Jeruk

927 108 15
                                    

"Oh? Benarkah?"

Hana dengan senyuman canggung mengalihkan pandangannya setelah mendengar ucapan Jo Woon.

'Tentu saja ia mendengarnya, ucapan itu memang terdengar cukup keras, mungkin semua member BTS dan pengawal yang lain juga ikut mendengarnya.' Hana membatin, terlihat raut kesedihan di wajahnya mengingat rentetan kebodohan-kebodohan yang telah ia lakukan hari ini, mulai dari datang terlambat hingga lalai menjalankan tugas dengan baik.

'Haish, pabo!' umpatnya dalam hati.

"Jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri Hana-ssi, semua orang juga pernah melakukan kesalahan, lagipula menurutku sikap orang itu saja yang terlalu berlebihan."

Hana mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah pria disebelahnya itu lagi, seketika wanita itu mengernyitkan keningnya ketika mendapati ekspresi kekesalan di wajah Jo Woon, pria itu kemudian melanjutkan ucapannya kembali.

"Aku sudah 2 tahun menjadi pengawal BTS, dan dari pengalamanku yang sering bertemu dengan mereka, aku mendapati bahwa Suga adalah orang yang paling tidak menyenangkan, ia juga sangat sombong jika dibandingkan dengan yang lain."

Hana otomatis membelalakkan matanya.
"Hey, tidak baik membicarakan pihak yang mempekerjakan kita seperti itu." ucapnya memperingatkan.

Lee Jo Woon terkekeh mendengar ucapan Hana barusan.
"Ayolah Hana-ssi.. tidak ada siapapun disini kecuali kita berdua, kau bebas mengeluarkan semua kekesalanmu."

Hana hanya menarik nafas lalu tersenyum
"Satu-satunya kekesalan yang kurasakan adalah.. aku kesal dengan diriku sendiri, aku seharusnya bisa lebih baik dari ini."

"Tapi ini kan hari pertamamu, orang-orang seharusnya maklum, dan Suga seharusnya tidak mengataimu-"

"Tidak ada kata maklum, kalau salah ya salah saja." potong Hana langsung. Ia seketika teringat akan ucapan Suga yang mengatakan bahwa dirinya terlalu banyak omong saat mencoba membela diri, dan Hana mengakui itu.

Lee Jo Woon terdiam, matanya menatap Hana dengan heran.

"Aku menghargai usahamu yang ingin membelaku, tapi itu tidak perlu Jo Woon-ssi, sungguh.. dan aku akan buktikan pada semua, terutama Suga, bahwa aku bisa menjadi pengawal yang diandalkan." Kata Hana sambil tersenyum tipis.

***

"Hei, kau sudah makan siang?"

Hana saat ini tengah berbicara melalui ponselnya, ia melirik jam tangannya yang menunjukkan tepat pukul 1 siang.

"Belum eonnie, sebentar lagi, aku perlu menyelesaikan beberapa nomor yang belum selesai diwarnai.." jawab Yura selaku lawan bicara Hana.

"Haish! Jangan menunda-nunda makan siangmu, kau bisa melanjutkan mewarnai gambar Suga mu itu nanti setelah makan siang dan minum obat, Mengerti?!" Hana memperingatkan adiknya yang seringkali mengabaikan waktu makannya.

"Iya eonnie, aku akan makan siang sekarang, jangan khawatir." Terdengar suara Yura yang seperti tengah menahan senyumnya setelah mendengar omelan kakak perempuannya itu.

"Fotokan kepadaku piring makanmu yang sudah kosong nanti sebagai buktinya, kirimkan dalam 10 menit."

"Astaga kau menyeramkan.."

"Lakukan saja perintahku Park Yura." ucap Hana bersikeras

"Iya iyaa.. akan kulakukan sekarang eonnie.." rengek Yura

Setelah beberapa saat kemudian Hana akhirnya mematikan panggilannya, tanpa sadar ia menghela nafas panjang.

'Maaf Yura, seharusnya aku bisa menjagamu lebih baik lagi dari ini.' Hana membatin sambil tersenyum kecut.

Wanita itu hendak bangkit dari kursi kayu panjang yang berada di taman halaman belakang stasiun JTBC untuk kembali menemui rombongan pengawal ketika tiba-tiba kakinya tertahan, tepat disebelahnya terongok tiga buah jeruk ukuran sedang dengan warna kulit bewarna jingga sempurna.

"Punya siapa ini?" Tanya Hana kepada dirinya sendiri. Sudah jelas sebelumnya ketiga jeruk itu tidak ada saat ia mendudukkan diri di kursi kayu panjang ini beberapa menit yang lalu.

Wanita itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling, dan tidak mendapati seorangpun yang mencurigakan, tidak ada pula sosok orang yang membawa keranjang penuh jeruk dan membagi-bagikannya secara gratis.

'Aneh.' Hana membatin.

Wanita itu memutuskan bangkit dari kursinya lalu melangkah pergi, memilih untuk tidak terlalu memperdulikan keberadaan jeruk yang nampak menggiurkan itu.

Setelah mengambil beberapa langkah, kaki itu terhenti, Hana berbalik badan lalu memutuskan kembali menghampiri jeruk-jeruk itu lalu memungutnya.

"Maaf, tapi kalian terlalu menggiurkan untuk ditinggal begitu saja." Bisik Hana sambil tersenyum.

***

Suga's Sweet SourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang