Bab 1

77.7K 1.5K 13
                                    

                                                            Bab 1

 

            “Kamu gimana kabarnya, Zel?”

                “Baik. Ly. Aku harap kamu juga begitu,”

                Early tersenyum sambil mengangkat Amel yang kini menggelayut manja di gendongannya. “Masuk, yuk?”

                Hazel mengangguk. Pilihannya untuk datang ke rumah Oom Harun dan Tante Erina diambilnya setelah meyakini jika rumah mungil itu bisa jadi tempat yang cocok untuk bersembunyi sekaligus menenangkan diri. Jakarta apalagi Lembang kini jadi dua tempat menakutkan baginya.

                Dia belum tahu tentang keputusan apalagi yang akan diambil. Harapannya, dengan pikiran tenang, keputusan terbaik akan didapatkan.

                Semoga Marvin bisa menerima kepergiannya yang begitu mendadak.

                Rumah terasa sejuk oleh pendingin udara yang diletakkan di salah satu sudut ruang tamu.

                “Bundaa, Amel mau duduk dipangku Tante Zel,” rengek Amel setelah Hazel menghadiahi sebuah boneka Barbie untuknya. Dalam waktu terdesak sebelum memutuskan ke Bandung, Hazel masih menyempatkan membeli oleh-oleh untuk Amel.

                “Sama Bunda aja ya? Tante Zel masih capek,”

                “Nggak pa-pa kok. Sini Amel sama Tante,” Hazel meletakkan tubuh Amel di pangkuan, Berhati-hati, jangan sampai Amel menekan makhluk mungil yang masih sangat lemah di dalam perutnya.

                Diusap-usapnya rambut Amel yang duduk tenang di pangkuannya.

                “Bentar ya. Aku ambil es krim dulu.”

                                                                        ***

“Mau es krim?” Early meletakkan dua wadah es krim rasa durian dan vanilla di atas meja.

“Boleh. Makasih, Ly,” jawab Hazel sambil menggeser duduknya.

“Bun, Amel mau juga,” Amelia yang tadinya duduk di pangkuan Hazel melompat ke pangkuan sang bunda dan bermaksud mencungkil es krim dengan telunjuknya.

“Sayang, makannya pakai sendok dong. Kamu sama Bunda aja ya. Es krim yang rasa duren.”

“Mau es klim dulen,” Amelia langsung membuka mulutnya minta disuapi.

Hazel tertawa melihat tingkah polah anak sepupunya itu. Dia pun ingin ikut menyuapi Amel, “Amel mau Tante suapin juga?”

“Mauuu,”

“Anakku antusias banget sama kedatangan kamu ya, Zel.” Early tersenyum. “Hmm, gimana nggak? Rajin disogok Barbie sih,”

 Sewaktu ulangtahun pertama Amelia, Hazel menyempatkan datang dan memberikan kado boneka Barbie beserta rumah-rumahannya. Di ulangtahun ke-dua, lagi-lagi Hazel mengirimkan kado bertema sama, tapi dengan jenis pakaian yang berbeda. Sampai ketika dia datang sekarang pun, dia tidak lupa membelikan Amelia mainan yang disukainya. Malah kata Early, putri satu-satunya ini jadi terobsesi setiap melihat Barbie di toko mainan.

“Aku gemes banget sama Amel makanya aku pengen ngasih hadiah terus ke dia,” Hazel mengecup dan mencubit pipi Amel yang duduk di antara dia dan Early.

Hazel's Wedding Story (Second Impression) SUDAH DIBUKUKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang