12. Letter

325 52 7
                                    

Kenma berjalan ke arah balkon yang ada di kamarnya. Entahlah, ia tak tau ingin melakukan apa. Perkerjaan memetik apelnya sekarang di kelola kerajaan, itupun Kuroo yang terus memohon mohon kepadanya.

Kenma menopang dagunya menikmati hembusan angin yang melewatinya.

Sebuah anak panah melesat tepat di sampingnya. Di yakini jika memang pada dasarnya anak panah itu berbelok sekitar 1 sentimeter saja sudah bisa menggores pipinya.

Jantungnya berdegup dengan kencang karena peeistiwa yang baru saja ia dapati. Kenma menoleh ke arah anak panah yang tertancap tajam di tembok.

Kenma berjalan dengan ragu, lalu melihat anak panah itu. Sebuah kertas yang dililit tali ke sebuah anak panah terlihat. Lagi lagi dengan keraguan, Kenma mengambil surat itu.

Mata Kenma membulat saat membaca isi surat itu. Sebuah surat yang memintanya bersiap siap. Sebuah pesta akan di adakan.

Kenma sedikit berlari ke ujung balkon untuk melihat siapa pengirim surat itu. Namun nihil, tak ada siapapun di sana. Mungkin orang itu sudah pergi.

Jantung Kenma masih belum berdetak dengan normal. Anak panah itu melesat begitu kencang tepat di sebelahnya. Apa itu tak terlalu menakutkan?

Kenma menyembunyikam wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Di saat yang sama, Kuroo memasuki kamar Kenma. Kuroo tau ia sudah di beritahu untuk mengetuk terlebih dahulu. Ia sudah melakukannya, hanya saja tak ada jawaban satupun dari Kenma.

Kuroo meneliti satu persatu sudut yang ada di kamar Kenma itu. Mencari sang pemilik kamar sementara ini. Senyum terukir di wajahnya saat melihat Kenma berdiri di balkon.

Kuroo menghampiri Kenma, namun senyum di wajahnya luntur saat melihat Kenma yang entah merasa gelisah atau semacamnya.

"Ada apa?" Tanya Kuroo sambil memegang pundak Kenma.

"Kenapa kau tidak mengetuk?"

"Sudah ku lakukan, namun kau tak mendengarnya"

"Oh...maaf"

"Ada apa? Jangan alihkan pembicaraan" ungkap Kuroo.

Kenma tanpa sepatah kata apapun memberi kertas yang sedari tadi ia genggam ke Kuroo. Kuroo hanya menerima kertas itu bingung. Saat ia membaca pesan yang ada di sana, ia sungguh terkejut. Pantas saja Kenma merasa bingung atau gelisah.

Kuroo bingung, namun ia juga kesal. Ia meremas kertas itu, walau tak ia buang.

"Siapa yang mengirimkannya?" Tanya Kuroo.

"Entah, ada anak panah melesat tepat di sebelahku, lalu di anak panah itu terdapat ini" jelas Kenma.

Kuroo diam sejenak. Ia melihat ke anak panah yang tertancap di tembok. Ah sialan, ia semakin takut jika seperti ini.

"Tolong, ku mohon sekali lagi, tolong jaga dirimu" kata Kuroo sambil memegang kedua pipi Kenma.

"Aku akan" jawab Kenma.

"Sebaiknya kau masuk, aku tak ingin sesuatu terjadi padamu, mengerti?" Tanya Kuroo yang di angguki Kenma.
.
.
.

"Tetsuro kendalikan dirimu" ungkap Eveline.

"Aku tau aku tau, tapi ini..."

Eveline hanya menatap Kuroo yang berjalan kesana kemari dengan gelisah. Lihat, seorang Kuroo Tetsuro jika sudah menyangkut orang yang ia sayangi, maka ia akan linglung seperti ini.

"Pasti ia yang mengirimkan itu, entah lewat pengawal atau dirinya sendiri" ungkap Eveline.

"Itu pasti dia, siapa yang akan mengirimkan pesan kepada Kenma, seperti, bersiaplah dengan baju terbaikmu, aku akan mengadakan sebuah pesta di minggu ini" lanjut Eveline.

Kuroo duduk di sofa, lalu memegang pelipisnya.

"Aku baru bertemu dengannya sekitar 1 minggu, tapi aku tak menyangka akan seperti ini"

"Hm ya, perjalanan cintamu memliki tikungan tajam yang bisa menembus lambungmu"

"Apa yang harus ku lakukan?"

"Hei, aku tau kau mengkhawatirkan Kenma, tapi fikirkan Tetsuro, kau itu kehilangan kewarasanmu, di mana Tetsuro yang selalu punya rencana dan bersikap tegas?" Tanya Eveline.

"Tetsuro itu di bawa pergi oleh lentera kertas"

"Jangan bercanda, kau mau Kenma di ambil?" Tanya Eveline.

"Tentunya tidak!!!"

"Jangan jadi pengecut seperti itu, kau bukan Tetsuro yang ku kenal"

"Sudah ku bilang Tetsuro yang itu terbawa terbang lentera kertas"

"Hahaha ya, cepat fikirkan keputusanmu!" Kata Eveline lalu pergi keluar ruangan.

Kuroo berfikir. Entah apa yang akan ia lakukan. Satu yang pasti ia lakukan adalah menambah pengamanan pada kerajaan. Apalagi yang paling ia takutkan adalah Kenma, takut sesuatu terjadi padanya.

Kuroo bangkit dari duduknya dan berlari ke tempat dimana ayahnya berada. Ia ingin berbicara soal pengamanan kerajaan.
.
.
.

Kenma keluar istana secara diam diam saat malam. Pergi menunggangi kudanya, dan pergi ke suatu tempat.

Ia tau bahwa Kuroo menginginkan dirinya untuk berjaga jaga, namun...ia juga perlu menenangkan diri bukan??

Kenma pergi ke bukit saat itu. Bukit dimana Kuroo menunjukkan hampir seluruh kerajaan.

Saat tiba disana, Kenma sedikit terkejut melihat Kuroo yang terduduk sambil melihat lurus ke arah pemandangan di hadapannya.

Kenma mengikat kudanya, lalu berjalan ke arah Kuroo dan duduk di sebelahnya. Sama terkejutnya dengan Kenma, Kuroo tak menyangka Kenma akan berada di sini.

"Ku kira kau tertidur"

"Dengan dua orang pengawal yang selalu beradu argumen tentang satu sama lain, yang entah mengapa berjaga di depan pintu kamarku...kau kira aku bisa tidur?" Tanya Kenma.

"Hahaha ya...mereka...tapi terkadang mereka pemandangan yang menghibur" ujar Kuroo yang di angguki Kenma.

"Lalu...bagaimana caramu melarikan diri?"

"Ya...aku melihat mereka sedikit menjauh dari pintu, lalu lptanpa suara melangkah dengan cepat meninggalkan kamar" ujar Kenma.

"Kucing cerdik" kata Kuroo sambil mengusak surai Kenma.

Keduanya terdiam dan terpaku pada pemandangan yang mereka lihat. Entah, sibuk dengan fikiran masing masing hingga Kenma memutus keheningan itu.

"Aku tau kenapa kau disini" ujar Kenma.

"Bimbang dengan apa yang kau hadapi huh? Aku juga" ujar Kenma.

"Tapi dengar, semenjak kehadiran pangeran itu, kau selalu berkata padaku untuk menjaga diriku atau kau akan selalu menjagaku"

"Tapi fikirkan, ini logika nya, jika kau menjagaku dan tak mempedulikan dirimu, lalu bagaimana kau akan menjagaku saat dirimu terluka? Kau harus ingat itu" jelas Kenma.

"Singkatnya, kau harus mempedulikan keselamatanmu juga" ujar Kenma.

Kuroo hanya diam. Ia mungkin sedikit tak memperhatikan keselamatannya. Asal Kenma selamat, itu sudah cukup baginya.

"Aku tau apa yang ada di fikiranmu, jika aku selamat, sudah cukup bukan? Tapi jika hanya aku yang selamat, bagaimana dengan dirimu? Aku tak mau kehilanganmu" ujar Kenma.

Kuroo menatap ke arah Kenma yang menunduk. Memperhatikan Kenma dengan surainya yang tertiup angin malam yang berhembus.

Dengan cepat mendekap Kenma kedalam pelukannya. Sialan...kenapa konflik yang ia hadapi begitu berat??

To Be Continued
.
.
.
.
.

Heiii

Gue ngilang berapa lama di cerita ini gatau. Hhhh sorry sorryy!! Gue lagi bikin chapt KuroKen tanpa konflik di book sebelah. Bukannya gaada konflik, emang lagi bahagia banget mereka.

Jadiii yaudah deh yaaaa see youu

A Prince With A Little Villager - KurokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang