintanya dihalangi oleh sifat posesif dari Ran.Ran terus melarang Sanzu, bahkan dia pernah memukul kepala Sanzu dengan tongkat legendanya, Rindou sudah berapa kali menjelaskan tentang perasaannya ke Sanzu tapi sang kakak tidak pernah perduli. Lalu kenapa Ran melakukan itu kepada Sanzu, jika Ran benci dengan Sanzu, apa dengan cara ini dia menjauhkan Sanzu dengan Rindou.
Sejak pagi Sanzu khawatir jika Ran memberitahu apa yang terjadi dengan mereka berdua kemarin malam, kepada Rindou.
'Semoga Rin datang sendiri.' sebuah permohonan kecil yang mungkin tidak akan terkabulkan.
Sanzu sekarang sedang sibuk memasang perban, dia juga mencari baju yang tepat ia gunakan.
'ah sial punggung masih sakit lagi.'
Sejujurnya Sanzu masih tidak kuat berdiri tapi kalo dia tidak keluar kamar, kakak dan adiknya akan curiga. Bukan hanya itu saja, dia juga tidak mau kalo Rindou menjadi khawatir kepadanya.
Tok tok tok
"Masuk saja pintunya tidak aku kunci."
Seorang bersurai putih memasuki kamar. Dia napak terkejut, ini tidak lain karena tadi pagi-pagi sekali, dia melihat kakaknya diantara pulang dengan pria bersurai dwiwarna, yang tidak lain adalah haitani Ran, orangnya yang paling membencinya.
"Kakak sepertinya kau telah mendapatkan restu." Sebuah pertanyaan berbanding terbalik dengan kenyataan, berhasil membuat Sanzu menelan ludah kasar.
Mana ada restu yang mengharuskan dia berhubungan dengan calon kakak ipar.
"Itu hanyalah kebetulan Senju." Ya seorang bersurai putih itu adalah Senju haruchiyo.
"Tapi apa ya terjadi dengan kalian berdua."
"Apa maksudmu."
"Tidak kah aneh, kakak penuh luka lebam dan gigitan."
Pertanyaan Sanju tentu membuat bulu kuduk Sanzu merinding.
"Kakak kemarin habis berantem." Hanya jawab itu yang terlintas di pikiran Sanzu.
Karena terlalu takut Sanju bertanya lebih aneh lagi, dia berinisiatif untuk pergi namun sayang pinggangnya masih sakit membuat pria bersurai pink itu hampir jatuh. Untung sang adik berhasil menopangnya, seketika itu pula wajah pria bersurai pink itu menjadi merah sampai ke telinga.
'bahkan berdiri saja aku susah, apalagi berjalan."
"Apa kakak memerlukan kursi roda."
Seketika mata Sanzu membulat sempurna, apa mungkin adiknya mengetahui apa yang terjadi kemarin malam?
"Sudah diyamlah."
Sanzu memilih berusaha tenang, dan tidak pernah mendengar perkataan barusan.
"Tapi kakak seperti orang pincang."
"Kakak hanya pincang bukan lumpuhkan."
***
Sementara dikediaman haitani, Rindou dan Ran debat. Ini terjadi karena Rindou kukuh ingin menjenguk Sanzu sementara Ran terus melarang.Apalagi alasan Ran yang kekanakan, katanya takut Rin tertular lah, Sanzu yang pura-pura sakit, bahkan yang paling tidak masuk akal yaitu Ran bilang kalo sebenernya Sanzu itu sudah tua buktinya saja punggungnya sakit, mungkin itu encok, faktor usia gitu.
"Cukup ya kak, Rin tau kakak gak suka dengan hubungan Rin sama Chiyo tapi Rin sudah dewasa Rin tau mana yang baik buat Rin, dan mana yang gak baik buat Rin."
"Rin kakak melakukan ini karena kakak sayang sama Rin."
"Bohong kakak gak pernah menghargai perasaan Rin, bahkan selama ini Rin hanya pacaran sama Chiyo lewat HP."
"Rin."
"Bahkan terakhir kali Rin bertemu dengan Chiyo, kakak melukai kepala Chiyo."
"Rin Kakak itu sayang sama Rin jadi tolong dengarkan kata kakak ini."
"Cukup Ran, Rindou benci dengan Ran."
Ran seketika tersentak kaget, dia tidak menyangka bahwa adiknya bakal memanggilnya dengan nama panggilan saja.
"Rin, kamu bercanda kan."
"Hiks.. Ran jahat sama Rin, Rin benci."
Sebuah cairan putih berhasil keluar dari mata indah Rindou, Rindou sudah tidak bisa menampung kesedihan dan kekecewaannya terhadap sang kakak. Ran juga sadar kalo dia banyak salah, tapi apakah salah kalo dia melakukan ini demi kebaikan Rindou.
Hanya jawab lupa command dan like oke
See y........
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry [ RanXSanzu ] End
Fanfictionentah sejak kapan hubungan itu terjadi, yang jelas ran sangat menyukai kekasih adiknya sendiri. ran sadar jika yang dia lakukan itu salah, toh dia juga sudah punya kekasih. tapi mau dipungkiri bagaimana pun juga, ran tetap lah manusia biasa. tempat...