15. went with the flow for once

318 69 7
                                    

Ryujin telah melewatkan istirahat jam makan siangnya selama dua hari berturut-turut.

Bila kemarin ia dengan sengaja absen sebab lebih memilih untuk membenamkan wajah dan tertidur di bawah lipatan lengannya, kali ini kakinya justru sibuk mondar-mandir di antara rak-rak buku di perpustakaan. Tugas sejarah sialan⸺entah berapa kali makian itu tertahan di ujung lidah, yang diganti dengan decakan diikuti helaan napas alih-alih terucap.

Tugasnya tidak bisa disalahkan sebenarnya. Bagimanapun juga ialah satu-satunya yang pantas menyandang gelar orang yang bersalah lantaran kelewat abai menikmati santai. Teman-temannya mengingatkan sedari jauh hari, namun ia tak benar-benar mengindahkan. Lalu saat mereka rupanya sudah mulai menyicil mengerjakan tugas itu, ia bahkan sama sekali belum punya ide buku apa saja yang patut dijadikan acuan.

Ia merencanakannya dua hari lalu; berakhir lupa dan baru mengingatnya ketika di rumah. Ia niatkan lagi mengunjungi perpustakaan kemarin, menggunakan waktu istirahatnya untuk menjelajah rak demi rak; batal karena ia rupanya terlalu mengantuk untuk sekadar berpindah dari kursinya.

Tiga buku mengintip dari dekapan, tetapi ia belum merasa puas. Sembari menghela napas guna memupuk kesabarannya yang kian menipis, ia menyelinap ke barisan rak lain. Kedutan muncul di antara kedua ujung alis, bibir mengerucut di luar kendali. Matanya memindai dengan jeli satu per satu buku yang berjejer rapi, mencari-cari judul yang mengandung topik yang berkenan ia bahas. Kanan dan kiri, mulai dari jajaran terbawah hingga teratas, ia mulai merasa pegal pelan-pelan merayap ke seluruh tengkuk.

Sampai, astaga, akhirnya sepasang netranya dipertemukan dengan satu buku dengan judul yang ia coba temukan sejak tadi⸺terselip elok di antara buku-buku tebal lain di rak bagian atas.

Ryujin hendak bersorak kepalang gembira sebelum teringat bahwa ia berada di suatu tempat yang paling dilarang menuai keributan. Jadi dengan meredam luapan kebahagiaan yang tidak disarankan untuk tumpah itu, ia mengunci mulutnya rapat-rapat, membentuk satu garis tipis seraya berjinjit menggapai buku itu.

Sayangnya, sebut saja mungkin ini adalah hari sialnya atau barangkali ia memang tengah ditegur secara tak langsung oleh takdir gara-gara sudah jadi seseorang yang lalai, buku itu luput dari jangkauan. Tak peduli seberapa berusahanya ia memanjangkan tangan, ujung jemarinya bahkan masih jauh untuk menyentuhnya.

Ia menoleh ke sekitar, mencoba menemukan tangga kecil semata-mata untuk berhadapan dengan nihil. Benda itu pasti ada di sisi lain tempat ini atau seseorang sedang menggunakannya. Ia melompat sedikit, masih mengupayakan keberuntungannya yang tidak lebih besar dari seukuran kuku jari kelingking.

Persetan.

Gadis itu baru menyadari bila umpatan tersebut telah berhasil lolos dari mulutnya tatkala seseorang berdiri menjulang tepat di samping, dengan gampang mengambil buku itu dari atas sana. Orang itu meletakkan telunjuknya tepat di depan bibir, mengisyaratkan untuk diam (mungkin lebih memperingatkan soal umpatannya), ia menyerahkan buku itu pada Ryujin sambil menahan satu ekspresi geli.

Ryujin kira adegan konyol dan picisan semacam ini hanya bakal terjadi di drama atau film, di mana kedua tokoh kemudian saling hanyut dalam tatapan intens berjarak super dekat, merasakan jantung mereka berdebar-debar dengan pipi yang panas. Namun tidak, si gadis Shin malah mendapati dirinya mundur selangkah sebab terkejut sekaligus merutuki kebodohannya sendiri. Seumpama hidupnya belakangan ini kurang dramatisasi, kini ia dihadapkan dengan fakta jika seseorang yang membantu momen sulitnya barusan adalah sosok Lee Heeseung.

Ya Tuhan, barangkali tukang mengumpat akan tersemat apik menjadi nama tengahnya sehabis ini.

"Uh, maaf," ia mencicit, menggaruk pelipisnya sebelum dengan canggung menerima buku itu dari tangan si ketua kelas, secara mental bersedia membenturkan kepalanya ke lantai. "Terima kasih, omong-omong."

for the gray one, until it returned to its colorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang