24. tale of two best friends (1/2)

473 51 8
                                    

Choi Beomgyu dan Kang Taehyun adalah bintang di sekolah sejak hari pertama penerimaan siswa baru dimulai.

Nama kedua anak itu sudah jadi buah bibir lantaran prestasi mereka di jenjang sebelumnya dan langsung membuat heboh lantaran ditempatkan di kelas yang sama.

Bergaul dengan siapa saja bukan perkara rumit bagi Beomgyu. Pembawaannya ramah dan ia banyak bicara⸻membuatnya punya kesan gampang didekati. Epitome teman yang diinginkan setiap orang. Sementara Taehyun merupakan hal yang berkebalikan dengan si anak laki-laki bermarga Choi. Perangainya tenang dan agak kaku. Daripada menanggapi obrolan dengan menggebu-gebu, ia lebih sering melempar senyum sederhana pada lawan bicaranya. Ia masih cukup hangat sebenarnya, jika seseorang mau mencoba berinteraksi lebih lama, namun orang-orang menaruh segan padanya untuk satu dan lain hal, meninggalkan stereotip 'anak pintar yang kurang bersahabat' itu lekat tanpa disadari.

Orang-orang mengira mereka boleh jadi bakalan saling memusuhi satu sama lain demi reputasi, tetapi asumsi itu sepenuhnya salah. Alih-alih bermusuhan, mereka justru jadi karib.

Itu hanya hari lain ketika kelas mereka memiliki jam kosong mendadak. Minat Beomgyu tak sedang berlabuh untuk membaca materi di buku paket atau sekadar mengerjakan soal demi mengisi waktu, jadi ia memutuskan bergabung dengan teman-teman lain guna berbincang dan bergurau. Seisi kelas riuh bercengkerama, beberapa memilih tertidur di tengah-tengah keramaian, sisanya mungkin cukup berambisi untuk memperbaiki peringkat mingguan (yang selalu menjadi kegelisahan utama setiap anak).

Lalu di antara semuanya, ada Kang Taehyun⸺yang merasa pemandangan di luar jendala jauh lebih menarik daripada buku yang terbuka di atas mejanya.

Beomgyu tidak bermaksud memperhatikan terlalu detail, namun tatkala anak laki-laki itu memainkan pena di tangannya, membuat benda kecil itu muncul dan lenyap dalam satu kedipan mata, ia tak kuasa menahan rasa takjub. Terlebih melihat bagaimana yang bersangkutan tampak melakukannya di luar kesadarannya sendiri, seumpama tangannya bekerja dalam mode otomatis. Perlahan, Beomgyu melepaskan diri dari kumpulan, beralih mendekati bocah bermarga Kang dengan percikan rasa penasaran.

"Hei, bagaimana kau melakukannya?"

Yang ditanya kontan menoleh, sedangkan Beomgyu tak mengambil waktu lama menyerobot kursi di depan mejanya, membuat mereka duduk berhadapan. Taehyun mengangkat alis, Beomgyu pikir anak laki-laki itu pasti sedikit terkejut. Ia dan Taehyun belum pernah punya interaksi berarti sebelum ini selain saling menggumamkan ucapan selamat karena nama mereka selalu berurutan menempati posisi teratas strata mingguan; Taehyun menempati nomor satu, Beomgyu di urutan kedua.

Melihat Taehyun bergeming, pena lain yang ada di atas meja itu buru-buru diambil Beomgyu untuk kemudian digoyang-goyangkan. "Aku tadi melihatmu melakukan trik dengan bolpoinmu."

"Oh," Taehyun mulai paham. Ia mengulangi triknya sekali lagi. "Seperti ini?"

Anggukan antusias adalah tanggapan Beomgyu. Ia bertepuk tangan kagum saat Taehyun tahu-tahu memunculkan benda kembali dari tangannya. "Itu keren! Dari mana kau mempelajarinya? Apa kau pernah jadi murid di Hogwarts?"

Pertanyaan itu membuat yang bermarga Kang terkikik pelan, kepala digelengkan. Ia belum sempat benar-benar menjawab kala bel pergantian periode lebih dahulu menginterupsi. Tanda berakhirnya jam kosong tersebut sontak membubarkan keramaian yang satu per satu pulang ke bangku masing-masing. Tak terkecuali Beomgyu, yang buru-buru bangkit sebab pemilik kursi yang didudukinya datang. Ia menoleh sebentar ke arah pintu sebelum kembali pada Taehyun, meletakkan bolpoin yang sempat dipinjamnya sebentar. Raut kecewa bermain di wajahnya.

"Sayang sekali, aku baru mau minta agar kau mengajariku."

Apa yang tidak diduganya ialah respons dari anak laki-laki di hadapannya.

for the gray one, until it returned to its colorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang