The Last Wish

1K 107 9
                                    

Hana memilih menyandarkan tubuhnya yang lelah di dinding, memejamkan matanya perlahan sembari mengatur nafasnya yang tersengal-sengal akibat latihan fisik yang telah ia lakukan, ditambah dengan berita mengejutkan yang baru saja ia dengar dari pelatihnya.

Satu-persatu ingatannya mulai bermunculan, menganggu pikiran dan menyiksa batin Hana.

"Seandainya ada keajaiban, aku ingin bertemu dengannya dan mengucapkan terima kasih padanya, ia adalah sosok pahlawan di hidupku."

Hana seketika membuka matanya dengan panik segera saat suara adiknya muncul di dalam kepalanya, wajahnya terlihat menegang seiring dengan detak jantungnya yang semakin lama terasa semakin cepat.

'Aku harus mempertemukan mereka.'

Hanya kalimat itu yang terlintas dipikiran Hana saat ini, ia merasa bahwa hanya itulah hal terpenting yang harus ia lakukan.

Perlahan wanita itu akhirnya menegakkan tubuh lalu melangkahkan kakinya menuju ruangan Kim Hyun Jung, guna merelakan salah satu mimpi terbesarnya menjadi stuntwoman demi sosok seorang adik perempuan yang sangat ia sayangi.

***

Yura melirik jam dinding dikamarnya, waktu menunjukkan pukul 2 siang dan makanan yang ia letakkan di atas meja 2 jam yang lalu bisa dipastikan sudah tidak lagi hangat.

Tangannya yang ramping dan berkulit putih pucat itu dengan lincah bermain diatas kanvas, memberikan sentuhan-sentuhan warna yang apabila diamati dengan sesama membentuk sebuah wajah yang nampak sudah tidak asing lagi baginya.

"Annyeong, Suga oppa."

Yura tersenyum lebar sembari menatap sesosok wajah yang tengah tersenyum di kanvas.

Yura akui bahwa ia betul-betul terkesan dengan hadiah yang diberikan Hana padanya saat ini, ia tidak menyangka bahwa dirinya yang tidak memiliki skill menggambar ternyata tetap bisa membuat raut wajah dari Min Yoongi alias Suga dengan menggunakan ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yura akui bahwa ia betul-betul terkesan dengan hadiah yang diberikan Hana padanya saat ini, ia tidak menyangka bahwa dirinya yang tidak memiliki skill menggambar ternyata tetap bisa membuat raut wajah dari Min Yoongi alias Suga dengan menggunakan kedua tangannya berkat paint by numbers kit yang dibelikan oleh kakaknya itu.

Yura kembali melirik jam dinding yang tergantung di kamarnya lalu mendengus, rupanya waktu baru berjalan 5 menit sejak terakhir kali ia melirik jam dinding itu, dan ia masih harus menunggu 3 jam lagi untuk memamerkan hasil karyanya ini pada Hana.

Gadis itu hendak kembali memfokuskan diri mewarnai kanvas yang ada di hadapannya ketika sebuah titik noda berwarna merah tiba-tiba muncul mengenai kanvas bagian bawah, membuat Yura seketika mengernyitkan keningnya menatap noda cat yang sebelumnya tidak ada itu.

Tes..

Noda yang sama kembali muncul mengotori kanvas, dan saat itu juga Yura tersadar bahwa noda berwarna merah pekat itu bukanlah cat, melainkan darah yang mengucur keluar dari hidungnya, dan kucuran darah itu semakin lama semakin deras seiring dengan rasa sakit yang tiba-tiba muncul dan menyerang tubuhnya.

***

"Biar kuperjelas maksudmu Hana, kamu sudah terpilih menjadi stuntwoman, tapi kamu berharap ingin menjadi bodyguard nya BTS?" tanya Hyun Jung dengan nada skeptis.

Hana menganggukkan wajahnya yang setengah tertunduk, menyembunyikan wajahnya yang sedikit memerah.
"Ne." jawabnya pelan.

mendengar jawaban singkat Hana membuat Hyun Jung bertepuk tangan sembari menggeleng-gelengkan kepalanya, sementara wajahnya terlihat jelas menahan kesal.
"Wah.. aku tidak menyangka ternyata kau orangnya sangat tamak." sindir pria itu, matanya menatap Hana dengan pandangan merendahkan.

Hana memberanikan diri mendongakkan wajahnya, membalas tatapan pelatihnya itu.
"Aku bersedia melepas kesempatanku menjadi stuntwoman Hyun Jung-ssi, asalkan aku diterima menjadi pengawal BTS." balas Hana.

"Kau sudah gila ya?! Kau sudah diminta secara khusus oleh seorang Kim Soo Hyun untuk menjadi stuntwoman, dan kau seharusnya bangga! Banyak teman-temanmu yang berharap bisa seberuntung dirimu Hana, tidakkah kau mengerti itu?! Dan sekarang.. bisa-bisanya kau mengatakan hal itu, kau ingin merusak nama baik agensi ini hah?!" Bentak pria itu tepat diwajah Hana, membuat wanita itu sedikit gentar.

"A-aku tidak bermaksud seperti itu.." jawab Hana dengan terbata-bata.

"Lalu apa kalau bukan itu? Keputusanmu ini membuat agensi kita terlihat seperti agensi yang tidak profesional!" Raung Hyun Jung dengan wajah frustasi

"Kau tidak perlu khawatir Hyun Jung-ssi, aku telah mengatur pertemuan dengan pihak agensi Gold Medalist, dan aku pastikan mereka tidak akan salah paham dengan keputusan ini. Aku juga sebisa mungkin akan mempromosikan teman-teman disini untuk menggantikan posisiku disana" jawab Hana kemudian dengan nada meyakinkan.

Hyun Jung melipat tangannya, nampak jelas kalau ia masih kesal dengan keputusan Hana.
"Kau pasti punya alasan kan mengenai keputusan gila ini? Saat aku mengumumkan namamu tadi, kau terlihat luar biasa senang Hana, jujur saja aku masih tidak percaya kau membuang kesempatan emas ini, pendapatan dari pengawal bahkan tidak sampai setengahnya dari stuntwoman.."

Hana menelan ludahnya, sudah ia duga bahwa pelatihnya itu akan menanyakan alasan dibalik keputusannya itu, dan saat ini ia sama sekali tidak memiliki ide guna membuat jawaban palsu atas pertanyaan itu.

"Ini.. ini demi adikku." jawab Hana dengan suara pelan.

"Demi adikmu? Apa-apaan ini, bukankah kamu sudah tau peraturan agensi untuk tidak mencampuradukkan urusan keluarga dengan urusan kerja?" Hardik Hyun Jung dengan tatapan menusuk.

Hana menarik nafas perlahan lalu mengangguk.
"Aku tau itu Hyun Jung-ssi, tapi.. kumohon padamu, bisakah kamu membiarkanku bersikap egois kali ini? Adikku Yura tengah sekarat saat ini, dan aku ingin membahagiakan dirinya dengan mewujudkan keinginan terakhirnya."

*****

Suga's Sweet SourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang