27. cinta dan penghiyanatan

399 39 75
                                    

Malam telah pergi tergantikan oleh hangatnya sang mentari, yang kini mengusik mimpi indah pria bersurai pink karena cahaya yang menyentuh kulitnya.

"Pagi sayang." Suara berat khas orang bangun tidur terdengar, membuatnya Sanzu menoleh ke sumber suara.

"Pagi juga sayang." Jawab Sanzu dan setelah itu dia hendak pergi ke kamar mandi tapi baru saja berdiri dia harus jatuh lagi.

"Aahhkk sakit." Pekik Sanzu saat merasakan sakit di bagian bawah.

Ran yang tipikal orang peka segera menggendong Sanzu ala bridal style, sedangkan sang empu kini mendekap wajahnya ke dada bidang Ran.

"Ran malu." Ucap Sanzu lirih, bagaimana pun saat ini antara dia dan juga Ran sama-sama telanjang.

"Kita mandi bareng oke." Pinta Ran.

Sesampai di kamar mandi dia segera merebahkan tubuh indah Sanzu ke betap, tapi saat tangan Ran ingin menyalakan shower Sanzu terlebih dahulu menarik lengan pemuda itu.

"Ran ayo kita morning sex." Ran yang mendengar itu tentu tersenyum dengan seksual.

"Apa kau yakin padahal saat ini kau tidak bisa jalan." Bisik Ran Seraya menjilat daun telinga Sanzu.

"Aaahhh..." Legungan seksi keluar dari mulut Sanzu saat tangan nakal Ran mempilin nippel pink pemuda itu. Sedangkan bibirnya dengan liar menjelajah leher sang submisif, tak luput dia juga meninggalkan bukti cinta disana.

Puas dengan nipple sang submisif kini tangan Ran turu kebawah masuk menyelinap mengocok penis Sanzu, Sedangkan tangan satunya kini memijat dinding rektrum pemuda itu.

Setelah merasa cukup kini Ran membuka lebar-lebar paha Sanzu lalu memainkan lidahnya di lubang anal kekasihnya yang sudah basah.

"Ughhhh... Hggghhhh... Aaahhh." Desahan Sanzu saat merasa akan melakukan ejakulasi.

"Apa kau puas sayang." Ran memegang paha Sanzu yang ingin menutup akibat terlalu lemas.

"Ahn..... Hghhhh." Desahan keras keluar dari mulut Sanzu saat dia mengalami ejakulasi hingga sperma itu mengotori tangan sang dominan, sang dominan dengan tidak jijiknya menjilati sperma itu dengan seksual.

"Ayo Ran aku hanya ingin milikmu saja." Sanzu berbicara dengan wajah merah seperti tomat.

"Ara Ara kau benar-benar sudah tergila-gila dengan goyangan ku sayang." Kini Ran mengangkat pantat Sanzu dan memposisikan penisnya di lubang kenikmatan Sanzu.

"Ughhhh..." Desahan Sanzu saat merasakan milik Ran masuk dengan sempurna didalam lubangnya dengan sekali hentakan saja.

"Aaahhh.... Aaahhh... Aaahhh."

"Hggghhhh... Aaahhh... Ughhhh."

"Aaahhh... Mghhh... Aaahhh."

Ran yang mendengar desah dari sang submisif dibuat semakin bergairah, kini yang terdengar di kamar mandi itu hanyalah suara benturan kulit dan juga desahan indah dari Sanzu.

"Saya aku akan keluar."

"Aku juga."

"Aaahhhh..... Hggghhhh." Desahan panjang keluar dari kedua mulut pemuda itu.

"Lubang mu sangat hangat sayang." Mendengar ucapan dari kekasihnya Sanzu semakin tersipu malu.

Setelah selesai melakukan morning sex dan beres-beres, kini keduanya terlihat sedang sarapan pagi bersama, sebelum melakukan rutinitas sehari-hari.

"Sayang jadi kau mau kemana hari ini." Tanya Ran sambil mengoles selai coklat di atas roti tawar.

"Kita ke mall ya, sekali beli kebutuhan bulanan." Ujar Sanzu yang mendapat kecupan singkat dari sang kekasih.

Sorry [ RanXSanzu ] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang