13. Begin

293 51 7
                                    

Kenma berjalan di halaman istana. Ia sedang duduk di hadapan kucing berwarna hitam yang duduk di sebelahnya.

Kenma mengelus kepala kucing itu yang membuat sang kucing mendengkur.

Tak sengaja melihat ke arah jendela, melihat Kuroo yang sedang berdiskusi sesuatu dengan ayahnya yang nampaknya begitu serius.

Kenma tak bisa mendengarnya, lagipula mungkin itu privasi, jadinya Kenma tak bisa melakukan apapun untuk mengetahui percakapan itu, apa hak nya?

"Tetsuro, bawa Kenma, itu perintah terakhir dari ayah"

"Lalu? Ayah membiarkan diri ayah disini dan menunggu pengawal kerajaan sana membunuh ayah? Tentunya tidak!"

"Ku mohon, karena kau adalah penerus, jika kau juga ikut mengorbankan nyawamu, entah siapa yang akan meneruskan kerajaan ini"

"Kerajaan ini dalam bahaya, tak peduli siapa pengurusnya, jika ayah bisa melewati ini, maka ayah masih menjadi seorang raja!"

"Ini bukan tentang ayah yang akan menjadi raja atau tidak, tapi tentang penerus untuk generasi berikutnya Tetsuro, ayah percaya padamu"

Kuroo mengepalkan tangannya. Satu air mata dari pelupuknya yang sudah susah payah ia bendung meluncur mulus di pipinya.

"Ini sulit, tapi kau harus menerimanya, kau menyukainya, jika ia pilihanmu maka ayah tak keberatan akan hal itu"

"Kau masih punya kesempatan untuk bersamanya, pergi, dan jika sudah aman, maka kembalilah, aku akan menunggumu disini, atau mungkin aku akan bersama dengan ibumu"

"Tapi ingat, ayah akan selalu hidup, jika kau selalu mengingat"

"Ingat itu Tetsuro" ungkap ayahnya sambil menepuk pundak Kuroo.

Saat Kuroo mengusap air matanya kasar, sebuah anak panah melesat di luar jendela. Kuroo berlari ke jendela, lalu melihat anak panah itu. Tak ada satupun surat atau apapun. Sialan, ini murni penyerangan.

"Pergi, bawa Kenma"

"Ayah sudah menyuruh Eveline dan anaknya untuk pergi juga tadi pagi, ia di hutan, temukan sebuah rumah kecil di tengah hutan"

Kuroo mengangguk lalu berlari. Ia mengambil satu tas berisi kebutuhan pangan yang sudah di ambilkan kepala pelayan.

"Apa kau akan baik baik saja?"

"Pangeran tenang saja, semuanya akan baik baik saja disini" ujar kepala pelayan.

Kuroo mengangguk, lalu bergegas pergi ke halaman istana. Kenma ada di sana. Kuroo tau itu karena saat ia mengecek anak panah, ia melihat Kenma yang tertidur di sebelah kucing hitam.

Kuroo ingin membangunkan Kenma, tapi ia takut mengganggu fantasi kecil yang Kenma impikan. Ia menggendong Kenma naik ke kuda yang sudah di bawa pengawal.

"Pangeran...hati hati" jelasnya yang di angguki Kuroo.

Kuroo melajukan kuda keluar istana dan melaju di desa. Kuroo meengamati Kenma yang masih tertidur di depannya.

"Aku akan menjagamu" ujarnya.
.
.
.

Saat di dalam hutan, mereka beristirahat, lagi lagi Kenma masih belum bangun dari tidurnya. Kuroo menurunkan Kenma dan dirinya terlebih dahulu, lalu mendudukkan Kenma bersandar pada pohon.

Kuroo mengikat kudanya agar tak kabur, lalu melihat ke arah Kenma yang sepertinya sudah akan bangun.

"Hei.." kata Kuroo saat melihat Kenma yang terbangun dari tidurnya.

"Dimana?"

"Ia sudah mulai menyerang, ayah memerintahkanku untuk membawamu" kata Kuroo sambil berjalan mendekat ke arah Kenma.

A Prince With A Little Villager - KurokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang