14 Akhir

485 49 45
                                    

Ran nampak shock dia tidak menyangka Sanzu akan melindungi adiknya disaat yang tepat, benar. Botol itu tidak mengenai Rindou melainkan mengenai Sanzu.

Darah yang mengalir diwajah Rindou tidak lain adalah darah Sanzu.

"Chy... Chiyo." Nanar mata Rindou bergetar dia tidak menyangka dengan apa yang dia lihat saat ini.

"Rin kau tidak apa-apa?" Sanzu berucap seraya membelai surai kekasihnya.

Rindou hanya terdiam, pikirannya kacau dalam sekejap mata dia harus merasakan penghianat dan kini dia harus menjadi beban bagi kekasihnya.

Ran yang melihat semua ini, tentu semakin murka dia tidak bisa lama-lama melihat adegan romantis mereka. Tapi yang bikin dia naik pitam adalah luka yang Sanzu terima selain itu dia juga tidak tega melihat adiknya diam tak berdaya.

"Bajingan." Dengan mengumpat Ran mengeluarkan tongkatnya.

Di satu sisi Mitsuya yang belum bisa mencerna dengan baik apa yang baru saja terjadi, merasa semakin bersalah, dia bingung bagaimana caranya menjelaskannya kepada Ran, terlebih lagi Ran pasti melihat dirinya yang sedang telanjang bulat ditambah lagi Rindou yang hampir celaka karena ulah hakkai.

"Hakkai, Mitsuya apa kalian ingin meninggalkan jejak dengan membunuh RINDOU." Nanda bicara Ran terlihat penuh penekanan apa lagi saat mengucapkan nama adiknya.

Hakkai yang melihat Mitsuya diam, kini merasa dia telah membuat Mitsuya semakin terpojok, andai saja dia tidak melakukan hal bodoh tadi mungkin masalah tidak akan runyam ini.

"Maaf Taka Chan gara-gara aku, kamu terjebak di lingkaran hitam." Hakkai berucap sera menutup tubuh kecil pria bersurai Lilac itu dengan kemeja yang dia ambil di lantai tadi.

Sementara pria bersurai Lilac itu nampak kaget, dengan perhatian yang diberikan hakkai.

Di satu sisi Rindou mulai mengobati luka Sanzu dengan tisu, memang ini tidak higenis tapi hanya ini yang ada.

"Maaf Sanzu nanti kalau udah sampai rumah aku akan obati mu dengan benar." Rin berucap dengan mengobati luka Sanzu dengan telaten.

Sementara Sanzu hanya senyum melihat wajah kekasihnya, baginya saat ini Rindou sangat menggemaskan.

"Nyinyo.... Kiss."

"Ha...." Rindou nampak bingung nyinyo siapa itu Rindou tidak kenal. Dia hanya mengerutkan kening seraya memberitahu kekasihnya bahwa dia tidak mengerti perkataan Sanzu barusan.

Sementara Sanzu hanya senyum-senyum tidak jelas.

Cup

Sebuah kecupan singkat mendarat di kening Rindou, Sanzu sih pelaku hanya tersenyum manis dihadapannya. Dan setelah itu.

"Ran jangan kau ambil semua jatahku." Ran yang melihat Sanzu berjalan menujunya dengan katana di tangan kanannya, merasa aneh dengan mahluk satu ini.

"Sejak kapan kau membawa katana."

"Sejak aku ingin membunuhmu."

Mendengar balasan dari Sanzu membuatnya tertawa geli.

Kini Ran mulai memukul kepala Hakkai, disusul dengan sayatan katana Sanzu. Mereka benar-benar gila, sementara Hakkai hanya bisa menghindar, bertarung dengan Ran saja sudah membuatnya kewalahan sekarang dia harus menghadapi Sanzu sekaligus. Sungguh ironis bukan, satu versus dua sungguh tidak menguntungkan ditambah mereka bersenjata dan dia tidak.

Hanya butuh waktu tiga menit Hakkai sudah tergeletak tidak berdaya, kini giliran Mitsuya yang menerima hukum dari perbuatannya.

Ran sudah bersiap memukul kepala pemuda manis itu, begitu pula dengan Sanzu yang ingin sekali merusak wajah polos pemuda itu.

Sorry [ RanXSanzu ] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang