Baru beberapa menit Rindou pergi, kini Sanzu sudah merasa bosan dia bingung mau ngapain dirumah kekasihnya sendiri, yang sedang pergi berlibur.
Bosan terus melanda, bagaimanapun ini bukan rumahnya jadi dia tidak bisa leluasa bergerak. Mengingat dia baru kesini beberapa hari yang lalu.
Ingin sekali dia mengobrol dengan Ran, tapi pria bersurai dwiwarna itu terlihat sibuk dengan pekerjaannya. Terlihat beberapa dokumen dan juga berkas di meja itu, tak lupa tangannya terus mengetik di komputer itu.
'Ku pikir dia hanyalah manik seks, tapi ternyata juga bekerja keras. Pantas Rindou selalu membanggakan diri mu.'
Tanpa disadari Sanzu terus memperhatikan Ran yang sedang bekerja, terlihat senyum terukir di bibirnya.
***
Sementara Ran yang merasa terus diawasi, sesekali melirik pria bersurai pink itu. Dan benar saja saat kedua matanya bertemu, detak jantungnya tidak bisa di kontrol.'hmm...'
Tanpa Ran sadar senyum terukir di wajahnya, dia merasa bodoh dan juga malu kala mengingat masa lalu. Bagaimanapun dulu dia sangat membenci Sanzu, bahkan saat Sanzu masuk ke gengnya tanjiku Ran malah menjadi-jadi membully Sanzu, dia merasa bagaimana sosok seperti Sanzu bisa jadi berandal. Padahal dia lebih pantas jadi penjual sayur keliling atau tukang potong rambut di salon.
Benar kata orang kalo cinta sama benci itu hanya sebatas kertas, Ran tidak tau sejak kapan dia mulai mencintai Sanzu. Yang jelas dia pernah mendengar bahwa orang yang kau bully bisa saja dia adalah jodohmu, kalo dulu Ran yang mendengar ucapan barusan sudah pasti bila "mana sudi aku sama dia." Tapi lain cerita kalo sekarang dia akan bilang."semoga itu benar-benar terjadi." Bagaikan termakan omongan sendiri Ran kini telah jatuh dengan perangkapnya sendiri, dia yang dulu membenci kini berubah mencintai.
Merasa canggung Ran berusaha sentral mungkin dihadapan Sanzu.
"Haru nanti siang jalan yuk, sekalian aku mau beli sesuatu." Ucap Ran tanpa memperhatikan lawan bicaranya.
Sanzu yang mendengar tutur kata barusan, merasa senang dan curiga, senang karena dia bisa melakukan sesuatu di hari cerah ini. Meskipun sekedar jalan-jalan tapi itu lebih baik dari pada tiduran saja seharian, merasa curiga karena akhir-akhir ini Ran meminta hal aneh kepada.
"Apa yang kau mau." Ran seketika memijat pangkal hidungnya.
"Tidak aku hanya merasa kau bosan, karena itu kau ku ajak pergi jalan-jalan." Mereka saling melempar argumen masing-masing tanpa saling menatap.
"Baik kalo gitu aku mau, tapi tidak ada persyaratan apapun kan." Sanzu merasa harus berhati-hati dengan orang ini, meskipun dia adalah calon kakak iparnya.
"Tidak ada." Jawabnya.
Ran mulai mengoreksi dokumen demi dokumen, dia sengaja tidak pergi kekantor hanya untuk menemani Sanzu saja. Satu lagi yang pasti pekerjaan Ran saat ini, berada dinaungan tenjiku yang beroperasi di dunia gelap, meskipun tak separah kanto Manji yang dipimpin Mikey, namun ini sudah lebih dari cukup setidaknya dia bisa mendapatkan penghasilan sendiri tanpa harus meminta kedua orang tuanya. Ditambah lagi dia tidak perlu repot-repot mengurus bisnis keluarga, baginya cukup Rindou saja yang mengurus bisnis keluarga haitani.
Sejujurnya baik Ran maupun Rindou sudah mendapat perusahaan sendiri dari kedua orang tuanya, sayang Ran menolak dengan dalih dia ingin mencari pengalaman dulu, sementara Rindou dia tidak mungkin menolak. Semenjak penyakitnya semakin parah Rindou memutuskan keluar dari tanjiku, awalnya Izana menolak tapi karena sebuah permohonan keras Izana akhirnya luluh dan mengiyakan.
Tidak banyak yang tau kalo Rindou keluar dari tanjiku, itu sebabnya Rindou masih disegani di kalangan pebisnis gelap.
Walaupun sudah tidak satu gang di tanjiku, baik Izana maupun Rindou masih memegang tali persaudaraan.
Kini pekerjaan Ran sudah hampir selesai. Ran sedikit melirik kearah Sanzu, terlihat pria bersurai pink itu nampak sedang tertidur.
"Cantik." Kata itu keluar begitu saja dari mulut Ran.
Ran segera menyelesaikan pekerjaannya, dia tidak mau membuat Sanzu lebih bosan lagi. Dengan dalih bisa jalan bareng dengan Sanzu, pria bersurai dwiwarna itu akhirnya selesai dengan perkejaannya lebih cepat dari dugaannya.
Kini jam telah menunjukkan waktu setelah dua belas siang, Ran yang sudah menyelesaikan pekerjaannya kini berjalan menuju Sanzu, dia terlihat tersenyum manis dan segera membangunkan pria bersurai pink itu.
"Haru cepat bangun, setelah itu kita siap-siap katanya mau ikut jalan-jalan." Ran memperlakukan Sanzu dengan sangat baik, bahkan pria itu membangunkan Sanzu dengan lembut.
"Hmm Senju ini masih pagi, sekolah tutup karena pandemi." Ran yang benar ucap Sanzu hanya tersenyum geli.'apa dia mengigau.'
"Haru bangun." Dengan sabar Ran membangunkan prai cantik ini.
Terlihat samar-samar Sanzu mulai membuka mata, belum juga nyawaku seratus persen dia sudah dibuat kaget dengan wajah Ran yang mendekat ke wajahnya.
BUGK
Dengan reflek Sanzu memukul Ran, dan berjalan mundur satu langkah darinya.
"Aahhkk..." Pekik Ran, karena ulah Sanzu.
"Apa yang mau kau lakukan."
"Hahaha..." Tawa Ran pecah saat ini Sanzu sungguh menggemaskan, dia terlihat seperti neko yang sedang disuruh mandi, yang garang tapi bikin sayang.
"Sudah gak usah dipikirkan, sana siap-siap katanya mau jalan." Sanzu yang masih trouble terlihat lelah, letih, lesu tak bertenaga.
"Lima belas menit ku tunggu, kalo gak nongol gua tinggal." Bagaikan baterai limited edition mendengar tutur kata barusan, seketika membuat nyawa Sanzu full kembali.
***
Ran sekarang menyuruh sopir pribadi haitani untuk mempersiapkan Lamborghini Aventador keluaran terbaru miliknya, tentu kendaraan itu disiapkan khusus buat Sanzu semata.Sungguh Ran tidak menyangka, Sanzu menuruti perkataannya padahal dia hanya bercanda saja.'baguslah kalo begitu.'
Kini pria bersurai dwiwarna itu sedang berjalan menuju Sanzu, berjalan dengan gaya yang bikin Sanzu ingin muntah disana.
"Jalan biasa aja, gak usah sok cool." Sanzu berucap tanpa menatap lawan bicaranya.
Sementara Ran saat ini tengah malu plus sedih, padahal kalo setiap wanita yang melihat Ran dengan gaya seperti ini pasti akan teriak, tapi mahluk satu ini malah merasa muak, sungguh Ran harus ekstra sabar dan sayang.
***
Saat ini mereka sekarang sedang menuju supermarket terdekat guna membeli barang yang diinginkan Ran, sementara Sanzu sedang menyangkutkan diri ditempat permainan. Ran sih gak masalah malah merasa gemas sama Sanzu, dan dengan ini barang yang Ran beli tidak diketahui Sanzu."Dengan ini Sanzu akan jadi milikku."
Ran memutuskan merubah target, dari pada menyingkirkan sang adik lebih baik dia membuat Sanzu memohon. Dan mengemis cinta dengannya, dengan begitu dia tidak perlu repot-repot menjauhkan pria bersurai pink itu dengan adiknya, cukup pria itu yang menjauh.
'Dengan ini Sanzu akan menjadi milikku.'
Gak terasa cerita ini mau di pengunjung 😊😊😊 pertengah.
Command and like aku tunggu.
Semoga kali ini rencana Ran gagal
See you next time
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry [ RanXSanzu ] End
Fanficentah sejak kapan hubungan itu terjadi, yang jelas ran sangat menyukai kekasih adiknya sendiri. ran sadar jika yang dia lakukan itu salah, toh dia juga sudah punya kekasih. tapi mau dipungkiri bagaimana pun juga, ran tetap lah manusia biasa. tempat...