Kuroo menatap Kenma yang berada di sampingnya cemas. Kenma sedari tadi terlihat menghela nafas terus menerus. Membuat Kuroo bingung.
"Kau yakin tak apa?" Tanya Kuroo.
Kenma hanya mengangguk sebagai jawaban.
Kenma bangun dari duduknya, dan berusaha jalan ke kamarnya. Ya, intinya sedikit menjauh dari Kuroo. Rasanya ia sungguh tak betah dengan aroma tubuh Kuroo.
"Kenma?" Gumam Kuroo sendiri.
Karena, aneh jika Kenma bersikap seperti itu. Maksudnya tentu Kenma biasanya tak banyak bicara. Namun hari ini Kenma benar benar lebih jarang berbicara.
Tarutama padanya.
"Yang mulia, maaf, saya rasa ratu...jatuh sakit" ungkap seorang pengawal.
Kuroo bangkit dari duduknya, dan langsung berlari menghampiri Kenma di luar ruang tahta. Kuroo menemukan Kenma di lorong yang terduduk lemas di sana.
Dengan beberapa pengawal juga pelayan yang menanyakan kondisinya, juga membantunya untuk berdiri. Namun ya, Kenma tak ingin berdiri.
"Yang mulia, apakah anda baik baik saja?" Tanya seorang pelayan di sana pada Kenma.
Kenma hanya mengangguk. Walau, ya sudah jelas Kenma sedang tak baik baik saja.
"Kenma..." ujar Kuroo, lalu mendekat ke arahnya,
Ada apa?" Tanya Kuroo sembari duduk berlutut di hadapan Kenma.
Deru nafas Kenma tak beraturan. Rasanya jika Kuroo mendekat, tubuhnyabmerasakan perasaan tak enak dengan Pheromone milik Kuroo.
"Bisakah kau tak mendekat?" Tanya Kenma.
Kuroo kaget tentunya. Ia di usir begitu??! Secara terang terangan!?
"Atau...hentikan pheromone mu" ujar Kenma.
"Kenapa? Ada apa?" Tanya Kuroo.
Kenma hanya mengangkat bahu tak tahu. Ia tak pernah merasakan perasaan mual seperti ini sebelumnya.
"Tolong panggilkan tabib sekarang" jelas Kuroo dan menggendong Kenma.
"Baik yang mulia" ujar seorang pelayan di sana.
Kuroo berlari menuju kamarnya. Ia buka pintunya, dan langsung berlari di dalamnya, dan menaruh Kenma di atas kasur.
Kuroo meraih dahi Kenma. Menempelkan punggung tangannya di sana. Dan tidak, Kenma tak demam.
"Apa yang kau rasakan?"
"Bau mu tak mengenakkan" jawab Kenma.
"Eh? Biasanya kau tak apa dengan ini"
"Aku tau, hanya saja, ini membuatku mual" jawab Kenma.
Kuroo hanya menatap Kenma. Dan tak lama setelahnya, seorang tabib datang dengan kepala pelayan.
Bertanya dan bertanya, Kenma hanya menjawabnya, dan Kuroo menimpali nya. Hingga sang tabib mengangguk mengerti apa yang terjadi.
"Ah ya, saya mengerti"
Kuroo hanya memegang pundak sang kepala pelayan panik. Bagaimana jika sesuatu terjadi pada Kenma??!
"Tenang yang mulia" ujar sang kepala pelayan.
"Yang mulia baik baik saja, tak perlu di khawatirkan, itu hal yang umum jika anda sedang hamil, seperti heat anda tidak muncul, atau merasa mual dengan pheromone" ujar sang tabib pada Kenma.
Kenma mencerna satu demi satu kata yang keluar dari mulut sang tabib, dan terkejut saat mendengar kata kata itu.
"Apa?!" Kaget Kenma.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Prince With A Little Villager - Kuroken
DiversosBukan soal kasta dan kedudukan. Kisah mereka bagaikan dongeng. Hal paling umum yang di ceritakan. Seorang warga desa dan seorang pangeran jatuh cinta. Akankah mereka berakhir hidup bahagia untuk selama lamanya seperti yang ada pada dongeng? Warn!! B...