1.Terlambat!

15 3 8
                                        

Hari ini adalah hari senin. Seperti biasa, di SMA Aksara akan mengadakan upacara pengibaran bendera. Semua murid diwajibkan datang pukul 06.30 pagi. Kini, seluruh siswa sudah bersiap mengenakan pakaian yang rapi dan atribut lengkap.

Di satu sisi, Kennard baru saja memarkirkan motornya dengan terburu-buru.

Masa bodoh dengan motornya yang dia parkir sembarang di dekat warung, yang penting ia tidak terlambat mengikuti upacara.

"Gawat, udah jam segini gue harus buru-buru," Kennard melihat arloji yang berada di tangannya.

Begitu sampai di depan gerbang, lelaki itu melihat seorang anak OSIS SMA Aksara berjaga di gerbang seperti biasanya. Dia adalah Bimo, ketua OSIS yang terlihat galak di depan semua siswa kecuali Kennard.

"Bim, bukain cepetan! Gue udah telat ini," kata Kennard dengan napas tersengal-sengal sehabis berlari.

"Apaan, lo ga bisa maen masuk-masuk aja anjir. Ada hukuman buat yang telat," ujar Bimo sambil menatap Kennard sinis.

"Yaelah, cuma 3 menit doang." Sahut Kennard sewot karena pintu gerbang tak kunjung di buka oleh Bimo.

Akhirnya, dengan pasrah Bimo kemudian membukakan pintu gerbang dan membiarkan Kennard masuk melewatinya. Itu lebih baik daripada dirinya terlibat masalah dengan ketua geng motor yang paling di takuti seantero sekolah.

Upacara sudah di mulai dan Kennard mendapati dirinya berbaris di barisan paling belakang. Dengan baju yang sudah basah oleh keringat dan atribut yang kurang lengkap.

Untung saja dia berbaris di paling belakang. Perbedaannya dengan siswa lainnya tidak begitu mencolok. Bisa-bisa ia terkena hukuman kalau sampai dirinya tertangkap tidak mengenakan dasi.

"Ck! Upacaranya lama banget sih," celetuk Kennard dengan nada rendah.

Bermenit-menit dirinya terjebak dalam kebosanan karena upacara tak kunjung berakhir. Rasanya haus, panas dan juga lelah sebab dirinya sudah berdiri selama setengah jam lebih.

Namun, begitu telinganya mendengar kata bubarkan, hatinya merasa senang bukan main.

"Akhirnya." Hela Kennard lega.

Tepat setelah upacara selesai, Kennard segera menjauh dari lapangan yang kemudian bergegas menuju kantin sekolah.

"Lo dari mana aja cuk?" Tanya Erzhan yang baru saja menghampiri Kennard.

"Oy! Pelan-pelan ae minumnya. Udah kayak abis maraton lo." Ledek Gentala dengan sebuah tawa kecil di akhir. Sedangkan yang diejek malah memandangnya tajam.

"Anjing!! Tadi gue telat dateng, makanya gue lari buat nyusul upacara ke lapangan. Mana upacaranya lama banget bangke, gue udah haus daritadi." Ceritanya pada kedua temannya ini tentang kejadian tadi pagi.

"Yaudah selow men. Ngambekan amat kek cewek," Gentala terkekeh kecil menyahuti cerita Kennard.

"Terserah lo lah Gen. Pusing gue nanggepin ocehan lo yang ga bermutu!" Balas Kennard sambil menggendong tasnya dan berlalu pergi meninggalkan kedua temannya.

Sesampainya di kelas, Kennard langsung duduk di kursinya. Tatapan mata yang tadinya tenang, kini berubah tajam bagai serigala yang melihat mangsanya. Rupanya, itu karena kedatangan Indry sang mantan kekasih.

"Ken, lo lagi ngapain?" Tanya gadis itu berbasa-basi. Jangan lupakan senyuman genit di bibir ranumnya.

"Buta mata lo?!" Sahut Kennard tajam sembari matanya yang menatap nyalang.

"Ga lagi ngapa-ngapain. Hehe, gue boleh dong temenin lo disini?" Tanya Indry yang membuat pemuda di depannya semakin naik darah. Belum lagi tangannya yang bergelayut manja pada lengan kokoh Kennard.

Tentang Kennard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang