Kuroo menatap Kenma tak percaya. Apakah benar? Apakah benar yang di katakan Kenma? Atau ini semua hanya ilusi nya.
"Kau bersungguh sungguh?" Tanya Kuroo.
"Hanya jika kau yakin dengan perasaanmu" ungkap Kenma.
"Aku yang harusnya bertanya, apa kau yakin? Karena seperti katamu, kau tak bisa menikahi orang yang baru saja kau temui" ungkap Kuroo.
"Maksudku, kita hanya 1 bulan bertemu, aku tak mengenalmu sedalam itu" ujar Kuroo.
"Jadi...kau ragu padaku?" Tanya Kenma.
Kuroo langsung merutuki dirinya. Bukan itu maksudnya, ia hanya...hanya mengkhawatirkan Kenma. Ia hanya ragu...benar, ia ragu. Ia takut bahwa lelaki bersurai pudding di hadapannya tak bahagia jika bersamanya.
Ia khawatir, ragu, dan takut mengecewakannya.
"Bukan...ah maksudku mungkin..iya, aku ragu, bukan ragu padamu, hanya padaku"
"Aku ragu, aku takut mengecewakanmu" lanjut Kuroo.
"Hanya itu, karena kau pantas mendapatkan yang lebih baik"
Kenma menatap teduh Kuroo, lalu melepaskan genggaman tangan Kuroo, dan beralih mendekapnya.
"Jika itu yang mulia pangeran Kuroo Tetsuro, maka itu adalah yang terbaik" ujar Kenma.
"Hei...jangan panggil aku seperti itu" ujar Kuroo sembari tersipu malu dengan kata kata Kenma.
"Karena aku tau, kau mencintaiku dengan tulus" lanjut Kenma.
Kuroo tersenyum mendengar perkataan Kenma. Sial, ia jatuh hati kembali pada orang yang kini sedang mendekapnya erat.
Kuroo langsung mengangkat Kenma dengan gendongan koala, lalu melihat kearah netra Kenma.
"Seperti permintaanmu, I'll make you to be my bride" ujar Kuroo.
Kuroo sedikit berlari sembari memasuki gerbang istana. Masih dengan Kenma di gendongannya, Kuroo berlari di halaman istana yang luas itu, dan menghampiri sang kepala pelayan yang tengah membukakan pintu utama.
"Pangeran, silahkan masuk" ujar sang kepala pelayan.
"Tolong sampaikan, aku akan menikah" ujar Kuroo
"Tunggu...apa pangeran?"
"Aku akan menikah dengan Kozume Kenma, catat itu, dan persiapkan" ujar Kuroo dan langsung berjalan meninggalkan sang kepala pelayan yang masih menatapnya tak percaya.
"T...tunggu...pangeran!" Ungkap sang kepala pelayan yang langsung mengeluarkan kertas gulung dan pena dari sakunya.
"Kapan...kapan acaranya?" Tanya sang kepala pelayan.
Kuroo menatap ke arah Kenma.
"Kapan kau menginginkannya?" Tanya Kuroo.
"Terserah padamu, asal jangan terlalu cepat" jelas Kenma sambil mengalihkan pandangannya.
"Mm...kalau begitu, jadikan itu 2 minggu lagi" ungkap Kuroo yang langsung di catat oleh kepala pelayan.
"Kalau begitu, sisanya ku serahkan padamu" ujar Kuroo.
"Baik pangeran, akan saya sampaikan pada penjahit kerajaan tentang pembuatan baju" ujar kepala pelayan.
"Bagus"
"Ah, juga pangeran...silahkan mengompres luka pangeran, sudah di sediakan" ujar sang kepala pelayan.
"Baik, terima kasih lagi" kata Kuroo, dan berjalan masih dengan Kenma di gendongannya.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Prince With A Little Villager - Kuroken
AcakBukan soal kasta dan kedudukan. Kisah mereka bagaikan dongeng. Hal paling umum yang di ceritakan. Seorang warga desa dan seorang pangeran jatuh cinta. Akankah mereka berakhir hidup bahagia untuk selama lamanya seperti yang ada pada dongeng? Warn!! B...