Kenma menemukan Kuroo yang tengah masuk loteng istana. Tentunya sedikit terkejut karena loteng istana sungguh besar. Ah bagaimana tidak...maksudnya...ini istana.
"Hiroki, dimana Hiroki menemukannya?" Tanya Kuroo.
Hiroki menggeliat dari gendongan Kenma meminta turun. Kenma hanya menurunkan Hiroki saja.
Hiroki berjalan kecil ke suatu arah, dan ia menunjuk sebuah barang yang tertutup kain warna putih yang sudah berdebu. Hiroki masuk ke balik kain itu, lalu keluar kembali.
"Ini papa" ujar Hiroki.
Kuroo menarik kain itu, dan benar saja. Easel tempat Kuroo biasanya mendudukkan kanvas nya, juga peralatannya tergeletak rapih di sebuah kotak kayu, juga beberapa lukisan yang menampakkan Kenma di dalamnya terlihat.
Kenma rasanya hanya tersipu di sana. Entahlah...terlalu malu untuk berfikir.
"Lihat, ini mama!" Ujar Hiroki sambil membawa salah satu lukisan itu ke hadapan Kenma.
Kenma hanya melihat lukisan itu. Entahlah...Kuroo menangkap momen yang pas dimana, itu dimalam hari, saat Kuroo pertama kali mengajaknya ke bukit itu.
Saat angin menerpa wajahnya, dan membuat surainya melambai seakan menari dengan angin.
Kuroo seperti benar benar menangkap momen itu dalam kanvasnya. Momen di malam itu, namun dalam sudut pandang seorang Kuroo Tetsuro.
"Papa kenapa kita tak memajangnya di istana?" Tanya Hiroki.
"Karena...papa tak tau dimana lukisannya" ujar Kuroo seadanya.
"Kalau begitu...papa, aku ingin di lukis juga seperti mama!" Ungkap Hiroki.
"Sekarang?" Tanya Kuroo. Hiroki mengangguk semangat.
"Hiroki, papa tak bisa melakukannya sekarang...hari ini akan ada acara besar" ujar Kuroo.
"Kalau begitu...sehabis acara!"
"Papa yakin Hiroki sudah tertidur kalau sehabis acara...bagaimana kalau besok?"
"Papa janji?" Tanya Hiroki sembari menyodorkan jari kelingkingnya.
"Janji" ungkap Kuroo sembari manautkan jari kelingkingnya pada kelingking Hiroki.
"Sekarang, cari kepala pelayan, dan bilang, paman, papa ingin sebuah kanvas baru untuk melukis Hiroki" kata Kuroo.
Hiroki hanya mengangguk, dan berjalan keluar loteng.
Setelah memperhatikan Hiroki yang sudah menghilang dari sudut pandangnya, ia melihat ke arah Kenma.
"Ada apa? Apa ada yang kurang?" Tanya Kuroo sembari ikut melihat lukisan yang ia buat di tangan Kenma.
Kenma hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Kau...tidak pernah memberitahuku" ungkap Kenma.
Kuroo mengambil lukisan yang ada di lengan Kenma, lalu menatapnya. Ah ya...benar, setelah ia bertemu dengan Kenma...lukisan yang ia buat selalu saja tentangnya.
"Karena...aku sebenarnya tak ingin melukismu"
Kenma hanya mengernyit bingung. Jika tak ingin melukisnya, lalu untuk apa melakukannya??
"Itu spontan, jujur saja...karena hanya kau yang memenuhi fikiranku...jadi ya..."
Lagi lagi Kenma hanya mengalihkan pandangannya. Kuroo ini, benar benar penggoda yang hebat.
"Heiii...malu? Jangan di sembunyikan, kau lucu saat seperti itu" ungkap Kuroo sembari menangkup pipi Kenma.
Kuroo meletakkan lukisan yang ada di tangannya. Ia menghitung kanvas yang tertera lukisan Kenma di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Prince With A Little Villager - Kuroken
DiversosBukan soal kasta dan kedudukan. Kisah mereka bagaikan dongeng. Hal paling umum yang di ceritakan. Seorang warga desa dan seorang pangeran jatuh cinta. Akankah mereka berakhir hidup bahagia untuk selama lamanya seperti yang ada pada dongeng? Warn!! B...