Sesuai perjanjian yang telah ada, Kenma di pagi hari mengantarkan 2 keranjang penuh apel yang satu keranjang memiliki tinggi setengah dari tingginya. Melelahkan memang, tapi untung ia memiliki kuda ayahnya dan sebuah gerobak untuk menariknya.
"Pagi" sapa Kuroo setibanya di dapur.
Kenma hanya melihat, lalu berdehem sambil melanjutkan jalan dan membawa apel apelnya.
"Hei ada apa?" Tanya Kuroo.
"Tidak...bukan apa apa" jawab Kenma.
"Baiklah, habis ini kau senggang bukan? Bagaimana kalau ke padang rumput waktu itu"
"Yang mana?"
"Saat aku memanggil namamu" ujar Kuroo.
Kenma hanya menyetujuinya saja. Entah hari ini terasa akan terjadi sesuatu hanya saja, ia tak tau apa itu dan tak peduli juga.
Benar apa yang di katakan Kuroo. Setelah Kenma selesai memindahkan keranjang apel itu di bantu oleh Kuroo dengan kemauannya sendiri yang tak bisa di ganggu gugat padahal Kenma sudah bilang bahwa ia tak apa, Kuroo langsung menarik Kenma ke kudanya.
"Bagaimana dengan..."
"Kudamu? Tenang, dia aman" ujar Kuroo.
Kenma hanya menuruti perkataan Kuroo dan menyerahkan kudanya pada penjaga, tapi sepertinya kuda itu juga tampak nyaman nyaman saja, mungkin sudah lama tak menginjakkan kaki di istana.
Kuroo duduk di belakang Kenma, lalu melajukan kudanya ke padang rumput.
.
.
.Kenma menghirup udara segar pagi hari setelah ia turun dari kuda. Kenma berjalan cepat ke arah temoat favoritnya. Di dekat batu yang waktu itu.
Kenma duduk bersandar di sana sambil menikmati angin menerpa wajahnya dan membuat surainya tertiup.
Kuroo yang baru saja selesai mengikat kudanya agar tak kabur melihat ke arah Kenma. Benar bahwa ia telah di buat jatuh oleh Kenma.
Kuroo menghampiri Kenma, lalu duduk di sebelahnya.
"Tempat favoritmu huh?" Tanya Kuroo.
Kenma hanya mengangguk.
"Tetsuro..." panggil Kenma.
"Apa?"
"Bagaimana dengan Eveline?" Tanya Kenma.
"Ah dia, ayah menyuruhnya untuk tinggal sementara di istana karena pasangannya belum pulang dan karena ia tau bahwa pasangan Eveline akan pergi berbulan bulan untuk mengembara" jawab Kuroo.
"Bukannya dia bangsawan?" Tanya Kenma.
"Memang, tapi mereka tak tinggal di istana, mereka memutuskan untuk memiliki rumah sendiri, jadinya seperti itu"
"Kenapa?? Apa ada masalah?"
"Tidak, hanya itu keinginan mereka, kelak mereka juga akan memerintah" jawab Kuroo.
"Ada apa? Kenapa kau penasaran sekali?"
"Bukan apa apa" jawab Kenma.
"Kau tau Eveline juga hanya seorang warga biasa"
"Iya, tapi dari kasta berbeda" jawab Kenma.
"Ia seorang dominan pasti" jawab Kenma sambil memeluk kedua lututnya.
"Ah ya, dia normal, bukan dominan bukan resesif" jawab Kuroo.
"Apa? Kau merasa merendah kembali?" Tanya Kuroo yang tak di jawab oleh Kenma.
"Hei, tak peduli apa pun dirimu mau resesif atau dominan sekalipun, aku akan tetap menyukaimu" ujar Kuroo.
"Oh ya? Bahkan jika aku seorang Alpha?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Prince With A Little Villager - Kuroken
De TodoBukan soal kasta dan kedudukan. Kisah mereka bagaikan dongeng. Hal paling umum yang di ceritakan. Seorang warga desa dan seorang pangeran jatuh cinta. Akankah mereka berakhir hidup bahagia untuk selama lamanya seperti yang ada pada dongeng? Warn!! B...