16. Petunjuk 2?

16 6 0
                                    

Awalnya tak percaya jika saat ini Alena banyak sekali kehilangan darah namun untungnya masih ada stok darah yang cocok dengan Alena. Hari semakin malam suasana rumah sakit berubah begitu saja Arka mencoba membangunkan Doni dan Atuy untuk memakan nasi yang ia beli di pinggir jalan tak ada reaksi Doni dan Atuy tetap saja mendengkur dan membuka mulutnya lebar,itu sangat menggangu telinga Arka,tak lama mereka pun terbangun sebab Arka memutar bunyi mobil damkar yang bisa didengar oleh mereka saja.

Kaget itu pasti apalagi melihat wajah Arka yang seperti tak ada dosa. Kresek putih itu ia beri ke Atuy dan Doni agar mereka bisa makan malam mereka bingung ini hanya ada 3 bungkus makanan kenapa bi Darmi tak dibelikan oleh Arka? Dan ternyata Arka tak makan malam karena tak nafsu saat melihat darah Alena di rumah besarnya itu.

Perlahan Arka membangunkan bi Darmi dan terbangunlah beliau mereka ber 3 mulai memakan nasi bungkus itu.

Melamun saja tak ada tatapan berarah ia rasakan saat ini entah sampai kapan Alena membuka mata dan bisa bermain lagi dengannya. Arka pun menyuruh Bi Darmi dan Doni beserta Atuy untuk pulang awalnya mereka menolak tetapi dengan tegas Arka meminta mereka pulang pasti orang tua Doni dan Atuy sangat khawatir begitupun dengan bi Darmi agar segera membersihkan darah Alena Yanga da di rumah.

Membuka pintu sudah terdengar bunyi alat-alat yang terpasang di badan Alena saat ini. Sudah sakit mental sekarang ditambah sakit fisik mungkin saja Arka tak sanggup menampung dua-duanya.
Duduk di sofa panjang Arka mulai lelah dan letih perlahan matanya mulai tertutup dan tertidur dengan lelap.

"Abanghh" Nasal yang terpasang dihidung Alena mulai bergerak karena adanya gerakan dari mulut Alena.
Arka tak mendengar apapun saat Alena memanggil namanya ia benar-benar letih saat ini.

Tak ada lagi suara yang keluar dari Alena lagi ia tetap menutup mata dan masih terdengar suara-suara alat yang membantu Alena itu.

Keesokannya Arka menarik kursi agar bersebelahan dengan Alena dengan suka cita Arka menceritakan kejadian lucu antara mereka berdua saat masih kecil mulai dari hujan-hujan,lempar bantal di kamar,berenang,dan lainnya. Terus saja dia mengajak Alena berbicara agar mendengar suara Arka yang bercerita. Tak tahu mengapa air mata Alena menetes begitu saja tanpa ada gerakan ataupun omongan Arka yang melihat itu hanya bisa tersenyum pahit dan tak lagi berbicara.

Ponsel panjang bermerek terkenal itu menampilkan pop up nama 'Dodol' yaitu Doni yang sedang menelepon Arka, Doni bertanya apakah ia akan bersekolah atau tidak dan jawaban Arka tidak yang artinya ia akan di rumah sakit menunggu Alena, Doni tahu itu akan terjadi dan tanpa disuruh Doni dan Atuy telah membuat surat izin untuk Arka untuk 2 hari kedepan.

Bi Darmi yang datang membawa beberapa tas yang berisi baju Alena dan Arka tak hanya membawa tas besar beliau pun membawa bekal sarapan pagi untuk Arka. Nafsu makan yang tak ada kotak yang berisi makanan kesukaannya pun ia biarkan saja, menatap Alena nanar dan hanya bisa memandangi adeknya yang cantik itu tanpa sekata pun.

Lama sudah mereka tak ada yang mengangkat suara, Arka melihat Bi Darmi menunaikan sholat Sunnah pada waktu pagi menjelang siang ini ia pun mendekati Bi Darmi dan menanyakan tentang sang Ayah.

"Bi,udah selesai?" Tanya Arka sambil duduk dihadapan bi Darmi.

"Udah den,den Arka makan ya? Ntar keburu dingin atuh" jawab Bi Darmi yang khawatir dengan Arka yang tak makan dari semalam.

"Bi.. ayah gimana?" Arka tak menggerubis ucapan bi Darmi,bukannya tak menghiraukan ia hanya saja malas membahas sarapan pagi ini.

"Ayah den Arka lagi kerja dan kemarin saat bi Darmi pulang,bi Darmi lihat ada seorang gadis den.."

"Siapa?"

"Aduh Bi Darmi kurang tahu atuh"

"Bi... Titip Alena ya Arka mau pulang bentar" Arka berdiri dan meninggalkan Bi Darmi yang menjaga Alena.

4U [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang